Si Kecil Boleh, Kok, Ikut Olahraga Beladiri

19:51 Posted In , , , , , , , , , , , , , Edit This
Tak usah cemas ia bakal cedera atau jadi sok jagoan. Justru dari sini ia belajar disiplin dan patuh. Perkembangan motoriknya pun makin baik.

Mendengar kata "beladiri", boleh jadi yang terbayang di benak kita adalah kekerasan yang melibatkan adu fisik. Tak heran jika banyak orang tua "alergi" terhadap cabang olahraga yang satu ini. Jangankan untuk si kecil yang balita, anaknya yang sudah besar pun kalau bisa akan dicegah agar jangan sampai masuk klub beladiri.

Namun apa yang terjadi di luar? Belakangan ini malah marak berdiri klub beladiri khusus balita. Bahkan, taman bermain dan preschool pun banyak yang memasukkan beladiri sebagai salah satu kegiatan ekstrakurikuler. Nah, bila di "sekolah" si kecil ada kegiatan tersebut, bukan tak mungkin ia akan ngotot ikut. Sementara kita khawatir si kecil bakal cedera atau malah kelak jadi tukang berantem.

MENONJOLKAN OLAHRAGA

Memang, beladiri termasuk jenis olahraga combattive sport. Artinya, olahraga pertarungan yang melibatkan full body contact. Olahraga ini melibatkan kontak fisik dengan orang lain yang dipandang menimbulkan ancaman, lalu menyerang. Olahraga beladiri banyak jenisnya, kebanyakan berasal dari Asia Timur, yaitu Jepang dan Korea. Ada pula yang berasal dari Indonesia asli seperti pencak silat.

Namun di balik tonjokan dan tendangannya, beladiri juga mengandung disiplin, patuh, dan menonjolkan sifat kependekaran yang mengutamakan moral. "Jadi, beladiri bukan menyerang tapi mempertahankan diri, bukan sengaja memamerkan kepandaian menendang dan meninju," kata Drs. Andre Tuwaidan, pelatih beladiri taekwondo untuk balita. Lagi pula, tambahnya, beladiri untuk balita yang ditekankan lebih pada unsur olahraganya, bukan beladirinya.

"Teknik menendang, lompatan, dan tonjokan yang diajarkan pada balita juga sangat berbeda dengan orang dewasa." Pada anak balita, tendangan dan tonjokan tak memperhatikan intensitas dan kekuatan, tapi lebih melihat posisi tubuhnya apakah sudah benar atau tidak. "Ini bisa membantu anak mempunyai postur tubuh yang baik, yang pada akhirnya akan membuat anak mempunyai self-confidence yang tinggi."

Selain itu, pada setiap dozjang (perkumpulan olahraga beladiri taekwondo), segi moral dan disiplin juga diajarkan. Dari menunggu giliran menendang, misal, anak belajar untuk sabar dan disiplin. Pendeknya, tegas Andre, sambil diajarkan gerakan-gerakan beladiri, anak juga dilatih untuk patuh mengikuti semua petunjuk dan sabar.

UNSUR BERMAIN DAN ASPEK SOSIALISASI

Psikolog Monty P. Satiadarma, MS/AT,MCP/MFCC,PSI setuju jika beladiri pada balita diarahkan untuk kesehatan, bukan unsur combatting-nya yang ditonjolkan.

Apalagi olahraga amat bermanfaat buat perkembangan motorik anak. Latihan tendangan, misal, bisa memperkuat otot tungkai. Bukankah si kecil di usianya ini amat suka menendang-nendang dan melompat seperti yang dilakukan tokoh-tokoh idolanya di film-film? "Nah, dengan ikut latihan beladiri, anak belajar teknik menendang dan melompat yang benar, hingga kemungkinan ia cedera akibat meniru gerakan-gerakan si tokoh dapat diminimalisir," bilang Andre.

Namun dalam mengajarkannya, Monty menyarankan agar pelatih beladiri juga memperbanyak unsur bermain dan mengembangkan aspek sosialisasi anak. "Dunia anak adalah dunia bermain. Kegiatan apa pun yang kita berikan kepadanya, sebaiknya tak meninggalkan pola bermain. Anak-anak berkumpul bersama teman sebaya lainnya dan harus having fun dengan kegiatannya," jelas dekan Fakultas Psikologi Universitas Tarumanagara ini kala ditemui pada kesempatan berbeda.

Monty juga menyarankan agar pengajaran yang diberikan pertama adalah kesehatan dan kebugaran. "Anak diberi latihan-latihan yang bisa membantu pertumbuhan psikomotorik dan menunjang kesehatannya." Setelah itu barulah moral sedikit demi sedikit diajarkan melalui penanaman disiplin. "Sifat kependekaran pelan-pelan ditumbuhkan seperti tak menyerang lebih dulu, berani mengakui kelemahan, dan sifat-sifat kependekaran lain yang menjunjung moral dan disiplin."

LAWAN TANDINGNYA BUKAN TEMAN

Hanya, Monty tak setuju bila dalam pengajaran itu, anak dikenalkan pada konsep musuh. "Siapa itu musuh dan wujudnya kayak apa, masih terlalu dini untuk dikenalkan pada anak balita." Lagi pula, di usia prasekolah, aspek utamanya adalah to grow, berkembang."Nah, tumbuh saja dia belum, kok, sudah disuruh bertahan, defending yourself. Sementara untuk membuat dia tumbuh, kan, harus ada rangsangan dari luar." Itu sebab, psikolog atlet di Komisi Olahraga Nasional Indonesia (KONI) ini lebih setuju jika beladiri hanya untuk olahraga dan pembentukan disiplin, bukan menekankan pada self defense-nya.

Untunglah, para pelatih beladiri untuk balita ini pun menyadari hal tersebut. "Di kelas balita, konsep musuh memang belum diajarkan. Yang ada hanya menendang boneka buaya besar yang kita sebut Crocodile Attack," tutur Andre. Dengan pemahaman bahwa konsentrasi dan kombinasi lompatan yang bagus akan menghasilkan keberhasilan "menyelamatkan" diri dari suatu "serangan" yang membahayakan. "Di klub-klub yang baik, anak tak akan dihadapkan dengan temannya sebagai lawan tanding, meski hanya untuk latihan sekalipun."

Monty setuju. "Kalau sudah menggunakan teman sebagai lawan tanding, berarti sudah mengarah pada unsur combatting daripada olahraganya," tegasnya, Lagi pula, bila anak sudah diajarkan bertarung melawan teman pada usia yang masih dini, maka secara tak sadar akan terbentuk konsep predator pada dirinya, yaitu mahluk yang suka menaklukkan temannya sendiri. "Anak-anak, kan, bukan predator, tapi human being. Jadi, bila kita ingin anak-anak punya sikap human being, manusiakanlah anak-anak dari segi moralnya, bukan malah diajarkan melawan sesama human being."

Andre pun sependapat. "Namanya saja olahraga beladiri, self defense, bukan attacking others. Sifat kesatria beladiri itu, kan, dia melawan kalau diserang, bukan menyerang lebih dulu untuk menunjukkan kejagoannya. Bahkan sedapat mungkin menghindari perkelahian."

BELAJAR WASPADA

Tentunya, dengan belajar beladiri, anak juga mengembangkan sense of awareness. Dia jadi punya sikap waspada terhadap lingkungan sekitar yang bisa mengancam. Mengacu pada literatur psikologi perilaku anak dari Jerry Wykoff, Barbara C. Unell dan Dorothy Law Nolte, anak-anak usia 4 tahun ke atas perlu diajarkan mengenal dan mempunyai ketrampilan sendiri untuk menghadapi bahaya yang disebut knowledge of sense of awareness. Meski kita tak mengharapkan si kecil menghadapi keadaan bahaya, tapi penanaman sikap waspada bisa membantunya merasakan hal-hal yang perlu diwaspadai atau mengundang bahaya.

Nah, pada olahraga beladiri, khususnya taekwondo, bilang Andre, sense of awareness diajarkan lewat metode Crocodile Attack tadi. Ada "buaya" yang mengancam dan harus dilawan. "Karena konsep musuh belum dikenal di usia prasekolah, maka situasi bahaya itu digambarkan lewat buaya sebagai perumpamaan bad guy yang harus dilawan," terangnya.

Namun, Monty mengingatkan, jangan sampai salah mengajarkan analisa bahaya pada anak. "Kalau sampai salah, hati-hati, anak bisa berkembang jadi paranoid, memandang setiap orang dengan curiga." Jadi, tegasnya, pola pengajaran sense of awareness harus hati-hati betul agar tak berlebihan dan menjadikan anak paranoid. "Ancaman dalam kehidupan memang besar, tapi anak jangan ditakuti-takuti. Sikap waspada harus dikembangkan secara bijak. Beladiri bisa menjadi suatu bagian untuk menghadapi tantangan di dalam hidup, tapi kapan ilmunya harus dikeluarkan, harus secara bijak diajarkan. Ingat, pada usia balita, keselamatan anak menjadi tanggungan orang tua sepenuhnya." Artinya, sikap waspada bisa diajarkan, tapi keselamatan anak tetap menjadi tanggung jawab orang tua.

KENALKAN OLAHRAGA LAIN

Nah Bu-Pak, gimana? Sekarang tak khawatir lagi, kan, bila si kecil ikut beladiri? Saran Monty, cari klub yang arahnya lebih pada pembentukan kesehatan dan bermanfaat bagi perkembangan psikomotorik anak. "Cari klub yang tulisannya Klub Olahraga Beladiri Balita, bukan Klub Beladiri Balita. Ini menunjukkan klub itu memberi tekanan pada olahraganya, bukan beladirinya." Selain itu, pelatihnya juga harus tahu perkembangan fisik dan psikologi anak, maupun sturuktur pertumbuhan anak.

Namun, hendaknya kita jangan hanya terpaku pada olahraga beladiri semata. "Boleh-boleh saja memasukkan anak ke klub tapi tak perlu tiap hari. Diselang-selinglah dengan jenis olahraga lain seperti berenang atau jalan kaki," kata Monty. Tujuannya, agar si kecil juga mengenal beragam jenis olahraga.


Yang Harus Diperhatikan

* Pilih jenis olahraga beladiri yang tak menggunakan alat tapi lebih mengandalkan gerakan seperti lompatan dan tendangan. Misal, taekwondo atau olahraga beladiri modern lainnya.

* Anak dengan postur tubuh apa pun dapat mengikuti olahraga beladiri. Namun bila si kecil punya penyakit tertentu semisal asma atau jantung, beritahu instrukturnya agar porsi latihan atau gerakan-gerakannya tak membahayakan si kecil.

* Klub olahraga beladiri balita yang baik, yaitu:

- Membolehkan anak ikut di kelas untuk beberapa waktu tanpa bergabung sebagai anggota lebih dulu. Setelah anak betul-betul berminat, barulah didaftarkan ke klub tersebut. Jadi, bila si kecil tak berminat, kita tak boleh memaksakannya.

- Instrukturnya memiliki sertifikat dan punya pengetahuan khusus mengenai psikologi maupun pertumbuhan fisik anak. Terutama pengetahuan tentang pertumbuhan fisik anak amat penting, agar instruktur dapat mengetahui intensitas dan kekuatan tendangan serta lompatan pada anak, hingga tak mencederai tungkai maupun otot-otot kaki anak yang sedang tumbuh.

- Dilengkapi P3K dan instrukturnya memiliki pengetahuan tentang keadaan darurat seperti anak terjatuh.

- Tak menggunakan sistem hukuman. Anak memang harus disiplin dan patuh mengikuti instruksi, tapi bila anak melakukan kesalahan tak ada punishment apa pun yang diterapkan.

- Tak mengenal kenaikan tingkat untuk menghindari kecemburuan yang kerap terjadi pada anak-anak balita.

* Untuk menghindari kemungkinan si kecil cedera saat mempraktekkan teknik tendangan/lompatan di rumah, sebaiknya orang tua hadir selama anak latihan. Dengan begitu, orang tua bisa melihat teknik yang benar yang diajarkan dan membetulkannya kala anak mempraktekkannya di rumah.

Sangat Bermanfaat Buat Si Upik

Tak usah takut si Upik bakal jadi tomboi ataupun perempuan sok jagoan. Malah, bila si Upik amat berminat dengan olahraga ini, bisa diteruskan hingga usia sekolah. Lagi pula, dengan si Upik punya keterampilan beladiri, "kelak sangat bermanfaat untuk menghindari dari gangguan harashment dunia pria yang seringkali ingin mendominasi wanita," kata Paul Mc. Callum dalam bukunya, The Parent's Guide to Teaching Self-Defense.

Sumber : website tabloidnova.com/Nova/Keluarga/Anak/Si-Kecil-Boleh-Kok-Ikut-Olahraga-Beladiri


INDAH FASHION

, http://indahfashion.blogspot.com
e-mail : sweetye_indah@yahoo.com
Vespa clasic.
Maluku Sea Pearl Jewelry,

http://indahmoney.blogspot.com

Only For Vespa Classic &fast ,complete document Quick Response YM, cs_butikbranded@yahoo.com

Author Book Bunda Tahan Banting Tips Jadi Ibu Rumah Tangga Penting & jago berbisnis.

http://indahlifestyle-healthy.blogspot.com
Info herbal medicine , http://indaherbal.blogspot.com
http://indahcareer.blogspot.com

Fan FB, IndahFashion

http://www.facebook.com/pages/IndahFashion/197840196897307
https://twitter.com/Indahfashion


Memilih Lembaga Pra Sekolah

01:54 Posted In , , , , , , , , , , , , , , Edit This
Sebagian ahli pendidikan masih belum sepakat untuk urusan sekolah bagi batita. Yang pro menganggap bahwa usia balita adalah masa-masa keemasan, di mana orangtua perlu memberikan pendidikan yang baik pada anaknya dengan berbagai cara, termasuk dengan menyekolahkannya pada usia dini. Namun, mereka yang kontra berpendapat bahwa memasukkan batita pada lembaga prasekolah dikhawatirkan membuat anak lekas bosan bersekolah. Bahayanya ialah, anak mogok sekolah justru pada usia di mana ia harus sudah masuk sekolah dengan tertib dan menuntaskan pendidikan dasarnya.

Terlepas dari dua pendapat tersebut, bila Anda bertekad untuk memasukkan anak ke lembaga prasekolah, pertimbangkan hal-hal berikut dalam memilih sekolah yang aman dan nyaman untuk Anda dan buah hati, yaitu:

1. Jarak dari rumah ke sekolah. Sebaiknya pilih sekolah yang tidak jauh dari rumah supaya si kecil tidak terlalu letih dalam perjalanan.

2. Kurikulum yang memasukkan unsur bermain lebih banyak. Usia balita merupakan usia emas yang pendekatan bermainnya harus lebih banyak. Belajar dapat dilakukan sambil bermain.

3. Jumlah jam sekolah dan frekuensinya. Karena masih kecil, sebaiknya jumlah jam sekolah buat anak batita tidak terlalu banyak. Misalnya, bila ia masuk pada pukul 7.30, sebaiknya jam sekolah sudah berakhir pada pukul 10.00 supaya ia tidak terlalu lelah. Demikian pula dengan frekuensinya, tidak perlu harus setiap hari, tapi bisa hanya 2-3 kali seminggu.

4. Rasio murid dan guru dalam satu kelas. Bila jumlah murid terlalu banyak, bisa dipastikan seorang guru akan kewalahan. Idealnya, jumlah guru minimal dua orang untuk murid sampai 20 orang dalam satu kelas supaya setiap anak dapat diperhatikan dengan baik, terutama karena anak-anak kecil umumnya membutuhkan perhatian yang menyeluruh.

5. Penerapan disiplin yang dilakukan. Carilah sekolah yang fleksibel penerapan disiplinnya karena usia balita membutuhkan waktu untuk memahami peraturan dan rutinitas.

6. Sehat secara fisik. Dalam arti, ruang kelas tidak sempit, pencahayaan baik di mana sinar matahari dapat masuk dari sebelah kiri (karena anak umumnya menggunakan tangan kanan), ventilasi terawat, dan meja belajar terlindungi dari bahan atau bentuk yang bisa membuat anak balita cedera. (Hannie Kusuma)

sumber website infobunda

INDAH FASHION
MATERNITY/BIG SIZE& BREASTFEEDING CLOTHES/UNDERWEAR ,
BABY UNTIL 5 YEARS BRANDED (CUBITUS,ETC) CLOTHES
DRESS,WOMAN JEANS PANTS,BRANDED WOMAN&MAN (GUESS,ETC) ,ORIFLAME NEW&REASONABLE
Web, http://indahfashion.blogspot.com/
e-mail : sweetye_indah@yahoo.com
http://indahlifestyle-healthy.blogspot.com/
http://indahmoney.blogspot.com/
info pengobatan tradisional,
http://indahcareer.blogspot.com/
fashion branded, http://indahbrand.blogspot.com/

Fan FB, Indahfashion-Shop
https://twitter.com/Indahfashion

www.indahfashion.com


10 Taktik Jitu Atasi Balita PICKY EATER

19:57 Posted In , , , , , Edit This


Anda jangan mudah kecewa atau sakit hati, saat menghadapi balita picky eater. Anda sudah capek-capek membuatkan makanan, tapi kemudian tidak dimakannya. Sebaiknya, hal ini justru Anda jadikan tantangan untuk berkreasi menyusun menu bervariasi serta cara makan yang berbeda pula. Berikut 10 trik jitu yang bisa Anda coba praktekkan:

  • Nampan aneka warna. Sajikan aneka jenis potongan kecil buah, makanan camilan, kue, dan lain-lain di atas nampan yang menarik.
  • Dicelupkan. Inilah salah satu cara makan favorit anak-ana. Misalnya, biskuit dicelup dulu ke dalam susu sebelum masuk mulut.
  • Dioleskan. Oleskan sesuatu lebih dulu di atas permukaan makanan. Misalnya, ajaridia mengoleskan mentega, selai kacangatau selai buah di atas selembar roti, biskuit atau krekers.
  • Sedotan. Ajaklah balita membuat aneka smoothies, jus buah campur susu atau wheep cream, serta sajikan dengan sedotan. Bunyi sruput sedotan menimbulkan sensasi yang membuat balita bersemangat.
  • Mini is more. Potong aneka makanan dalam berbagai bentuk menarik dan berukuran mini. Misalnya, sandwich mini dengan bentuk segi tiga dan segi empat, kemudian diberi hiasan tusuk gigi
  • Dihias. Setiap balita, yang paling tidak doyan makanpun, pasti tergiur mencicipi ketika melihat makanan yang dihias menarik.
  • Santap bersama. Ajaklah teman-teman Balita Anda atau keponakan (apa lagi yang doyan makan) menemani balita makan. Biasanya, cara ini akan mengubah sikap balita yang suka pilih-pilih makanan.
  • Berikan dalam porsi kecil, sebab lambungnya memang kecil.
  • Libatkan memasak (mulai dari proses belanja, persiapan, hingga penyajian). Dia akan lebih berselera mencicipi hasil karyanya sendiri.
  • Ubah menu. Misalnya, nasi goreng yang semula untuk sarapan, ditukar untuk menu makan malam. Lalu, pizza untuk sarapan, dan pudding serta jus buah untuk makan siang. Yang penting, kebutuhan kalorinya terpenuhi.

    Tips menghadapi anak picky eater
  • Pastikan anak meikmati gizi seimbang dengan hidangan mengandung protein,karbohidrat,lemak,vitamin dan mineral.
  • Variasikan makanan agar anak tidak bosan dan mengenal makanan-makanan baru.
  • Biasakan makan bersama agar anak tergerak mencontoh makan yang baik dari orang tua.
sumber : website ayahbunda

INDAH FASHION
MATERNITY/BIG SIZE& BREASTFEEDING CLOTHES/UNDERWEAR ,
BABY UNTIL 5 YEARS BRANDED (CUBITUS,ETC) CLOTHES
DRESS,WOMAN JEANS PANTS,BRANDED WOMAN&MAN (GUESS,ETC) ,ORIFLAME NEW&REASONABLE
Web, http://indahfashion.blogspot.com/
e-mail : sweetye_indah@yahoo.com
http://indahlifestyle-healthy.blogspot.com/
http://indahmoney.blogspot.com/
info pengobatan tradisional, http://indaherbal.blogspot.com/
http://indahcareer.blogspot.com/
fashion branded, http://indahbrand.blogspot.com/
https://twitter.com/Indahfashion

www.indahfashion.com

Custom Search

PUT INDAH FASHION BANNER

FEED BURNER

growurl

GrowUrl.com - growing your website