Apa yang dimaksud dengan mastitis?

23:57 Posted In , , , , , , Edit This


Apa yang dimaksud dengan mastitis?

Mastitis adalah infeksi yang disebabkan adanya sumbatan pada duktus (saluran susu) hingga puting susu pun mengalami sumbatan. Untuk menghambat terjadinya mastitis ini dianjurkan untuk menggunakan bra atau pakaian dalam yang memiliki penyangga yang baik pada bagian payudaranya. Pengurutan payudara sebelum laktasi merupakan salah satu tindakan yang sangat efektif untuk menghindari terjadinya sumbatan pada duktus. Usahakan untuk selalu menyusui dengan posisi dan sikap yang benar. Kesalahan sikap saat menyusui dapat menyebabkan terjadinya sumbatan duktus. Menggunakan penyangga bantal saat menyusui cukup membantu menciptakan posisi menyusui yang lebih baik.

Beberapa indikasi yang menunjukkan terjadinya mastitis: - Tiba-tiba muncul rasa gatal pada puting dan berkembang menjadi adanya rasa nyeri saat bayi menyusui - Timbulnya rasa demam dan kemerahan disekitar area hisapan dapat pula disebabkan mastitis. Sisi yang mengalami sumbatan duktus akan menunjukkan warna kemerahan dibandingkan daerah lainnya - Ibu merasakan gejala menyerupai flu seperti demam, rasa dingin sementara tubuh terasa pegal dan sakit. Cara mengurangi efek mastitis: - Untuk memperpendek durasi mastitis, segeralah tidur bila menduga adanya mastitis dan istirahatlah dengan benar - Konsumsi echinacea dan vitamin C untuk meningkatkan sistem imun dan membantu melawan infeksi - Kompres daerah yang mengalami sumbatan duktus dengan air hangat - Bantuan pancuran air hangat (shower hangat) untuk mandi, akan sangat membantu mempercepat menghilangkan sumbatan - Tetap berikan ASI kepada bayi, terutama gunakan payudara yang sakit sesering dan selama mungkin sehingga sumbatan tersebut lama-kelamaan akan menghilang - Lakukan pemijatan ringan saat menyusui juga sangat membantu

Mastitis

Pada saat menyusui memang bisa terjadi Infeksi payudara, hal ini bisa dikarenakan adanya saluran payudara yang tersumbat sehingga ASI tida bisa keluar dengan lancar.

Adanya saluran payudara yang tersumbat ini menyebabkan pembengkakan pada payudara dan bila tidak ditangani dengan baik bisa berlanjut menjadi radang (mastitis) dan menyebabkan abses ( bernanah).

Di bawah ini saya sertakan tips untuk mencegah dan mengatasi radang payudara yang diambil dari info sehat.com

Pencegahan Radang Payudara saat Menyusui

Cara mencegah radang payudara:

1. Keluarkan kelebihan ASI dengan segera. ASI yang tidak dikeluarkan akan menumpuk dan menimbulkan penyumbatan di dalam payudara yang dapat berujung peradangan.
2. Susui bayi sesering mungkin dan jangan memperpanjang jarak antar tiap waktu menyusui.
3. Jika payudara sudah terasa penuh ASI, bujuklah bayi untuk menyusui. Anda tidak perlu menunggu sampai si kecil merasa lapar.

Cara mengatasi radang payudara:

1. Istirahat. Istirahat akan menghilangkan stres dan meningkatkan kekebalan tubuh Anda kembali.
2. Kompres payudara. Secara bergantian, kompres payudara Anda dengan kompres hangat dan dingin. Kompres dingin menghilangkan rasa nyeri, sedangkan kompres panas membantu memerangi peradangan.
3. Pijat daerah yang sakit. Pemijatan akan meningkatkan sirkulasi, mengurangi penyumbatan payudara serta membantu meningkatkan faktor imunitas di payudara. Pijatlah payudara Anda sambil mandi air hangat atau berendam air hangat.
4. Jangan berhenti menyusui meskipun payudara meradang. Penghentian ini dapat menyebabkan terjadinya infeksi kuman penyakit pada payudara yang dapat berlanjut menjadi abses payudara (payudara bernanah).
5. Susuilah lebih sering di payudara yang meradang .

* Susuilah payudara yang meradang sampai kosong, karena apabila ada yang tersisa akan lebih mudah terinfeksi lagi.
* Sebaiknya langsung susui bayi (jangan dipompa), kecuali jika terpaksa karena bayi menolak menyusu, keluarkan ASI dengan tangan atau dipgahanompa.
* Mulailah menyusui dengan payudara yang sehat, setelah itu baru ganti ke payudara yang sakit. Cara ini akan mengurangi nyeri saat menyusu.

6. Apabila bayi Anda menolak untuk menyusu pada payudara yang meradang, ini dapat disebabkan karena peradangan kelenjar susu meningkatkan kadar sodium (garam) pada ASI sehingga rasanya jadi asin. Kebanyakan bayi tidak menyadari rasa asin ini, tetapi ada bayi yang menolak untuk meminumnya. Apabila bayi Anda menolak, mulailah menyusui dari payudara yang sehat, baru selanjutnya tukar ke payudara yang meradang.
7. Apabila peradangan terus berlanjut, segeralah periksa ke dokter.

Mastitis dan Penanganannya

Memiliki seorang anak yang baru lahir adalah sesuatu yang sangat menakjubkan, perubahan kebiasaan hidup karena kehadiran buah hati pun terjadi, Prioritas pertama saat itu adalah memberikan ASI sebagai makanan bagi bayinya.

* Masa-masa menyusui tersebut seringkali membuat ibu mengalami pengerasan payudara hingga berakibat mastitis. Mastitis ini tidak akan terjadi bila ibu memberikan ASInya dengan cara yang benar.

Mastitis adalah infeksi yang disebabkan adanya sumbatan pada duktus hingga puting susupun mengalami sumbatan. Untuk menghambat terjadinya mastitis ini dianjurkan untuk menggunakan bra atau pakaian dalam yang memiliki penyangga yang baik pada payudaranya.

Selalu pastikan tindakan menysui dengan posisi dan sikap yang benar. Kesalahan sikap saat menyusui menyebabkan terjadinya sumbatan duktus. Pengurutan payudara sebelum laktasi adalah salah satu tindakan yang sangat efektif untuk menghindari terjadinya sumbatan pada duktus. Menggunakan penyangga bantal saat menyusui dapat pula membantu membuat posisi menyusui menjadi lebih baik.

Beberapa indikasi yang memungkinkan terjadinya mastitis pada setiap ibu menyusui yang seharusnya dapat dihindari, beberapa diantaranya adalah:

- Dimulai dengan adanya rasa gatal pada puting dan berkembang menjadi adanya rasa nyeri saat bayi menyusui, ini dapat disebut mastitis. Namun tidak semua kasus mastitis ada keluhan nyeri, sehingga ibu sebaiknya mengetahui indikasi lainnya.

- Adanya rasa demam dan kemerahan disekitar area hisapan dapat pula disebabkan mastitis. Sisi yang mengalami sumbatan duktus akan menunjukkan warna kemerahan yang lenih jelas dibandingkan daerah lainnya, umumnya disertai dengan rasa nyeri yang hebat terutama bila tersentuh hingga tidak dapat menggendong bayi pada sisi yang mengalami mastitis karena sensasi rasa sakitnya.

- Ibu akan tampak seperti sedang mengalami flu, dengan gejala demam, rasa dingin dan tubuh terasa pegal dan sakit.

Tips untuk mengurangi efek dari mastitis.

· Cepat curiga akan adanya mastitis.

· Segeralah tidur bila menduga adanya mastitis dan istirahatlah dengan benar.Duduklama selama beberapa jam tanpa melakukan aktifitas dapat membantu memperpendek durasi mastitis.

· Konsumsi echinacea dan vitamin C untuk meningkatkan sistem imun dan membantu melawan infeksi. Jika infeksi terjadi hingga berhari-hari konsultasikan kepada dokter.

· Kompres air hangat pada daerah yang mengalami sumbatan duktus.

· Bantuan pancuran air hangat (shower hangat) untuk mandi, akan sangat membantu mempercepat menghilangkan sumbatan.

· Tetap berikan ASI kepada bayi, bila gagal coba lagi, susui terutama payudara yang sakit sesering dan selama mungkin sehingga sumbatan tersebut lama-kelamaan akan menghilang. Bila gagal gunakan pompa sedot.

· Lakukan pemijatan terus menerus saat menyusui juga sangat membantu.
(idionline/Kalbefarma)

Infeksi Payudara Ganggu Keluarnya ASI

MESKIPUN seorang ibu ingin menyusui bayinya dan persediaan susunya cukup, tidak jarang rencana ini gagal karena air susu terbendung. Akibatnya, air susu ibu (ASI) tidak keluar sehingga payudara membengkak, diikuti suhu tubuh yang agak tinggi atau demam, pegal-pegal, dan lemas. Banyak yang salah duga karena tanda-tanda ini mirip dengan keadaan bila seseorang terserang influensa. Inilah infeksi payudara.

Infeksi payudara atau mastitis sebenarnya merupakan suatu masalah yang jarang terjadi pada ibu-ibu yang menyusui bayinya. Tetapi kalaupun hal ini sampai terjadi, biasanya baru akan muncul 11-30 hari setelah melahirkan.



Infeksi payudara tidak bisa disamakan dengan keadaan yang disebabkan oleh penyumbatan ASI. Bila infekasi payudara terjadi pada minggu pertama setelah melahirkan, maka penyumbatan ASI terjadi lebih dini lagi, yaitu sekitar 24-72 jam setelah persalinan, pada waktu payudara mulai memproduksi ASI, atau lama setelah itu misalnya pada waktu menyapih bayi.

Gangguan yang ditimbulkan akibat penyumbatan saluran ASI ini antara lain rasa kurang nyaman, payudara membengkak dan sensitif, tetapi tidak diikuti dengan demam. Penyebab penumbatan ini bukan karena infeksi.

Untuk mengatasi penyumbatan saluran ASI, kenakanlah BH khusus bagi ibu menyusui, lalu tempat yang bengkak dikompres dengan air dingin atau es. Kalau dianggap perlu, seorang ibu dapat minum obat pengurang rasa sakit. Biasanya, dalam beberapa hari pembengkakan berkurang dan payudara akan menjadi lebih lembut setelah ASI diproduksi dengan teratur.

Lakukan Sesuatu

Setiap saat, selama menyusui, ASI memang dapat terbendung. Akibatnya terjadi pembengkakan di satu bagian, payudara menjadi lebih peka, meskipun tidak menimbulkan demam. Tetapi, bila keadaan ini dibiarkan, maka dapat berkembang menjadi infeksi.

Karena itu, agar tidak berkembang lebih gawat, sebaiknya ibu melakukan sesuatu, misalnya dengan membersihkan sisa-sisa ASI yang tertinggal di puting secara teratur dengan air hangat, dengan meletakkan sesuatu yang panas di tempat yang bengkak. Kompres dengan air panas atau mandi di bawah pancuran juga dapat menolong.

Kemudian, daerah yang bengkak sebaiknya di-massage dengan hati-hati, dan payudara sesering mungkin dikosongkan, dengan cara menyusui. Bisa juga mengeluarkan ASI dengan tangan atau pompa payudara. Dengan cara-cara seperti ini biasanya penimbunan ASI akan berakhir dengan cepat dan tidak sampai menimbulkan mastitis.

Bila keadaan tidak tertolong lagi dan berkembang sehingga timbul kemerah-merahan pada payudara serta diikuti demam dan seakan-akan terkena influensa, maka tanda-tanda ini menunjukkan adanya infeksi. Dalam hal ini sebaiknya ibu segera ke dokter supaya dapat dilakukan tindakan untuk mengatasinya.

Dari pemeriksaan diketahui bahwa jenis bakteri penyebab infeksi itu kebanyakan bakteri staphylosoccus aureus. Bayi yang ibunya menderita mastitis akan menyimpan bakteri ini dalam hidung dan tenggorokannya. Memang bayi itu tidak menjadi sakit, tetapi ia dapat memindahkan bakteri itu kembali ke ibunya. Lalu, mengapa beberapa ibu yang bayinya membawa bakteri akan menderita mastitis, sedangkan ibu lainnya tidak? Hal ini belum dapat diungkapkan.

Tetapi yang jelas, penimbunan ASI akan meningkatkan kemungkinan mendapatkan infeksi ini. Mungkin hal ini disebabkan adanya belahan-belahan atau luka (lecet) pada puting susu yang menyebabkan bakteri lebih mudah masuk ke dalam payudara. Karena itu, hindarilah terjadinya luka pada puting susu serta penimbunan ASI dalam payudara.

Pengobatan Secepatnya

Apabila sudah terjadi peradangan atau mastitis, maka dibutuhkan pengobatan dengan obat antibiotika. Pendapat dokter tentang pemakaian antibiotika bisa berbeda-beda, tetapi dokter akan memberikan yang terbaik bagi ibu. Pengobatan dengan antibiotika dilakukan selama beberapa hari, tergantung dari kebutuhan.

Penting diketahui, walaupun ibu merasa sembuh meskipun obat itu belum habis, pengobatan dengan obat antibiotika harus tetap diteruskan. Sebagai terapi tambahan dapat dilakukan dengan minum obat pengurang rasa sakit dan menurunkan panas, menggunakan BH yang dapat menunjang payudara dengan baik, serta kompres air panas. Bila ada demam, maka konsumsi air juga ditingkatkan.

Banyak pendapat yang saling bertentangan mengenai apakah pemberian ASI dihentikan atau tidak selama adanya infeksi payudara. Namun, baik untuk diketahui, bahwa seringkali apabila pemberian ASI dihentikan, maka justru payudara akan makin membengkak, rasa sakit pun bertambah serta proses penyembuhan infeksi bertambah lambat. Walaupun banyak pendapat yang menganjurkan untuk menghentikan pemberian ASI sementara, tetapi dari beberapa penelitian diketahui bahwa mengosongkan payudara merupakan salah satu cara yang efektif untuk mengatasi infeksi payudara.

Dari suatu penelitian di Denmark pada 1984 diketahui bahwa pengobatan dengan obat-obatan antibiotika yang dikombinasikan menunjukkan hasil yang baik, dan ini dianggap jalan keluar yang tepat. Pengosongan payudara akan mempersingkat lamanya gejala dari penyakit ini. Pengulangan infeksi belum diselisiki dengan seksama.

Namun, beberapa dokter khawatir bahwa apabila bayi-bayi menyusu dari payudara yang terinfeksi, maka mereka pun akan terkena infeksi. Kemudian hal ini akan ditularkan kembali ke ibunya, sehingga akhirnya si ibu akan mengalaminya berulang kali. Tetapi dari beberapa penelitian yang dilakukan diketahui bahwa ibu yang menyusui bayinya walaupun payudaranya infeksi, ternyata tidak menularkan penyakitnya pada si bayi.

Payudara yang terkena infeksi memang harus dikosongkan sesering mungkin dengan cara membiarkan bayi terus menyusu atau memompanya, atau mengeluarkan ASI dengan cara mengurut payudara dengan tangan. Bila mastitis segera diobati dengan antibiotika, maka kemungkinan untuk terjadinya abses sangat kecil. Tetapi sebaiknya, infeksi didiagnosa sedini mungkin untuk dapat mencegah komplikasi yang berat seperti abses. Abses ialah kumpulan nanah, jadi semacam bisul tetapi di dalam payudara. Abses pada payudara dapat terjadi bila pengobatan dengan antibiotika tertunda 24-28 jam.

Bila infeksi payudara ini sudah meningkat jadi abses, maka diperlukan pembedahan. Rongga abses dibuka, kemudian dikosongkan, untuk mengeluarkan nanah yang ada di dalam payudara. Biasanya diperlukan pemberian obat-obat antibiotika melalui intra vana (pembuluh darah di dalam) untuk menyelesaikan hal ini secara tuntas.

* dr. rahardi p

Reference :website :keluargasehat.wordpress.com

INDAH FASHION

ONLINE&OFFLINE SHOP
SALE MATERNITY/BIG SIZE& BREASTFEEDING CLOTHES/UNDERWEAR ,

BABY UNTIL 5 YEARS BRANDED (CUBITUS,ETC) CLOTHES
DRESS,WOMAN JEANS PANTS NEW&REASONABLE

SHIPPING AROUND THE WORLD
WEB , http://indahfashion.blogspot.com
e-mail:sweetye_indah@yahoo.com

Also visit, http://indahlifestyle-healthy.blogspot.com

http://indahmoney.blogspot.com

http://indaherbal.blogspot.com


Custom Search

PUT INDAH FASHION BANNER

FEED BURNER

growurl

GrowUrl.com - growing your website