Educating Children With Love and Logic

21:16 Posted In , , , , Edit This
There are two popular educational styles. Helicopter Style and Style Coach Sgt. Both are not good for a child's development.
Style helicopter: watching children too much, think of the child as the king not to "rub" the slightest
Style helicopter: no day without protection, children find it difficult few ... come and help direct parents is not tegaan
Due to a force helicopter if carried over to the big kids: nyogok best school, find work for the kids, camping ditengokin
Usually helicopter parents always argued to provide the best for children. And the best is not realized by buying feeding set, stroller, or the most expensive items
Drill sergeant style: always set, children are not given the opportunity to think because everything is decided parents
Sergeant-style trainer and helicopters may look works well when the child is still small, but it would be problematic in the future
Many parents who adopted two parenting is the name of love. And parenting is not for the short term, should think long-term impact
Children = loan, God entrusted to happiness, pleasure, and our test. So we must take care that in total, not "exported".
Now many parents turn to the task of nurturing others, from babysitter, grandparent, teacher at the school to tutor.
Effective Parenting: Love is not permissive (all fine), tough love to let kids make mistakes and live the consequences
Effective Parenting: love does not tolerate behavior that is not commendable.
If the child is crying because his toy taken away, do not be diverted by giving the other toys because it teaches children to avoid problems
Should children be required to return the captured piece. Our children need to be taught to defend their rights
The big problem now with the child's parents began to age 7 years: irresponsible, spoiled, lazy, and fighting for custody of her little one
If children want to wear clothes that do not fit coherent padannya we always told him to change because we are ashamed of others. Though parenting is never about us.
Child care does not mean protection from all the mistakes in the process of developing. Mistakes are opportunities to learn
The responsibility is not taught but must be the EXAMPLE. If the child requires care of his toys, we demonstrated the clearing of goods or former cook
Responsibility needs a chance. If everything is provided and too easy, when children will have the opportunity to learn responsibility?
Give children choices and limitations of early as possible. The decision making process is a very precious moment
Children should be exemplified some sort of responsibility. To God, self, family, nature, and society
Children who will be responsible for growing self-esteem, more confidence, achievement, self-contained, and understand the consequences
A small example: we can encourage children to choose their own breakfast menu for tomorrow, let them have control
Children learn from what he could see, hear and feel
Three legs good self concept: feel loved around, and feel confident have the ability to control their own lives
Do not take over the children's learning processes such as buttoning clothes, tying his shoes so fast finish
Poor self-esteem later when it was kindergarten or elementary school but could not buttoning his own shirt
Let the kids make a mistake origin harmless, emphasize its strengths, avoid criticizing, and protect
Consult with the child, if the child made a mistake should not be destroyed again esteem
In order to improve our parenting style:
Close AIB child! Do not like to complain or disfigure the child in social media. We do not want it later dijelekkin them to his friends?
Create a priority, whichever comes first, set a target for yourself, and give realistic targets for child
Learning to communicate better, equip yourself, prepare mentally, and always take the time (do not rush)
It takes a village to raise a kid. Spread parenting style that we want to caregivers, grandparents, uncle aunt, and even neighbors
TV did not provide concrete imagination because the TV was no visual and audio. The book gives unlimited imagination

Hopefully useful yes, Mommies :)
 
 sumber website mommiesdaily.com/2011/05/16/mendidik-anak-dengan-cinta-dan-logika/
Seminar Supermom Narasumber Ibu Elly Risman Psikolog Dunia Parenting
 
INDAH FASHION
, http://indahfashion.blogspot.com
e-mail : sweetye_indah@yahoo.com
Vespa clasic.
Maluku Sea Pearl Jewelry With gold,
Only For Vespa Classic &fast ,complete document Quick Response YM, cs_butikbranded@yahoo.com
Author Book Bunda Tahan Banting Tips Jadi Ibu Rumah Tangga Penting & jago berbisnis.
Book Awas Psikopat Forum Dunia Cyber !!
Fan FB, IndahFashion
 

Mendidik Anak Dengan Cinta dan Logika

21:12 Posted In , , , , Edit This
 Ada dua gaya mendidik populer. Gaya Helikopter dan Gaya Sersan Pelatih. Keduanya tidak bagus untuk perkembangan anak.
Gaya helikopter: mengawasi anak terlalu berlebihan, menganggap anak seperti raja yang tidak boleh “disenggol” sedikitpun
Gaya helikopter: tiada hari tanpa perlindungan, anak menemui kesulitan sedikit saja … bantuan langsung datang dan orangtua sangat tidak tegaan
Akibat gaya helikopter jika terbawa sampai anak besar: nyogok sekolah terbaik, mencarikan kerja untuk anak, anak berkemah ditengokin
Biasanya helicopter parents selalu berdalih ingin memberikan yang terbaik untuk anak. Padahal yang terbaik itu bukan diwujudkan dengan  membelikan feeding set, stroller, atau barang-barang termahal
Gaya sersan pelatih: selalu mengatur, anak tidak diberi kesempatan untuk berpikir karena semuanya sudah diputuskan orangtua
Gaya sersan pelatih dan helikopter mungkin terlihat bekerja dengan baik ketika anak masih kecil, tapi akan bermasalah di kemudian hari
Banyak orangtua yang menerapkan dua pola asuh tersebut atas nama cinta. Padahal parenting itu bukan untuk jangka pendek, harus pikirkan dampak jangka panjangnya
Anak = pinjaman, dititipkan Tuhan untuk kebahagiaan, kesenangan, dan juga ujian kita. Jadi harus kita yang mengasuh secara total, bukan “diekspor”.
Sekarang banyak orangtua mengalihkan tugas pengasuhan ke orang lain, dari mulai babysitter, nenek, guru di sekolah sampai guru mengaji.
Pengasuhan yang efektif: cinta yang tidak permisif (semua boleh), cinta yang kuat untuk membiarkan anak berbuat salah dan menjalani konsekuensi
Pengasuhan yang efektif: cinta yang tidak mentolerir tingkah laku yang tidak terpuji.
Kalau anak menangis karena mainan direbut temannya, jangan dialihkan dengan memberi mainan lain karena itu mengajarkan anak untuk menghindari masalah
Sebaiknya anak yang merebut diharuskan untuk mengembalikan mainannya. Anak kita perlu diajarkan untuk mempertahankan haknya
Masalah besar orangtua sekarang dengan anak mulai umur 7 tahun: tidak bertanggung jawab, manja, pemalas, dan melawan karena kecilnya salah asuh
Kalau anak mau memakai baju yang tidak pas padu padannya kita selalu menyuruhnya ganti karena kita malu pada orang lain. Padahal parenting is never about us.
Peduli dengan anak bukan berarti melindungi dari semua kesalahan dalam proses berkembang. Kesalahan adalah kesempatan untuk belajar
Tanggung jawab tidak diajarkan tapi harus di-CONTOH-kan. Kalau mengharuskan anak membereskan mainannya, kita contohkan dengan membereskan barang atau bekas masak sendiri
Tanggung jawab membutuhkan kesempatan. Kalau semuanya disediakan dan terlalu mudah, kapan anak akan mendapat kesempatan untuk belajar tanggung jawab?
Berikan anak pilihan dan batasan dari sedini mungkin. Proses pengambilan keputusan adalah momen yang sangat berharga
Anak harus dicontohkan beberapa macam tanggung jawab. Terhadap Tuhan, diri sendiri, keluarga, alam, dan masyarakat
Anak yang bertanggung jawab akan tumbuh harga dirinya, lebih percaya diri, berprestasi, mandiri, dan mengerti konsekuensi
Contoh kecil: kita dapat mengajak anak untuk memilih sendiri menu sarapannya untuk besok, biarkan mereka memiliki kontrol
Anak belajar dari apa yang dia lihat, dengar, dan rasakan
Tiga kaki konsep diri yang baik: merasa dicintai sekitar, yakin punya kemampuan dan merasa mampu mengontrol hidup sendiri
Jangan mengambil alih proses pembelajaran anak seperti mengancingkan bajunya, menalikan sepatunya supaya cepat selesai
Kasihan harga dirinya nanti ketika sudah TK atau SD tapi belum bisa mengancingkan bajunya sendiri
Biarkan anak melakukan kesalahan asal tidak berbahaya, tekankan kekuatan yang dimilikinya, hindari mengkritik, dan melindungi
Bermusyawarahlah dengan anak, kalau anak melakukan kesalahan jangan dihancurkan lagi harga dirinya
Dalam rangka memperbaiki gaya pengasuhan kita:
Tutup AIB anak! Jangan suka mengeluh atau menjelekkan anak di media sosial. Kita nggak mau kan nanti dijelekkin mereka ke teman-temannya?
Buat prioritas, mana yang didahulukan, tetapkan target untuk diri sendiri, dan berikan target yang realistis untuk anak
Belajar untuk berkomunikasi dengan lebih baik, lengkapi diri, siapkan mental, dan selalu sediakan waktu (jangan tergesa-gesa)
It takes a village to raise a kid. Tularkan gaya pengasuhan yang kita mau ke pengasuh, kakek nenek, om tante, dan bahkan tetangga
TV tidak memberikan imajinasi karena TV itu kongkret ada visual dan audio. Buku memberikan imajinasi tak terbatas

Mudah-mudahan berguna ya, Mommies :)

 sumber website mommiesdaily.com/2011/05/16/mendidik-anak-dengan-cinta-dan-logika/
Seminar Supermom Narasumber Ibu Elly Risman Psikolog Dunia Parenting

INDAH FASHION
, http://indahfashion.blogspot.com
e-mail : sweetye_indah@yahoo.com
Vespa clasic.
Maluku Sea Pearl Jewelry With gold,
Only For Vespa Classic &fast ,complete document Quick Response YM, cs_butikbranded@yahoo.com
Author Book Bunda Tahan Banting Tips Jadi Ibu Rumah Tangga Penting & jago berbisnis.
Book Awas Psikopat Forum Dunia Cyber !!
Fan FB, IndahFashion

Milk teeth

19:43 Posted In , , , Edit This
By: Drg. Martha Mozartha

Parents are often confused, when in fact the first child's milk teeth started to grow. Most people think that newborn babies have no teeth. Whereas at birth, milk tooth crown numbering 20 is almost complete form, and hidden behind the baby's gums and bone.

Baby teeth do not grow at once but gradually through the gums during the first 2 ½ years since the birth. Usually the first time is the fourth growing front teeth two in the upper jaw and two in the lower jaw. Most children have a complete all his teeth at the age of 3 years.

Baby teeth are smaller than permanent teeth in adults. So that permanent teeth can fit occupy space vacated milk teeth have been dated, jaws continue to experience growth. Milk teeth starting at the age of 6-7 years, and the process continues until the age of 12 years. The date of first teeth are incisors (front) up and down, to be replaced by permanent incisors.

Baby teeth are guidance or guidelines for the growth of permanent teeth. So despite its "temporary" and will be replaced by permanent teeth, but must be kept and maintained health. Milk teeth too early date would affect the permanent dentition. Gigi is already before the time and date of the permanent tooth bud is not ready to grow, so that the permanent loss of your teeth. That is one reason there are some people whose teeth crowded, overlapping, or out of the arch.

A child needs a strong and healthy teeth, where the teeth are not only important to chew food but also for the pronunciation of words. Milk teeth were damaged by caries exact cause difficulty chewing a little kid, or even lazy to eat so that ultimately will affect nutritional status. Parents really need to be aware of this because most parents think that if there is caries in primary teeth do not need to be patched because daughters will eventually be replaced by permanent teeth. Whereas infection of the milk teeth can damage the permanent tooth caries growing beneath the roots of milk teeth.
Caries that occurs in most children's milk teeth caused by the use of a bottle containing milk or sugary drinks given to bedtime. When people sleep, saliva production decreases while saliva has many functions one of which is flushing leftover food and take it to the throat to be swallowed. Therefore, the stagnant water on the surface of the milk teeth still attached when the child was asleep and becomes food for bacteria in the mouth, so there was caries.

Parents play an important role in helping to reduce the risk of caries in primary teeth. Do not get used to the baby or toddler asleep while drinking from a bottle containing milk, fruit juice or other sugary drinks. Also, avoid the habit of dipping pacifiers in sweet drinks or honey before being given to the child, but rather provide a clean pacifier.

When children ask for a bottle of milk before bed, persuade and make it a habit to drink water after she drinks milk. Or if the child is difficult to be persuaded, was his mother who had to clean the teeth and gums with a clean cloth or gauze soaked as he slept after drinking milk bottle. Start the habit of brushing your child's teeth with water as soon as possible once the teeth begin to appear through the gums. If the child has not been able to spit, just use water alone and do not need to use toothpaste. The continued development of science and technology, toothpaste is safe for children when there are fewer parts are ingested, but the kids still have to be taught to spit and rinse to remove excess toothpaste. Of course it takes foresight in choosing a toothpaste mother of children.

Make a habit of brushing their teeth together with the child, to give an example and role model. This method is usually more effective in getting children to brush their teeth, rather than the mother or father just gave orders only. Accompany and supervise children while brushing your teeth, and avoid the habit of children eating snacks or eat sticky foods between meals. []
source: http://gigi.klikdokter.com/subpage.php?id=1&sub=5

INDAH FASHION
, http://indahfashion.blogspot.com
e-mail : sweetye_indah@yahoo.com
Vespa clasic.
Maluku Sea Pearl Jewelry With gold,
Only For Vespa Classic &fast ,complete document Quick Response YM, cs_butikbranded@yahoo.com
Author Book Bunda Tahan Banting Tips Jadi Ibu Rumah Tangga Penting & jago berbisnis.
Book Awas Psikopat Forum Dunia Cyber !!
Fan FB, IndahFashion

Gigi Susu

19:41 Posted In , , , Edit This
Oleh : Drg. Martha Mozartha

Orang tua sering bingung, kapan sebetulnya gigi susu anak pertama kali mulai tumbuh. Kebanyakan orang mengira bahwa bayi yang baru lahir belum ada gigi. Padahal pada saat lahir, mahkota gigi susu yang berjumlah 20 sudah hampir selesai terbentuk, dan tersembunyi di balik gusi dan tulang bayi.

Gigi susu tidak tumbuh sekaligus namun secara bertahap menembus gusi selama 2 ½ tahun pertama sejak kelahiran. Biasanya yang tumbuh pertama kali adalah keempat gigi depan yaitu dua di rahang atas dan dua di rahang bawah. Sebagian besar anak-anak sudah lengkap semua giginya pada saat berusia 3 tahun.

Gigi susu berukuran lebih kecil dibanding gigi permanen pada orang dewasa. Supaya gigi permanen bisa muat menempati ruang yang ditinggalkan gigi susu yang telah tanggal, rahang terus menerus mengalami pertumbuhan. Gigi susu mulai tanggal saat anak berusia 6-7 tahun, dan prosesnya terus berlanjut hingga usia 12 tahun. Gigi yang tanggal pertama kali adalah gigi seri (depan) atas dan bawah, yang akan digantikan oleh gigi seri permanen.

Gigi susu adalah guidance atau panduan bagi pertumbuhan gigi tetap. Jadi meski sifatnya “sementara” dan nantinya akan diganti oleh gigi permanen namun harus tetap dijaga dan dipelihara kesehatannya. Gigi susu yang tanggal terlalu dini akan mempengaruhi pertumbuhan gigi permanen. Gigi tersebut sudah  tanggal sebelum saatnya dan benih gigi permanennya belum siap untuk tumbuh, sehingga gigi permanen kehilangan panduan. Itulah salah satu sebabnya pada sebagian orang ada yang giginya berjejal, tumpang tindih, atau keluar dari lengkung rahang.

Seorang anak membutuhkan gigi yang kuat dan sehat, di mana gigi tersebut tidak saja penting untuk mengunyah makanan tapi juga untuk pengucapan kata-kata. Gigi-gigi susu yang rusak karena karies pastinya menyebabkan anak sedikit kesulitan mengunyah, atau bahkan malas makan sehingga akhirnya akan mempengaruhi status gizinya. Orang tua sangat perlu menyadari hal ini karena kebanyakan orang tua berpikir bahwa jika terjadi karies pada gigi susu tidak perlu ditambal karena toh nantinya akan digantikan oleh gigi permanennya. Padahal infeksi dari gigi susu yang karies dapat merusak gigi permanen yang sedang tumbuh di bawah akar gigi susu.
Karies yang terjadi pada gigi susu anak paling banyak disebabkan oleh penggunaan botol yang berisi susu atau minuman manis yang diberikan untuk pengantar tidur. Pada saat manusia tidur, produksi air liur menurun sedangkan air liur memiliki banyak fungsi salah satunya adalah membilas sisa-sisa makanan dan membawanya ke kerongkongan untuk ditelan. Oleh karena itu air susu yang tergenang di permukaan gigi anak tetap menempel saat anak tidur dan menjadi makanan bagi bakteri di dalam mulut, sehingga terjadilah karies.

Orang tua sangat berperan dalam membantu mengurangi resiko terjadinya karies pada gigi susu. Jangan biasakan bayi atau balita tertidur sambil minum dari botol yang berisi susu, jus buah atau minuman manis lainnya. Selain itu, hindari kebiasaan mencelup dot dalam minuman manis atau madu sebelum diberikan kepada anak, melainkan berikan dot yang bersih.

Bila anak meminta susu menggunakan botol sebelum tidur, bujuk dan biasakan untuk minum air putih sesudah ia minum susu. Atau bila anak sulit dibujuk, ibunyalah yang harus membersihkan gigi dan gusinya dengan kain bersih atau kasa yang basah saat ia tidur setelah minum susu botol. Mulailah kebiasaan menyikat gigi anak dengan air sedini mungkin begitu gigi mulai tampak menembus gusi. Bila anak belum mampu meludah, cukup gunakan air saja dan tidak perlu menggunakan pasta gigi. Semakin berkembangnya iptek, pasta gigi untuk anak saat ini aman bila ada sedikit bagian yang tertelan, namun anak tetap harus diajari untuk meludah dan  berkumur untuk membuang sisa odol. Tentu saja dibutuhkan kejelian ibu dalam memilih pasta gigi anak.

Biasakan menyikat gigi bersama-sama dengan si anak, untuk memberi contoh dan teladan. Cara ini biasanya lebih ampuh dalam membiasakan anak mau menggosok gigi sedini mungkin, ketimbang ibu atau ayah hanya memberi perintah saja. Temani dan awasi anak saat menyikat gigi, dan hindari kebiasaan anak jajan atau makan makanan yang lengket di antara waktu makan.[]
sumber : http://gigi.klikdokter.com/subpage.php?id=1&sub=5
 
INDAH FASHION
, http://indahfashion.blogspot.com
e-mail : sweetye_indah@yahoo.com
Vespa clasic.
Maluku Sea Pearl Jewelry With gold,
Only For Vespa Classic &fast ,complete document Quick Response YM, cs_butikbranded@yahoo.com
Author Book Bunda Tahan Banting Tips Jadi Ibu Rumah Tangga Penting & jago berbisnis.
Book Awas Psikopat Forum Dunia Cyber !!
Fan FB, IndahFashion

Teaching children is a privilege

00:34 Posted In , , , , , , , , , , , , Edit This
It should be inculcated in the minds of every mother, that teaches babies is a privilege. So, use this feature properly. If parents do not have any interest or desire to do this, better do not do at all, because it becomes not maximized.
    
Speak clearly, firmly, and enthusiastic
    
This will make the children can listen to what the parents clearly. That way he can absorb the stimulation provided better.
    
Relax
    
Once again, do stimulation in infants with a relaxed, casual, and not in a hurry. Do not feel depressed, do not feel the need to immediately see the results to be achieved. Do it all with pleasure. When stimulated, enjoy time with toddlers.
    
Trust your toddler
    
You must know, toddlers are very trusting parents. Now is the time parents believe toddlers. Believe that children have a great ability to learn something. Therefore, parents should respond to it positively. Give children the opportunity to learn everything without a doubt his ability.
    
Continue to provide new information
    
Toddler loved the new information. Therefore, show children something new, something never before seen, something never before heard. He would be very enthusiastic.
    
If children are familiar with something, do not be forwarded
    
When the toddler was shown on something familiar, do not be forwarded. Soon find other things that have not known, and show him.
    
Teach toddlers to the objectives and orderly way
    
A wise parent will know the exact purpose to do everything, including a toddler to enrich the knowledge of the encyclopedia. He will also plan and prepare everything well.
    
Make a material with a large size and clear
    
If parents make a material with a small image of the object and then the children will certainly not difficult to learn. In essence, make the material to be viewed by children under five with ease.
    
Prepare a place that does not interfere with either visual or audio
    
When a parent will make stimulation, make sure there is not much disturbance in the neighborhood. Benyak room that has a full visual and sound that is not important, would greatly interfere with the learning process a toddler.
    
Teach your toddler when he was in good condition.
    
Do not stimulated when a toddler was sick or cranky for some reason. If you still enforced, children are likely to be rejected so that the program being executed will not give optimal results. Bottom line, find the most appropriate time.

source Frisian Flag's booklet - 'How Smart Are Your Kids?'  ,website ibudanbalita.com/pojokcerdas/10-tips-untuk-memotivasi-balita-dalam-belajar

 
INDAH FASHION
, http://indahfashion.blogspot.com
e-mail : sweetye_indah@yahoo.com
Vespa clasic.
Maluku Sea Pearl Jewelry With gold,
Only For Vespa Classic &fast ,complete document Quick Response YM, cs_butikbranded@yahoo.com
Author Book Bunda Tahan Banting Tips Jadi Ibu Rumah Tangga Penting & jago berbisnis.
Book Awas Psikopat Forum Dunia Cyber !!
Fan FB, IndahFashion

10 Tips untuk Memotivasi Balita dalam Belajar

00:33 Posted In , , , , , , , , , , , , , Edit This

  1. Mengajar balita adalah sebuah keistimewaan
    Ini yang harus ditanamkan dalam benak setiap Ibu, bahwa mengajarkan balitanya adalah sebuah keistimewaan. Jadi, gunakanlah keistimewaan ini dengan baik. Jika orangtua tidak memiliki minat atau keinginan yang kuat untuk melakukan hal ini, lebih baik jangan lakukan sama sekali, karena hasilnya menjadi tidak maksimal.
  2. Bicara dengan jelas, tegas, dan antusias
    Cara ini akan membuat balita dapat mendengarkan apa yang dikatakan oleh orangtua dengan jelas. Dengan begitu ia dapat menyerap stimulasi yang diberikan dengan lebih baik.
  3. Rileks
    Sekali lagi, lakukanlah stimulasi pada balita dengan rileks, santai, dan tidak tergesa-gesa. Jangan merasa tertekan, jangan merasa harus segera melihat hasil yang akan dicapai. Lakukanlah semua dengan senang hati. Saat memberikan stimulasi, nikmatilah saat bersama balita.
  4. Percayai balita Anda
    Harus diketahui, balita sangat mempercayai orangtuanya. Kini saatnya orangtua mempercayai balita. Percayalah bahwa balita memiliki kemampuan yang besar untuk belajar sesuatu. Oleh sebab itu, orangtua harus merespon ini dengan positif. Beri kesempatan balita untuk belajar segala sesuatu tanpa meragukan kemampuannya.
  5. Terus berikan informasi baru
    Balita amat menyukai informasi baru. Oleh sebab itu, perlihatkanlah balita sesuatu yang baru, sesuatu yang belum pernah dilihatnya, sesuatu yang belum pernah didengarnya. Ia pasti akan sangat antusias.
  6. Jika balita sudah mengenal sesuatu, jangan diteruskan
    Apabila balita sudah diperlihatkan pada sesuatu yang dikenalnya, jangan diteruskan. Segera temukan hal lain yang belum dikenalnya, dan tunjukan kepadanya.
  7. Ajarkan balita dengan tujuan dan cara yang teratur
    Orangtua yang bijaksana akan mengetahui dengan tepat tujuannya melakukan segala hal, termasuk untuk memperkaya pengetahuan ensiklopedia balita. Ia juga akan merencanakan dan mempersiapkan segala sesuatunya dengan baik.
  8. Buatlah materi dengan ukuran yang besar dan jelas
    Apabila orangtua membuat materi dengan gambar objek yang kecil dan tidak jelas maka balita akan mengalami kesulitan untuk mempelajarinya. Intinya, buatlah materi agar dapat dilihat oleh balita dengan mudah.
  9. Siapkan tempat yang tidak menggangu baik secara visual maupun audio
    Ketika orangtua akan membuat stimulasi, pastikan tidak banyak gangguan di lingkungan sekitar. Ruangan yang memiliki benyak visual dan penuh suara yang tidak penting, akan sangat mengganggu proses belajar balita.
  10. Ajarkan balita ketika ia sedang dalam kondisi yang baik.
    Jangan stimulasi balita apabila tengah sakit atau rewel karena suatu sebab. Jika tetap dipaksakan, balita kemungkinan akan menolak sehingga program yang sedang dijalankan tidak akan memberikan hasil yang optimal. Intinya, carikan saat yang paling tepat.
Sumber: Frisian Flag's booklet - 'How Smart Are Your Kids?'  ,website ibudanbalita.com/pojokcerdas/10-tips-untuk-memotivasi-balita-dalam-belajar
 
INDAH FASHION
, http://indahfashion.blogspot.com
e-mail : sweetye_indah@yahoo.com
Vespa clasic.
Maluku Sea Pearl Jewelry With gold,
Only For Vespa Classic &fast ,complete document Quick Response YM, cs_butikbranded@yahoo.com
Author Book Bunda Tahan Banting Tips Jadi Ibu Rumah Tangga Penting & jago berbisnis.
Book Awas Psikopat Forum Dunia Cyber !!
Fan FB, IndahFashion

Perhaps Kid Martial Sports Participate2

21:03 Posted In , , , , , , , , Edit This
LEARN TO BEWARE

Of course, by learning martial arts, children also develop a sense of awareness. He would have a cautious attitude toward the environment that could threaten. Referring to the literature of child behavioral psychology Jerry Wykoff, Barbara C. Dorothy Law Nolte and Unell, children ages 4 years and above need to be taught to know and have their own skills to face the danger of so-called knowledge of sense of awareness. Although we do not expect your child to face danger, but growing wariness could help him feel things to watch out or invite danger.

Well, in sport martial arts, especially taekwondo, says Andre, a sense of awareness is taught through a method Crocodile Attack earlier. There is a "crocodile" is threatening and should be resisted. "Since the concept of an unknown enemy in the preschool years, then the danger is illustrated by the parable of alligator as a bad guy who must be resisted," he explained.

However, Monty warned, do not let one teach hazard analysis in children. "If it is wrong, be careful, children can develop into a paranoid, looking at everyone with suspicion." So, strictly speaking, the pattern of teaching sense of awareness must be careful not to over-correct and make the child paranoid. "The threat of life is great, but kids do not fear fear. Cautious attitude should be developed wisely. Martial arts can be a part for the challenges in life, but when science should be issued, must be wisely taught. Remember, at the age of the children, Child safety is fully dependent parents. " It means being alert can be taught, but the safety of children remains the responsibility of parents.

Recommend OTHER SPORTS

Well ma'am, sir, how? Now do not worry anymore, right, if your child join martial arts? Monty's advice, find a club that direction over the medical establishment and benefit the psychomotor development of children. "Find a club whose writing Toddler Sports Clubs Martial Arts, Martial Arts Club Toddler not. It shows the club is putting pressure on the sport, not beladirinya." In addition, the coach should also know the physical and psychological development of children, and child growth sturuktur.

However, we should not just focus solely on the martial sport. "It's OK to put the child into the club but do not need every day. Punctuated selinglah with other sports such as swimming or walking," said Monty. The goal is that your child is also familiar with various types of sports.


What to Look For

* Select the type of martial sports that do not use the tool but rely more on movement such as jumps and kicks. For example, modern taekwondo or other martial sports.

* Children with body posture can follow any martial sport. But if your child has a specific disease such as asthma or heart, tell the instructor that portion of the exercise or movements do not harm your baby.

* Sports clubs are a good martial toddlers, namely:

- Allow the child participate in class for some time without joining as a member first. Having children really interested, then registered to the club. So, if your child is not interested, we should not force it.

- The instructor has a certificate and have special knowledge about the psychological and physical growth of children. Especially knowledge of the physical growth of children is very important, so the instructor can know the intensity and power of kicks and jumps on the child, to not injure the leg and foot muscles growing child.

- Equipped P3K and instructors have the knowledge of an emergency like a fall.

- Not using a system of penalties. Children had to be disciplined and obedient to follow instructions, but when children make mistakes no matter what the punishment is applied.

- I know the rate increase to avoid jealousy that often occurs in children under five.

* To avoid possible injury to your child while practicing techniques kick / jump in the home, parents should be present during the child's training. That way, parents can see the correct technique is taught and fix it when the kids practice at home.

Very Helpful Create Si Upik

Do not be afraid of the Upik going to be a tomboy or a female ass hero. In fact, when the Upik very interested in this sport, could be continued up to school age. Moreover, with the Upik have martial skills, "the future is very useful to avoid interference from the world harashment men often want to dominate women," says Paul Mc. Callum in his book, The Parent's Guide to Teaching Self-Defense.

Source: website tabloidnova.com / Nova / Family / Child / The-Little-May-Kok-Come-Sports-Martial

INDAH FASHION

, http://indahfashion.blogspot.com
e-mail : sweetye_indah@yahoo.com
Vespa clasic.
Maluku Sea Pearl Jewelry,

http://indahmoney.blogspot.com

Only For Vespa Classic &fast ,complete document Quick Response YM, cs_butikbranded@yahoo.com

Author Book Bunda Tahan Banting Tips Jadi Ibu Rumah Tangga Penting & jago berbisnis.

http://indahlifestyle-healthy.blogspot.com
Info herbal medicine , http://indaherbal.blogspot.com
http://indahcareer.blogspot.com

Fan FB, IndahFashion

http://www.facebook.com/pages/IndahFashion/197840196897307
https://twitter.com/Indahfashion


Perhaps Kid Martial Sports Participate

20:30 Posted In , , , , , , , , , , Edit This
Do not worry he will be injured or become quasi-hero. It is precisely from here he learned the discipline and obedience. Motor development was better.

Hearing the word "martial", which might be imagined in our minds is violence involving physical fights. No wonder so many parents are "allergic" to the sport this one. Let alone for the little toddlers, children who grow up can be prevented even if not to get into martial arts club.

But what's going on outside? Lately, even flare up a special martial arts club toddler. In fact, a playground and preschool too much to include martial arts as one of the extracurricular activities. Well, if the "school" there is little activity, it is quite possible he will insist on coming. While we worry about the little guy will be injured or even later became builders fight.

Highlighting SPORTS

Indeed, including the type of exercise combattive martial sport. That is, the combat sport involving full body contact. These sports involve physical contact with another person who is deemed a threat, then attack. Martial sports of many kinds, mostly from East Asia, namely Japan and Korea. There is also derived from native Indonesia as martial arts.

But behind the punch and kick, martial arts contain discipline, obedience, and highlight the priority nature of moral kependekaran. "So, martial arts self-defense rather than attack, but instead deliberately showing off cleverness kicks and punches," said Drs. Andre Tuwaidan, taekwondo martial arts trainer for toddlers. Besides, he adds, self-defense for children is emphasized more on the elements of the exercise, not beladirinya.

"Techniques kick, jump, and punch taught in infants is also very different from adults." Among children under five, kick and punch no attention to the intensity and strength, but rather to see whether his position is correct or not. "It can help children to have good posture, which in turn will make the child has high self-confidence."

In addition, at each dozjang (taekwondo martial arts sports association), in terms of moral and discipline are also taught. Of waiting to kick in, for example, children learn to be patient and disciplined. In short, Andre said, as he taught martial arts movements, children are also trained to obey and follow all patient instructions.

ELEMENTS TO PLAY AND ASPECTS OF SOCIALIZATION

Psychologists Monty P. Satiadarma, MS / AT, MCP / MFCC, PSI agreed that if the martial arts in young children is directed to health, rather than combatting the elements you'll enjoy it.

Moreover, exercise is very beneficial for the child's motor development. Exercise kick, for example, could strengthen the leg muscles. Is not the very small in this age love to kick and jump as did his hero characters in the movies? "Well, come exercise with martial arts, children learn kicking and jumping techniques that correct, until he was injured due to the possibility of imitating the movements of the characters can be minimized," says Andre.

But in teaching it, Monty suggested that self-defense trainer also reproduce aspects of the element of play and develop a child's socialization. "The world is the world's children play. Activities whatever we give him, should not abandon the pattern of play. Children gather with their peers and should be having fun with activities," said the dean of the Faculty of Psychology, University of Tarumanagara it when encountered on different occasions.

Monty also suggested that given the first instruction is a health and fitness. "Children are given exercises that can help support healthy growth and psychomotor." Afterwards, a little moral taught by the planting of discipline. "The nature kependekaran grown slowly as not to attack first, to recognize the weaknesses, and other properties kependekaran that uphold moral and discipline."

TANDINGNYA OPPONENT IS NOT FRIENDS

Only, Monty did not agree when it is in teaching, children are introduced to the concept of the enemy. "Who was the enemy and his form like anything, it is still too early to introduce children under five." Moreover, in the preschool years, the main aspect is to grow, grow. "Well, he has not grown, really, was told to survive, defending yourself. Meanwhile, to make him grow up, right, there should be a stimulus from the outside." That's because, psychologist athletes at the National Sports Commission of Indonesia (KONI) is further agreed that if the self-defense only for the sport and the formation of the discipline, rather than emphasizing on her self-defense.

Fortunately, the martial arts coach for toddlers is also aware of it. "In the toddler classroom, it has not been taught the concept of the enemy. There's just kicking a large stuffed crocodile which we call the Crocodile Attack," said Andre. With the understanding that the concentrations and combinations will produce a great leap of the success of "saving" themselves from an "attack" the harm. "The clubs are good, the child will not be faced with a friend as a rival, even if only for practice."

Monty agreed. "If you're using a friend as a rival, then it leads to combatting the elements rather than sports," he said, anyway, when the child is taught to fight against a friend at an early age, it is not aware of the established concept of predator on her, which is being who like to conquer his own. "Children, do not you, not the predator, but the human being. So, if we want children to have the attitude of human being, manusiakanlah children in terms of moral, rather than taught against fellow human being."

Andre agreed. "His name alone sport martial arts, self defense, not attacking others. Nature of martial arts warrior, did not he fight if attacked, instead of attacking first to show kejagoannya. Even as much as possible to avoid a fight."

Source: website tabloidnova.com / Nova / Family / Child / The-Little-May-Kok-Come-Sports-Martial

INDAH FASHION

, http://indahfashion.blogspot.com
e-mail : sweetye_indah@yahoo.com
Vespa clasic.
Maluku Sea Pearl Jewelry,

http://indahmoney.blogspot.com

Only For Vespa Classic &fast ,complete document Quick Response YM, cs_butikbranded@yahoo.com

Author Book Bunda Tahan Banting Tips Jadi Ibu Rumah Tangga Penting & jago berbisnis.

http://indahlifestyle-healthy.blogspot.com
Info herbal medicine , http://indaherbal.blogspot.com
http://indahcareer.blogspot.com

Fan FB, IndahFashion

http://www.facebook.com/pages/IndahFashion/197840196897307
https://twitter.com/Indahfashion



Si Kecil Boleh, Kok, Ikut Olahraga Beladiri

19:51 Posted In , , , , , , , , , , , , , Edit This
Tak usah cemas ia bakal cedera atau jadi sok jagoan. Justru dari sini ia belajar disiplin dan patuh. Perkembangan motoriknya pun makin baik.

Mendengar kata "beladiri", boleh jadi yang terbayang di benak kita adalah kekerasan yang melibatkan adu fisik. Tak heran jika banyak orang tua "alergi" terhadap cabang olahraga yang satu ini. Jangankan untuk si kecil yang balita, anaknya yang sudah besar pun kalau bisa akan dicegah agar jangan sampai masuk klub beladiri.

Namun apa yang terjadi di luar? Belakangan ini malah marak berdiri klub beladiri khusus balita. Bahkan, taman bermain dan preschool pun banyak yang memasukkan beladiri sebagai salah satu kegiatan ekstrakurikuler. Nah, bila di "sekolah" si kecil ada kegiatan tersebut, bukan tak mungkin ia akan ngotot ikut. Sementara kita khawatir si kecil bakal cedera atau malah kelak jadi tukang berantem.

MENONJOLKAN OLAHRAGA

Memang, beladiri termasuk jenis olahraga combattive sport. Artinya, olahraga pertarungan yang melibatkan full body contact. Olahraga ini melibatkan kontak fisik dengan orang lain yang dipandang menimbulkan ancaman, lalu menyerang. Olahraga beladiri banyak jenisnya, kebanyakan berasal dari Asia Timur, yaitu Jepang dan Korea. Ada pula yang berasal dari Indonesia asli seperti pencak silat.

Namun di balik tonjokan dan tendangannya, beladiri juga mengandung disiplin, patuh, dan menonjolkan sifat kependekaran yang mengutamakan moral. "Jadi, beladiri bukan menyerang tapi mempertahankan diri, bukan sengaja memamerkan kepandaian menendang dan meninju," kata Drs. Andre Tuwaidan, pelatih beladiri taekwondo untuk balita. Lagi pula, tambahnya, beladiri untuk balita yang ditekankan lebih pada unsur olahraganya, bukan beladirinya.

"Teknik menendang, lompatan, dan tonjokan yang diajarkan pada balita juga sangat berbeda dengan orang dewasa." Pada anak balita, tendangan dan tonjokan tak memperhatikan intensitas dan kekuatan, tapi lebih melihat posisi tubuhnya apakah sudah benar atau tidak. "Ini bisa membantu anak mempunyai postur tubuh yang baik, yang pada akhirnya akan membuat anak mempunyai self-confidence yang tinggi."

Selain itu, pada setiap dozjang (perkumpulan olahraga beladiri taekwondo), segi moral dan disiplin juga diajarkan. Dari menunggu giliran menendang, misal, anak belajar untuk sabar dan disiplin. Pendeknya, tegas Andre, sambil diajarkan gerakan-gerakan beladiri, anak juga dilatih untuk patuh mengikuti semua petunjuk dan sabar.

UNSUR BERMAIN DAN ASPEK SOSIALISASI

Psikolog Monty P. Satiadarma, MS/AT,MCP/MFCC,PSI setuju jika beladiri pada balita diarahkan untuk kesehatan, bukan unsur combatting-nya yang ditonjolkan.

Apalagi olahraga amat bermanfaat buat perkembangan motorik anak. Latihan tendangan, misal, bisa memperkuat otot tungkai. Bukankah si kecil di usianya ini amat suka menendang-nendang dan melompat seperti yang dilakukan tokoh-tokoh idolanya di film-film? "Nah, dengan ikut latihan beladiri, anak belajar teknik menendang dan melompat yang benar, hingga kemungkinan ia cedera akibat meniru gerakan-gerakan si tokoh dapat diminimalisir," bilang Andre.

Namun dalam mengajarkannya, Monty menyarankan agar pelatih beladiri juga memperbanyak unsur bermain dan mengembangkan aspek sosialisasi anak. "Dunia anak adalah dunia bermain. Kegiatan apa pun yang kita berikan kepadanya, sebaiknya tak meninggalkan pola bermain. Anak-anak berkumpul bersama teman sebaya lainnya dan harus having fun dengan kegiatannya," jelas dekan Fakultas Psikologi Universitas Tarumanagara ini kala ditemui pada kesempatan berbeda.

Monty juga menyarankan agar pengajaran yang diberikan pertama adalah kesehatan dan kebugaran. "Anak diberi latihan-latihan yang bisa membantu pertumbuhan psikomotorik dan menunjang kesehatannya." Setelah itu barulah moral sedikit demi sedikit diajarkan melalui penanaman disiplin. "Sifat kependekaran pelan-pelan ditumbuhkan seperti tak menyerang lebih dulu, berani mengakui kelemahan, dan sifat-sifat kependekaran lain yang menjunjung moral dan disiplin."

LAWAN TANDINGNYA BUKAN TEMAN

Hanya, Monty tak setuju bila dalam pengajaran itu, anak dikenalkan pada konsep musuh. "Siapa itu musuh dan wujudnya kayak apa, masih terlalu dini untuk dikenalkan pada anak balita." Lagi pula, di usia prasekolah, aspek utamanya adalah to grow, berkembang."Nah, tumbuh saja dia belum, kok, sudah disuruh bertahan, defending yourself. Sementara untuk membuat dia tumbuh, kan, harus ada rangsangan dari luar." Itu sebab, psikolog atlet di Komisi Olahraga Nasional Indonesia (KONI) ini lebih setuju jika beladiri hanya untuk olahraga dan pembentukan disiplin, bukan menekankan pada self defense-nya.

Untunglah, para pelatih beladiri untuk balita ini pun menyadari hal tersebut. "Di kelas balita, konsep musuh memang belum diajarkan. Yang ada hanya menendang boneka buaya besar yang kita sebut Crocodile Attack," tutur Andre. Dengan pemahaman bahwa konsentrasi dan kombinasi lompatan yang bagus akan menghasilkan keberhasilan "menyelamatkan" diri dari suatu "serangan" yang membahayakan. "Di klub-klub yang baik, anak tak akan dihadapkan dengan temannya sebagai lawan tanding, meski hanya untuk latihan sekalipun."

Monty setuju. "Kalau sudah menggunakan teman sebagai lawan tanding, berarti sudah mengarah pada unsur combatting daripada olahraganya," tegasnya, Lagi pula, bila anak sudah diajarkan bertarung melawan teman pada usia yang masih dini, maka secara tak sadar akan terbentuk konsep predator pada dirinya, yaitu mahluk yang suka menaklukkan temannya sendiri. "Anak-anak, kan, bukan predator, tapi human being. Jadi, bila kita ingin anak-anak punya sikap human being, manusiakanlah anak-anak dari segi moralnya, bukan malah diajarkan melawan sesama human being."

Andre pun sependapat. "Namanya saja olahraga beladiri, self defense, bukan attacking others. Sifat kesatria beladiri itu, kan, dia melawan kalau diserang, bukan menyerang lebih dulu untuk menunjukkan kejagoannya. Bahkan sedapat mungkin menghindari perkelahian."

BELAJAR WASPADA

Tentunya, dengan belajar beladiri, anak juga mengembangkan sense of awareness. Dia jadi punya sikap waspada terhadap lingkungan sekitar yang bisa mengancam. Mengacu pada literatur psikologi perilaku anak dari Jerry Wykoff, Barbara C. Unell dan Dorothy Law Nolte, anak-anak usia 4 tahun ke atas perlu diajarkan mengenal dan mempunyai ketrampilan sendiri untuk menghadapi bahaya yang disebut knowledge of sense of awareness. Meski kita tak mengharapkan si kecil menghadapi keadaan bahaya, tapi penanaman sikap waspada bisa membantunya merasakan hal-hal yang perlu diwaspadai atau mengundang bahaya.

Nah, pada olahraga beladiri, khususnya taekwondo, bilang Andre, sense of awareness diajarkan lewat metode Crocodile Attack tadi. Ada "buaya" yang mengancam dan harus dilawan. "Karena konsep musuh belum dikenal di usia prasekolah, maka situasi bahaya itu digambarkan lewat buaya sebagai perumpamaan bad guy yang harus dilawan," terangnya.

Namun, Monty mengingatkan, jangan sampai salah mengajarkan analisa bahaya pada anak. "Kalau sampai salah, hati-hati, anak bisa berkembang jadi paranoid, memandang setiap orang dengan curiga." Jadi, tegasnya, pola pengajaran sense of awareness harus hati-hati betul agar tak berlebihan dan menjadikan anak paranoid. "Ancaman dalam kehidupan memang besar, tapi anak jangan ditakuti-takuti. Sikap waspada harus dikembangkan secara bijak. Beladiri bisa menjadi suatu bagian untuk menghadapi tantangan di dalam hidup, tapi kapan ilmunya harus dikeluarkan, harus secara bijak diajarkan. Ingat, pada usia balita, keselamatan anak menjadi tanggungan orang tua sepenuhnya." Artinya, sikap waspada bisa diajarkan, tapi keselamatan anak tetap menjadi tanggung jawab orang tua.

KENALKAN OLAHRAGA LAIN

Nah Bu-Pak, gimana? Sekarang tak khawatir lagi, kan, bila si kecil ikut beladiri? Saran Monty, cari klub yang arahnya lebih pada pembentukan kesehatan dan bermanfaat bagi perkembangan psikomotorik anak. "Cari klub yang tulisannya Klub Olahraga Beladiri Balita, bukan Klub Beladiri Balita. Ini menunjukkan klub itu memberi tekanan pada olahraganya, bukan beladirinya." Selain itu, pelatihnya juga harus tahu perkembangan fisik dan psikologi anak, maupun sturuktur pertumbuhan anak.

Namun, hendaknya kita jangan hanya terpaku pada olahraga beladiri semata. "Boleh-boleh saja memasukkan anak ke klub tapi tak perlu tiap hari. Diselang-selinglah dengan jenis olahraga lain seperti berenang atau jalan kaki," kata Monty. Tujuannya, agar si kecil juga mengenal beragam jenis olahraga.


Yang Harus Diperhatikan

* Pilih jenis olahraga beladiri yang tak menggunakan alat tapi lebih mengandalkan gerakan seperti lompatan dan tendangan. Misal, taekwondo atau olahraga beladiri modern lainnya.

* Anak dengan postur tubuh apa pun dapat mengikuti olahraga beladiri. Namun bila si kecil punya penyakit tertentu semisal asma atau jantung, beritahu instrukturnya agar porsi latihan atau gerakan-gerakannya tak membahayakan si kecil.

* Klub olahraga beladiri balita yang baik, yaitu:

- Membolehkan anak ikut di kelas untuk beberapa waktu tanpa bergabung sebagai anggota lebih dulu. Setelah anak betul-betul berminat, barulah didaftarkan ke klub tersebut. Jadi, bila si kecil tak berminat, kita tak boleh memaksakannya.

- Instrukturnya memiliki sertifikat dan punya pengetahuan khusus mengenai psikologi maupun pertumbuhan fisik anak. Terutama pengetahuan tentang pertumbuhan fisik anak amat penting, agar instruktur dapat mengetahui intensitas dan kekuatan tendangan serta lompatan pada anak, hingga tak mencederai tungkai maupun otot-otot kaki anak yang sedang tumbuh.

- Dilengkapi P3K dan instrukturnya memiliki pengetahuan tentang keadaan darurat seperti anak terjatuh.

- Tak menggunakan sistem hukuman. Anak memang harus disiplin dan patuh mengikuti instruksi, tapi bila anak melakukan kesalahan tak ada punishment apa pun yang diterapkan.

- Tak mengenal kenaikan tingkat untuk menghindari kecemburuan yang kerap terjadi pada anak-anak balita.

* Untuk menghindari kemungkinan si kecil cedera saat mempraktekkan teknik tendangan/lompatan di rumah, sebaiknya orang tua hadir selama anak latihan. Dengan begitu, orang tua bisa melihat teknik yang benar yang diajarkan dan membetulkannya kala anak mempraktekkannya di rumah.

Sangat Bermanfaat Buat Si Upik

Tak usah takut si Upik bakal jadi tomboi ataupun perempuan sok jagoan. Malah, bila si Upik amat berminat dengan olahraga ini, bisa diteruskan hingga usia sekolah. Lagi pula, dengan si Upik punya keterampilan beladiri, "kelak sangat bermanfaat untuk menghindari dari gangguan harashment dunia pria yang seringkali ingin mendominasi wanita," kata Paul Mc. Callum dalam bukunya, The Parent's Guide to Teaching Self-Defense.

Sumber : website tabloidnova.com/Nova/Keluarga/Anak/Si-Kecil-Boleh-Kok-Ikut-Olahraga-Beladiri


INDAH FASHION

, http://indahfashion.blogspot.com
e-mail : sweetye_indah@yahoo.com
Vespa clasic.
Maluku Sea Pearl Jewelry,

http://indahmoney.blogspot.com

Only For Vespa Classic &fast ,complete document Quick Response YM, cs_butikbranded@yahoo.com

Author Book Bunda Tahan Banting Tips Jadi Ibu Rumah Tangga Penting & jago berbisnis.

http://indahlifestyle-healthy.blogspot.com
Info herbal medicine , http://indaherbal.blogspot.com
http://indahcareer.blogspot.com

Fan FB, IndahFashion

http://www.facebook.com/pages/IndahFashion/197840196897307
https://twitter.com/Indahfashion


Custom Search

PUT INDAH FASHION BANNER

FEED BURNER

growurl

GrowUrl.com - growing your website