MASIH DISUSUI DI ATAS 2 TAHUN

00:32 Posted In , Edit This
MASIH DISUSUI DI ATAS 2 TAHUN

Oleh Lembaga Kesehatan Dunia, anak batita dianjurkan untuk tetap mengonsumsi ASI. Namun di balik itu ada keraguan mengenai pantas atau tidak anak di atas 2 tahun masih menetek pada ibunya. Betulkah ia akan kehilangan kesempatan untuk belajar mandiri?

Sebagian ibu tetap menyusui meski umur anaknya sudah di atas 2 tahun. Salah satu alasannya, pemberian ASI membuat ibu dan si kecil bahagia. WHO dan UNICEF pun menganjurkan ibu untuk menyusui anaknya hingga berusia 2 tahun atau lebih. Tentu saja, sejak menginjak usia 6 bulan, anak harus mendapat makanan pendamping ASI karena kebutuhan nutrisinya semakin besar dan tidak mungkin tercukupi oleh ASI saja. Namun begitu, ASI tetaplah merupakan sumber nutrisi yang sama baiknya dengan masa 6 bulan pertama karena masih mengandung protein, lemak, vitamin, mineral, dan faktor imunologi.

Jack Newman, M.D., FRCPC, penulis buku Dr. Jack Newman's Guide to Breastfeeding, The Ultimate Breasfeeding Book of Answers in the United States, dalam situs naturalfamilyonline.com mengatakan, beberapa faktor imunologi pada ASI bahkan menjadi lebih banyak jumlahnya di tahun kedua daripada di tahun pertama. Pengamatannya pada beberapa day care menyimpulkan, anak-anak yang masih mendapat ASI lebih jarang sakit daripada anak-anak yang tidak mendapat ASI. Ini berarti ibu yang tetap memberikan ASI justru kehilangan lebih sedikit waktu bekerja daripada ibu-ibu lain yang harus bolak-balik mengantar anak ke dokter dan merawatnya karena lebih sering sakit.

Namun begitu, bukan berarti menyusui batita tak lepas dari problema. Terutama ketika ibu harus berhadapan dengan lingkungan sosial yang lebih besar dan tuntutan terhadap anak untuk kelihatan mandiri, termasuk dalam urusan minum susu. Mengenai kemandirian ini sudah banyak pertanyaan yang dilontarkan terhadap anjuran memberikan ASI hingga usia 2 tahun atau lebih. Antara lain dijawab oleh Newman, "Anak yang menyusu sampai ia memutuskan sendiri untuk berhenti (biasanya di usia 2 sampai 4 tahun) justru pada umumnya lebih mandiri, dan barangkali yang lebih penting, ia merasa lebih aman dalam keman-diriannya. Ia sudah mendapatkan rasa nyaman dan aman dari tetek ibunya sampai ia sendiri siap memutuskan untuk berhenti. Ketika memutuskan berhenti, ia tahu dirinya sudah melakukan pencapaian dan maju selangkah. Hal itu merupakan tonggak keberhasilan dalam hidupnya."

Nah, apa lagi masalah seputar menyusui anak batita dan bagaimana menyiasatinya? Risa Kolopaking, M.Psi. dari Rumah Sakit Hermina Bekasi, menjawabnya untuk Anda.

SEBENARNYA APAKAH FUNGSI ASI BAGI ANAK DI ATAS DUA TAHUN?

ASI sendiri memiliki dua fungsi penting untuk anak. Pertama, fungsi nutrisi dan kedua, fungsi psikologis. Pemberian ASI akan menguatkan hubungan ibu dan anak. ASI wajib diberikan hingga anak berusia 6 bulan. Selanjutnya, diberikan bersamaan dengan makanan padat secara bertahap. Menyusui sampai di atas 2 tahun lebih karena pertimbangan psikologis ketimbang nutrisi. Dengan menyusu, anak menda-patkan perasaan aman dan dicintai. Yang harus diingat, jalinan perhatian dan kasih sayang dari ibu tidak harus melulu lewat pemberian ASI, tapi juga lewat aktivitas dan tindakan lainnya.

APA YANG AKAN TERJADI JIKA ANAK MASIH MENYUSU ASI DI ATAS DUA TAHUN?

Bagi ibu, gigi anak yang sudah banyak tumbuh, berpotensi melukai puting susunya. Ibu-ibu yang masih menyusui anaknya di atas dua tahun pasti sering mengalaminya. Pemberian ASI yang terlalu berlarut-larut juga bisa menimbulkan keter-gantungan emosional kurang sehat antara ibu dan anak jika tanpa diimbangi aktivitas lain yang bisa menjalin keakraban orangtua-anak. Sama halnya jika anak dibiarkan mencari rasa aman dengan caranya sendiri seperti mengisap jempol, menggigit kuku, memilin rambut, dan sebagainya.

Dampak sosialnya juga ada. Jika anak masih menyusu padahal dia sudah memasuki usia sekolah, bisa dilukiskan bagaimana komentar teman-temannya?

BAGAIMANA CARA MENYAPIH ANAK DI ATAS 2 TAHUN?

Ibulah yang sebenarnya paling tahu bagaimana cara menyapih anaknya dengan baik. Salah satunya dengan mengurangi pemberian ASI secara bertahap. Misal, bulan ini anak menyusu cukup lima kali sehari. Bulan berikutnya dikurangi menjadi empat kali sehari, lalu kurangi lagi menjadi tiga kali, dan seterusnya sampai anak berhenti sama sekali minum ASI. Waktu pengurangan disesuaikan dengan kondisi ibu dan kesiapan anak. Cara ini cukup efektif dan aman. Produksi ASI juga dengan sendirinya akan berkurang, bahkan menghilang sama sekali. Pengeluaran ASI tergantung pa-da rangsangan isapan yang didapat. Semakin jarang diisap maka semakin sedikit ASI yang diproduksi.

Hindari cara-cara keras yang bisa membuat anak trauma. Contoh, mengoleskan ramuan pahit agar anak tak lagi menyentuh ASI. Tindakan me-nutupi puting susu juga sama buruknya. Anak justru akan merasa dirinya ditolak. Juga merasa dirinya tidak disayangi lagi.

Yang sebaiknya dilakukan, berikan penjelasan tepat dan mudah dipahami, mengapa anak harus berhenti minum ASI. Um-pamanya, karena anak sudah besar, sudah pintar makan nasi, buah, sayur, dan sebagainya.

APA HAMBATAN MENYAPIH DARI SISI IBU?

Dari sisi ibu, masalah utama ada pada kondisi psikologis. Banyak ibu yang merasa tidak tega saat harus menyapih anak-nya. Terlebih, jika sudah mem-berikan air susunya selama lebih dari dua tahun. Suatu masa yang tidak pendek untuk memutuskan jalinan kasih

sayang. Apalagi, ibu juga merasa sebagai sebuah sosok yang sangat dibutuhkan anaknya. Dia bisa melihat betapa anaknya senang dan ceria begitu diberi ASI. Ibu juga tidak mau melihat anaknya sedih dan marah saat tidak diberi ASI.

Terlebih, jika ibu tidak berkarier di luar rumah. Seringnya kontak dengan anak membuat ibu sulit menolak permintaannya, termasuk meminta ASI. Bedakan dengan wanita karier, yang produksi ASI-nya otomatis akan berkurang karena sibuk bekerja. Hambatan di atas terjadi juga pada ibu yang hendak menyapih secara bertahap saat anak berusia 1,5 tahun.

Untuk mengatasinya, ibu harus bersikap lembut tetapi tegas dan konsisten. Jangan merasa ada perasaan bersalah karena hendak menyetop ASI. Tapi, hindarkan pula sikap terpaksa kala memberikan ASI. Lakukan penyapihan secara bertahap.

BAGAIMANA JIKA DILIHAT DARI SISI ANAK?

Menyapih di atas dua tahun tentu lebih sulit ketimbang di bawah usia itu. Di usia 1-2 tahun, anak masih mudah diajak bekerja sama. Sikap egosentris dan individualisnya belum terlalu besar. Kemampuan memorinya juga belum berkembang dengan baik, sehingga anak tidak terlalu menyimpan pengalaman indah dirinya dicintai dan disayangi saat menyusui.

Di atas dua tahun, orangtua memang harus berupaya ekstra melakukan penyapihan karena anak sudah mulai bersikap egonsentris. Apa-apa yang dimintanya harus dipenuhi. Apalagi, jika sesuatu yang dimintanya identik dengan kasih sayang. Jika ditolak, anak akan melampiaskannya dengan temper tantrum, sikap yang membuat orangtua langsung menyerah.

Untuk mengatasinya, lakukan aktivitas yang menyenang-kan antara ibu dan anak. Dengan demikian, anak akan tahu, meski tidak menyusu ASI, anak masih dicintai, disayangi, dan diperhatikan. Rajinlah berkomunikasi dengan si kecil. Luangkan juga waktu untuk bermain, mendongeng, atau mengajaknya jalan-jalan. Berikanlah reward berupa pelukan, ciuman, atau dekapan saat anak melakukan perilaku positif. Hal lain yang perlu diperhatikan, jangan sekali-kali menawarkan ASI, atau memberikan ASI sebagai jurus ampuh saat anak rewel, terjatuh, atau menangis.

GANTI MENYUSUI ASI DENGAN AKTIVITAS MENYENANGKAN

Ainul Mardiyah (28), ibunda Janeeta Az-Zahra Simanjuntak (3,5)

"Saya mulai menyapih si kecil di usia 1 tahun 10 bulan. Selama waktu itu, saya berusaha mengurangi pemberian ASI secara bertahap. Caranya, setiap kali dia minta ASI di malam hari, saya langsung menggantinya dengan susu formula dalam botol. Mulanya dia menolak, tapi lama-lama dia mau juga.

Agar dia benar-benar mau berhenti menyusu, saya atau suami selalu mengajaknya bermain sebelum tidur. Setelah kecapekan, dia pun tertidur dan lupa akan rutinitasnya mengisap puting susu sebelum tidur. Memang, di awal-awal masa penyapihan dia melakukan penolakan. Ada saja sikap rewelnya yang membuat kami kesal. Kadang juga minta dikelonin saat meminum susu dari botol. Saya turuti saja. Toh, itu merupakan salah satu bentuk pemberian kasih sayang, pengganti jalinan kasih sayang di kala menyusui. Lambat laun, sikap rewel anak berhenti. Saya pun senang karena berhasil menyapih Zahra tanpa 'kekerasan'. Tidak ada cairan pahit, plester, apalagi penolakan keras."

STOP ASI LEWAT SLOW WEANING

Luluk Lely Soraya Ichwan (32) ibu dari Alyssa Azmi Anantama Ardhya (3,5)

"Sebetulnya proses menyapih saya lakukan ketika Alyssa (putri saya) menginjak 2 tahun. Pertimbangannya, banyak manfaat yang didapat dari menyusui baik secara fisik maupun psikologis. Secara fisik, si kecil tidak mudah sakit. Sedangkan secara psikologis, terjadi ikatan kasih sayang antara ibu dan anak. Menyusui sangat luar biasa.

Jujur saja. Sebelum Alyssa berusia 2 tahun, saya mengalami dilema besar. Itu karena dari beberapa artikel yang ada, termasuk tabloid nakita (kiblat saya dalam membesarkan anak), rata-rata menyarankan anak berhenti menyusu di usia 2 tahun. Akhirnya saya menemukan sebuah sumber situs laktasi dan berkonsultasi dengan mereka. Jawabannya, memang enggak ada keharusan bahwa di usia 2 tahun anak harus stop minum ASI. Akhirnya, saya tetap menyusui Alyssa meski umurnya sudah lebih dari 2 tahun.

Proses penyapihan saya lakukan secara perlahan dan bertahap, atau istilahnya slow weaning. Pertama, saya memberikan penjelasan, 'Nak, Alyssa kan sudah besar. Dah jadi kakak. Nah kalau kakak harusnya dah enggak minum ASI lagi. Jadi mulai sekarang kita belajar untuk enggak minum ASI lagi.' Alyssa pun awalnya menolak seraya mengatakan, 'Tapi Ica maunya disayang Mama. Ica mau minum ASI aja.' Akhirnya, saya coba mengalihkan perhatian Alyssa. Jika sudah ada tanda-tanda Alyssa minta menyusu, saya langsung ajak dia bermain, membaca buku, atau apa saja yang Alyssa suka. Lama-lama di usia 3 tahun Alyssa sudah berhenti sendiri minum ASI. Dialah yang memutuskan, dia mau berhenti minum ASI tanpa harus saya paksa."

Saeful Imam, Heni Wiradimaja. Foto: Iman/nakita

Reference: tabloid-nakita



INDAH FASHION
SALE MATERNITY/BIG SIZE& BREASTFEEDING,

BABY UNTIL 5 YEARS BRANDED (CUBITUS,ETC)
WOMAN DRESS,WOMAN JEANS PANTS NEW&RESONABLE

SHIPPING AROUND THE WORLD
WEB , http://indahfashion.blogspot.com

e-mail:sweetye_indah@yahoo.com

http://indahmoney.blogspot.com


Custom Search

PUT INDAH FASHION BANNER

FEED BURNER

growurl

GrowUrl.com - growing your website