Sakit Perut? Jangan Anggap Enteng!

01:58 Posted In , , , , Edit This
Sakit Perut? Jangan Anggap Enteng!

Anda tentu akan panik bila melihat Si Kecil tiba-tiba menangis menahan sakit sambil memegangi perutnya. Belum lagi, bila ia juga tak mau makan bahkan muntah-muntah.

Ya, sakit perut memang penyakit umum dan bisa diderita siapa saja. Biasanya, sakit perut juga memiliki penyebab tidak fatal. Masuk angin, salah makan, intoleransi susu, atau terlambat makan merupakan penyebab umum sakit perut yang kerap terjadi.

Namun, sakit perut juga bisa menjadi pertanda sakit serius, lho! Seperti usus buntu, kolik, atau infeksi saluran kemih. Jadi, penting bagi para orangtua agar lebih peka mengenali gejala sakit perut, sehingga bisa tepat menanganinya sebelum menjadi hal yang fatal!

Akan tetapi, memberikan pertolongan pertama pada kasus sakit perut anak juga tak bisa sembarangan. Tetap dibutuhkan observasi dan petunjuk dari gejala lain yang menyertainya.

Spesialis anak dari Rumah Sakit Ibu dan Anak Hermina Jatinegara, Jakarta, dr. Nia Niasari, Sp.A menerangkan, sakit perut bisa dikenali dari gejala penyerta, usia anak, sampai gejala sakit perutnya itu sendiri.

Sakit perut, papar Nia, berdasarkan penyebabnya dapat diklasifikasikan ke dalam tiga golongan, yaitu organik, disfungsional, dan psikogenik. Masing-masing klasifikasi ini memiliki ciri sakit perut yang berbeda.

Organik

Sakit perut organik adalah nyeri yang diakibatkan gangguan organ, baik di luar maupun di dalam organ pen­cernaan. Gangguan ini bisa berupa ulkus atau luka pada organ se­perti lambung, usus kecil, usus besar, gangguan di hati, ginjal, kandung kemih, atau pankreas.

Pada beberapa kasus, sakit perut organik disertai demam tinggi dan hilang nafsu makan. Misalnya, infeksi pada usus halus lalu menyebar ke selaput usus, hingga mengenai selaput yang menempel di dinding perut. Pada area ini terdapat banyak syaraf, sehingga timbul nyeri.

Nyeri yang diakibatkan gangguan organik bersifat terlokalisasi. Biasanya, anak yang lebih besar bisa menunjukkan di mana letak sakitnya. Pada anak yang lebih kecil sakit perut organik terkadang menyebabkan ia terbangun tiba-tiba di malam hari.

Kebanyakan sakit perut organik menimbulkan sakit teramat sangat, sehingga anak akan menangis dan rewel. Sakit perut tipe organik umumnya timbul secara tiba-tiba, dapat disertai muntah, diare, konstipasi, perdarahan dari pencernaan, berkemih tak lancar, atau terasa nyeri, air kencing keruh, volume kencing berkurang, dan lainnya.

Bisa juga disebabkan luka atau ulkus di lambung, terjadi infeksi bakteri, virus (rotavirus), atau parasit di usus kecil maupun usus besar. Kasus sakit perut organik juga bisa dipicu radang pada pankreas. Meski jarang terjadi, sakit perut akibat radang pankreas tetap bisa dikenali.

Umumnya nyeri dirasakan amat sangat dan berulang cukup sering. Namun, pemberian obat untuk meredakan sakit perut akibat infeksi pankreas terkadang tak menunjukkan perkembangan, tapi memerlukan perawatan di rumah sakit. Setelah dilakukan pemeriksaan darah, baru bisa diketahui.

Waspada Usus Buntu!

Infeksi hati juga bisa menyebabkan sakit perut. Tapi, rasa sakitnya dirasakan di perut bagian atas dan disertai mual. Juga disertai gejala lain, misalnya mengalami sakit kuning (kadar bilirubin darah meningkat). Bila dilakukan pemeriksaan lebih lanjut, akan teraba adanya pembekakan hati.

Sakit perut organik juga bisa disebabkan infeksi saluran kemih. Rasa sakitnya terasa di sekitar pinggang kanan atau kiri, dapat juga di perut kanan bawah seperti usus buntu. Ini dikarenakan posisi saluran kandung kemih berdekatan dengan usus buntu.

Khusus sakit perut akibat usus buntu, tidak tipikal terasa di perut kanan bawah, seperti seharusnya.Terkadang sakit perut dirasakan di area pusar atau tengah perut disertai demam berhari-hari.

Jika peradangan masih di dalam usus buntu, nyerinya tak akan terlokalisasi. Biasanya hanya menimbulkan ketidaknyamanan di tengah perut. Sedangkan bila peradangan sudah ke luar dinding organ usus buntu (mencapai selaput peritoneum parietal), baru akan menyebabkan sakit di perut kanan bawah.

Inilah mengapa usus buntu terkadang dianggap sakit perut biasa, karena sebab yang lain. Untuk kasus usus buntu, Nia mengingatkan, agar para orangtua tak terlambat mengenali gejalanya. Jika terlambat, usus buntu bisa pecah dan menyebarkan infeksi ke organ pencernaan lain, hingga bisa menyebabkan kematian.

Untuk menegakkan diagnosa perlu dilakukan USG (ultrasonografi), rontgen foto abdomen, dan tes laboratorium dengan sampel urin. Sakit perut organik pada kasus tertentu juga bisa disebabkan penyakit lain, seperti pneumonia (radang paru). Menurut Nia, ini karena saluran nafas dan organ di perut tersambung pada syaraf yang sama, sehingga bisa menyebabkan sakit perut.

Disfungsional
Sakit perut disfungsional bisa disebabkan berbagai variasi fisiolog (kinerja organ pencernaan) yang normal. Misalnya, intoleransi laktosa dan konstipasi (sembelit). Pada kasus intoleransi laktosa, organ tak bisa mencerna karbohidrat susu (laktosa) sehingga terjadi diare.

Sedangkan pada konstipasi, usus besar yang dipenuhi kotoran, teregang hingga menstimulasi syaraf di sekelilingnya. Ini menyebabkan syaraf mengirim sinyal dan menyebabkan sakit perut.

Pada kasus lain seperti kolik bisa disebabkan usus halus atau usus besar terpelintir. Biasanya didahului gangguan pencernaan lain, seperti konstipasi. Atau disebabkan sumbatan, misalnya pada saluran ginjal ke kandung kemih.

Sakit perut tipe disfungsi biasanya berlangsung kurang dari satu jam. Rasa sakitnya hilang timbul dan tak disertai gejala lain seperti demam atau muntah.

Sakit perut bisa timbul mendadak, misalnya di area perut atau perut bawah. Namun, pemeriksaan fisik dan laboratorium justru akan didapatkan hasil yang normal.

Psikogenik
Sakit perut juga bisa disebabkan kondisi psikis yang tertekan. Misalnya, pada anak tipe yang mudah stres atau cemas atau anak yang selalu ingin tampil sempurna. “Sakit perut psikogenik ini bukan merupakan kasus klinis, tapi lebih ke psikologis,” ujar Nia.

Sakit perut psikogenik bisa timbul berulang di saat tertentu ketika anak akan beraktivitas. Tanpa disertai gejala lain seperti diare, konstipasi, mual, muntah, atau hilang nafsu makan. Juga tak diakibatkan konsumsi makanan tertentu.

Hanya, gejalanya berulang pada situasi psikis anak sedang terganggu, misalnya saat akan berangkat sekolah atau akan menghadapi ujian. Sakit perutnya berulang, tapi jika penyebabnya sudah bisa dilewati atau relatif tenang, akan hilang sendiri.

Beda Usia, Beda Dugaan
Membedakan sakit perut juga bisa dilakukan berdasarkan usia, sesuai hasil riset medis yang melihat pola sakit perut kebanyakan orang. Pada anak usia di bawah 4 tahun atau di atas 15 tahun, sakit perut sebagian besar disebabkan faktor organik. Waspadai macam-macam infeksi maupun riwayat ulkus (luka lambung) pada keluarga. Ingat, yang paling penting waspadai gejala usus buntu!

Pada anak usia di atas 5 tahun hingga 14 tahun, sakit perut biasa disebabkan faktor disfungsional. Waspadai pola makan anak atau konsumsi susunya. Bila ditengarai ada riwayat alergi dalam keluarga atau frekuensi buang air besar berkurang, segera konsultasikan ke dokter anak.

Sulit Identifikasi
Sayangnya, pada anak balita terkadang sulit menunjukkan letak pasti asal sakit perut. Nia menegaskan, pada dasarnya dokter punya metode untuk mengetahui penyebab sakit perut pada anak balita.

Tak sekadar lewat pemeriksaan fisik, tapi juga lewat wawancara mendalam kepada orang terdekat sang bayi, seperti ibu atau pengasuhnya, seputar sakit perutnya hingga pola makannya.

Apakah sakit perutnya berulang? Apakah sakit perutnya terjadi seusai mengonsumsi sesuatu? Bagaimana buang air besar anak akhir-akhir ini? Apakah ada demam? Selanjutnya, baru dilakukan pemeriksaan pada perut.

Bila anak belum bisa bicara, dokter akan melihat tanda-tanda di raut wajahnya saat pemeriksaan. Ketika dirasakan nyeri, tentu akan timbul reaksi. Misalnya, saat diraba di area tubuh tertentu, mimik wajah anak akan meringis, menangis, atau tegang menahan sakit.

Jika sakit perut disertai demam, artinya tubuh anak bereaksi terhadap kuman yang masuk ke dalam tubuh. Kemungkinan sudah ada proses inflamasi akibat infeksi kuman. Bila sakit perut dirasakan seusai anak makan pedas atau asam, kemungkinan sakit perut disebabkan asam lambung meningkat.

Bila sakit perut setiap kali seusai mengonsumsi susu, bisa jadi ini disebabkan intoleransi laktosa, sehingga susunya perlu diganti yang bebas laktosa. Bila anak sudah lama tak buang air besar, dokter akan memberi obat pencahar. Semua pengobatan terhadap sakit perut memang amat spesifik, sesuai kasus dan gejala yang menyertainya.

Laili Damayanti

Reference : web tabloid nova

INDAH FASHION
MATERNITY/BIG SIZE& BREASTFEEDING CLOTHES/UNDERWEAR ,
BABY UNTIL 5 YEARS BRANDED (CUBITUS,ETC) CLOTHES
DRESS,WOMAN JEANS PANTS, BUY 1 BRANDED WOMAN&MAN BIG DISCOUNT (GUESS,ETC). NEW&REASONABLE.

Author Book Bunda Tahan Banting Tips Jadi Ibu Rumah Tangga Penting & jago berbisnis.
Web, http://indahfashion.blogspot.com
e-mail : sweetye_indah@yahoo.com
http://indahlifestyle-healthy.blogspot.com
http://indahmoney.blogspot.com
info pengobatan tradisional, http://indaherbal.blogspot.com
http://indahcareer.blogspot.com

fashion branded, http://butikbranded.com

Quick Response YM, cs_butikbranded@yahoo.com

(Buy 1 bag,wallet branded price ok+big disc. Reseller super big disc)


Fan FB, IndahFashion

http://www.facebook.com/pages/IndahFashion/197840196897307
https://twitter.com/Indahfashion


Custom Search

PUT INDAH FASHION BANNER

FEED BURNER

growurl

GrowUrl.com - growing your website