Apa dan bagaimana hernia?pengobatan hernia secara alternatif alami dan medis pada bayi,anak-anak,wanita,pria

22:50 Posted In , , , , Edit This

Hernia

Jangan naik turun tangga, jangan angkat yang berat-berat, jangan berhubungan badan dengan posisi di atas, jangan makan banyak lemak, dan dianjurkan banyak minum air putih


3 sendok minyak samin (minyak kambing), +3 sendok madu hitam, +1 kuning telur bebek, + perasan jeruk nipis 1 buah, + garam beryodium, diaduk, diminum 3 kali sehari selama 1 ½ bulan

Reference software-komputer.blogspot.comference


Browse » Home » Medis » Hernia : Apa dan Bagaimana?

Hernia : Apa dan Bagaimana?

Seputar Hernia, mitos dan fakta yang ada

Masalah hernia adalah hal yang cukup sering ditanyakan dan ditakuti terutama bagi para atlet dan awam yang rutin melakukan olah raga angkat beban.

Hernia adalah kondisi dimana organ dalam tubuh keluar melalui area yang secara normal tertutup.

Ada beberapa jenis hernia tergantung letak keluarnya yaitu:

  1. hernia inguinalis/scrotale: bila letak defek area ada di selangkangan
  2. hernia femorales: bila letak defek ada di paha atas
  3. hernia umbilikalis: bila letak defek ada di pusar
  4. hernia insisional :bila letak defek ada di tempat bekas operasi

masih ada beberapa jenis hernia lain namun jarang terjadi sehingga tidak perlu disebutkan. Dari 4 jenis hernia diatas, hernia inguinalis adalah yang sering terjadi diikuti oleh hernia femorales. Hernia inguinalis lebih banyak diderita pria dengan rasio 9:1 sedangkan hernia femorales lebih banyak pada wanita dengan rasio 3:1. Pada artikel ini akan lebih fokus dibahas mengenai hernia inguinalis.

Hernia inguinalis (HI) terjadi melalui 2 jalan yang dikenal sebagai HI direk atau indirek. Pada saat pertumbuhan janin, testis awalnya terletak di dalam rongga perut yang kemudian seiring pertumbuhan, testis ini akan turun ke kantong testis (skrotum) yaitu dibawah penis. Dalam perjalanannya, akan terbentuk terowongan yang menghubungkan rongga perut tempat testis semula dengan kantong skrotum tempat testis akhir (inguinal canal). Terowongan ini terletak persis di lipatan paha yang secara normal akan tertutup seiring pertumbuhan bayi. Pada kondisi tertentu dimana terowongan tidak tertutup, maka rongga perut dan kantong testis akan tetap terhubung yang menjadi jalan masuk organ perut (seperti usus) kedalam kantong testis menjadi HI Indirek. Bila organ perut keluar melalui inguinal canal dan terus berlanjut hingga kantong testis, maka disebut sebagai hernia scrotales yang merupakan kelanjutan dari HI indirek.

HI direk terjadi bila organ perut keluar dari rongga perut melalui internal ring yang merupakan area tipis dibanding dinding perut sekitarnya. Pada HI direk, tidak berlanjut ke hernia scrotales karena tidak memiliki hubungan secara anatomis.

HI indirek dapat terjadi pada usia berapapun namun terutama pada saat bayi karena gangguan penutupan sudah terjadi saat itu, sedangkan HI direk terjadi terutama karena kelemahan otot dinding yang dipengaruhi usia.

Sebenarnya angka insiden terjadinya hernia inguinalis ini sangat rendah, di amerika dilaporkan hanya terjadi sebanyak 1 diantara 544 penduduk atau sekitar 0.18%, namun mengapa masalah ini menjadi besar? Hal ini adalah karena hernia dapat menjadi kondisi kegawatan yang mengancam nyawa bila organ perut yang masuk ke kantong hernia tidak dapat kembali ke posisi awal dan terjepit sehingga menimbulkan nyeri dan kerusakan organ tersebut.

Apa saja faktor resiko dalam terjadinya HI? Apakah yang dapat dilakukan untuk mencegahnya? Secara medis, dapat dibagi menjadi faktor resiko yang dapat dicegah dan tidak dapat dicegah. Faktor yang tidak dapat dicegah yaitu jenis kelamin pria, usia yang makin tua. Sedang faktor resiko yang dapat dicegah antara lain berat badan berlebih, dan penurunan berat badan secara ekstrem seperti pada penggunaan crash diet, rokok, kurang berolah raga dan sering mengejan saat buang air besar.

Jadi pertanyaan utama yang sering dilontarkan adalah apakah orang yang sering melakukan angkat beban beresiko untuk mengalami HI jawabannya YA dan TIDAK. Seperti yang sudah dijelaskan, banyak faktor yang berperan dalam terjadinya HI dan faktor-2 ini tidak berdiri sendiri melainkan secara simultan. Pada orang yang rutin berolah raga beban, kekuatan otot perut yang meningkat adalah menjadi faktor protektif, namun pada orang tertentu yang memiliki defek atau kelainan bawaan pada dinding perut atau memiliki faktor resiko seperti merokok, pengaturan diet yang salah dan ekstrem, yang pada akhirnya merusak jaringan ikat perut, maka HI dapat dicetuskan saat mengangkat beban.

Pertanyaan yang lain adalah apakah sabuk elastic yang sering dipakai saat di gym dapat mencegah? Tidak ada percobaan klinis yang mendukung atau menolak penggunaan sabuk ini, dan kalau saya analisa secara logika dari segi anatomis, saya tidak mendukung penggunaan sabuk ini. Alasan pertama, sabuk ini tidak cukup kuat dalam memberi tekanan dalam menahan tekanan dari rongga perut saat kita angkat beban. Seperti gambar kedua, inguinal canal dikelilingi ligamen atau jaringan ikat yang akan melawan tekanan sabuk, dan internal ring tempat keluarnya HI direk memiliki diameter yang kecil serta terletak di area yang lebih dalam dibanding sekitarnya. Alasan kedua, letak keluarnya HI adalah berada di lipat paha bagian tengah yang sangat rendah, sedangkan umumnya sabuk elastic dipakai tidak mencapai area ini, jadi bila ingin menggunakannya, harus dipakai dalam posisi yang sangat rendah pula.

Jadi, bagaimana bila hernia sudah terjadi? Jawabannya hanya operasi. Secara medis tidak ada obat apapun yang dapat menutup pintu hernia, operasi untuk menutup adalah satu-satunya pilihan.

Semoga artikel ini dapat sedikit membantu untuk memahami mengenai hernia inguinalis, sedangkan untuk hernia yang lain, akan kami buat dalam artikel tersendiri.

Dr. Jeffry Beta Tenggara

Resident of Internal Medicine Department

University of Indonesia-Ciptomangunkusumo Hospital

Reference : web.dennysantoso.com




Reference : students.stttelkom.ac.id
Namanya terkesan indah. Bisa-bisa kita membayangkan seorang wanita cantik. Padahal hernia itu nama gangguan kesehatan yang umumnya diderita pria. Meski kebanyakan menyerang manula, ia juga bisa terjadi pada anak-anak. Oleh khalayak ramai, hernia dikenal sebagai turun berok atau burut.

Pak Jaya, 51 tahun, datang ke dokter mengeluh ada benjolan sebesar telur puyuh di lipat paha sebelah kanan. Benjolan itu keluar kalau ia berdiri, batuk-batuk, dan sehabis buang air besar, dan menghilang di pagi hari. Setelah diperiksa, ternyata Pak Jaya menderita hernia. Dokter pun menganjurkannya untuk berkonsultasi dengan dokter spesialis bedah.

Nama penyakit ini berasal dari bahasa Latin, herniae, yang berarti penonjolan isi suatu rongga melalui jaringan ikat tipis yang lemah (defek) pada dinding rongga itu. Dinding rongga yang lemah itu membentuk suatu kantong dengan pintu berupa cincin. Gangguan ini sering terjadi di daerah perut dengan isi yang keluar berupa bagian dari usus.

Hernia dibedakan atas beberapa jenis. Penamaannya disesuaikan menurut letaknya. Hernia inguinalis adalah hernia yang terjadi di lipat paha. Jenis ini merupakan yang tersering dan dikenal dengan istilah turun berok atau burut. Bila terjadi di paha disebut hernia femoralis, di pusar dinamai hernia umbilikalis, dan di sekat rongga badan dijuluki hernia diafragmatika.

Selain itu, ada jenis hernia insisional, yakni yang terjadi setelah suatu pembedahan. Karena setelah pembedahan biasanya kekuatan jaringan tidak seratus persen kembali seperti semula, daerah itu kemudian menjadi lemah dan dapat mengalami hernia.

Otot dinding rongga perut melemah

*
Masyarakat awam menyangka, hernia merupakan gangguan kesehatan hanya pada kalangan estewe (setengah tua) atau usia lanjut.

Padahal, sebenarnya hernia dapat juga terjadi pada anak-anak. Ia juga lebih sering dialami laki-laki ketimbang perempuan. Ini terjadi karena adanya perbedaan proses perkembangan alat reproduksi pria dan wanita semasa janin. Pada janin laki-laki, testis (buah pelir) turun dari rongga perut menuju skrotum (kantung kemaluan) pada bulan ketujuh hingga kedelapan usia kehamilan. Lubang yang berupa saluran itu akan menutup menjelang kelahiran atau sebelum anak mencapai usia satu tahun. Ketika dewasa, daerah itu dapat menjadi titik lemah yang potensial mengalami hernia.

Penderitanya sering mengeluhkan adanya benjolan yang tidak nyeri namun cukup mengganggu. Seberapa jauh mengganggunya, tergantung seberapa besar penonjolannya. Penonjolan muncul karena adanya kelemahan anatomis pada otot dinding perut menimbulkan penonjolan di tempat yang lemah tadi. Kondisi menjadi lebih parah bila ada dorongan akibat peningkatan tekanan di dalam rongga perut. Misalnya, akibat mengejan ketika buang air, batuk-batuk, atau mengangkat beban berat.

Menurut dr. Rudi Hartanto, dokter spesialis bedah, pada bayi dan anak-anak, hernia merupakan keadaan bawaan sejak lahir (kongenital) dan berisi cairan. Jadi bukan hernia inguinalis pada umumnya yang berisi bagian usus. Hernia pada anak-anak terjadi karena hubungan antara rongga perut dan kantung kemaluan, yang merupakan tempat testis bergerak turun dari rongga perut ke kantung kemaluan ketika anak masih dalam kandungan, tetap ada.

Pada orang dewasa, hernia terjadi karena dua faktor utama.

Pertama, adanya otot dinding rongga, misalnya perut, yang lemah. Kedua, dorongan yang menyebabkan tekanan di dalam rongga perut meningkat. Biasanya hernia pada orang dewasa ini terjadi pada usia lanjut, karena pada umur tua otot dinding rongga perut melemah. Sejalan dengan bertambahnya umur, organ dan jaringan tubuh mengalami proses degenerasi. Pada wanita, kegemukan juga dapat memungkinkan timbulnya daerah yang lemah. Keadaan-keadaan itu, jika ditambah dengan faktor kedua tadi, dapat mengakibatkan usus terdorong ke dalam "daerah perbatasan" yang lemah tadi dan menonjol ke luar.

Pendapat lain menyatakan, kebiasaan merokok, penyakit yang mengenai jaringan ikat, dan penyakit gula (diabetes melitus) juga dapat mempengaruhi timbulnya hernia. Ketiganya berkaitan dengan gangguan metabolisme pada jaringan ikat.

Hernia ringan bisa bersifat reponibel, yaitu bagian usus yang keluar dapat masuk kembali ke rongga perut jika penderita berbaring atau didorong sendiri oleh penderita. Yang celaka bila hernia sudah masuk ke tahap selanjutnya, yang ireponibel. Pada tahapan ini isi hernia yang keluar tidak bisa masuk kembali meskipun didorong dari luar.

Kita juga perlu waspada jika cincin hernia berdiameter kecil. Pasalnya, bila sudah ada usus yang keluar, dengan tekanan rongga perut yang bertambah, bagian usus dapat keluar lebih banyak lagi dari lubang itu. Bila terus berlanjut, bisa menjadi hernia inkaserata, yakni bagian usus yang terjebak tidak dapat kembali. Atau menjadi hernia strangulata karena usus yang terjebak tadi dapat mengalami pembusukan dan mati karena tidak mendapat pasokan darah.

Lebih baik segera dioperasi

*
Hernia pada orang dewasa sebaiknya ditangani sedini mungkin. Bila didiamkan dan bertambah parah, nyawa bisa jadi taruhannya.

"Terapinya tak ada jalan lain, kecuali operasi," dr. Rudi menegaskan. Tidak ada obat yang dapat menyembuhkan. Karena penyebabnya keadaan anatomi yang melemah atau mengalami kelainan, pembedahan memang menjadi satu-satunya terapi.

Pembedahan untuk menangani hernia ini termasuk tindakan bedah yang sering dilakukan. "Operasi penderita hernia merupakan tindakan bedah kedua tersering setelah operasi usus buntu (apendisitis)," ujar dr. Rudi yang berperawakan tinggi dan ramah

Pada orang dewasa, pembedahan dilakukan untuk menutup lubang dan memperkuat bagian yang lemah. Otot perut dirapatkan menutupi lubang yang ada. Pada zaman baheula, operasi dilakukan dengan menempatkan penderita dalam "posisi Trendelenburg" (kepala di bawah) agar isi hernia masuk kembali ke rongga perut oleh gaya gravitasi Bumi.

Pembedahan dapat dilakukan terencana, tidak harus segera. Khusus untuk hernia inkarserata dan strangulata, tindakan operasi harus segera dilakukan. Bila tidak, bagian isi hernia yang terjepit lalu membusuk dan bisa menjadi sumber infeksi ke seluruh dinding usus (peritonitis). Akibat yang lebih buruk adalah kematian bagi penderitanya.

Setelah operasi, semuanya jadi beres? Belum tentu. Penderita biasanya masih mengeluh soal lain. Setelah operasi ia merasakan bagian yang dioperasi seperti tertarik dan nyeri.

Untuk mengatasi keluhan tadi, kini tersedia jala sintetis yang dikenal dengan mesh. Penggunaannya menguntungkan bagi penderita pascaoperasi, karena otot perutnya tidak lagi ditarik, sehingga penderita tidak akan merasa nyeri.

Selain tindakan bedah konvensional, kini juga ada terapi dengan teknik bedah laparoskopi. Keuntungan teknik ini antara lain, luka operasinya kecil sehingga penyembuhannya pun lebih cepat. Namun, teknik ini lebih rumit dan lebih mahal. Celakanya, hasil yang diperoleh dinilai tidak begitu maksimal, sehingga para dokter lebih memilih teknik biasa.

"Pada anak-anak, sebelum anak mencapai usia satu tahun, biasanya belum dilakukan tindakan. Diharapkan, lubang akan menutup sendiri mengikuti pertumbuhannya," tambah dokter lulusan Belgia ini. "Namun, jika setelah berusia satu tahun, lubang masih terbuka, dokter akan menganjurkan operasi. Kalau dibiarkan, lubang dapat bertambah besar. Ketika anak mulai berjalan dan beraktivitas, lubang tadi dapat terus membesar akibat dorongan terus-menerus. Akibatnya, tidak hanya cairan yang keluar, usus pun dapat keluar, sehingga berlanjut menjadi hernia." Pada anak-anak, tindakan hanya ditujukan untuk menutup lubang.

Jangan sampai kambuh

*
Penderita hernia pascaoperasi bisa mengalami kekambuhan. Bila kekambuhan terjadi dalam beberapa bulan atau setahun, hal ini mungkin merupakan akibat dari pembedahan yang dilakukan.

Namun, bila kekambuhan terjadi setelah dua tahun atau lebih, tampaknya terjadi kelemahan fasia yang progresif. Hati-hati bila kekambuhan terjadi berulang. Kemungkinan hernia berkembang menjadi hernia inkarserata dan strangulata menjadi lebih besar.

Untuk mencegah kekambuhan, penderita harus menghindari hal-hal yang dapat meninggikan tekanan di dalam rongga perut, misalnya batuk dan bersin yang kuat, konstipasi (sembelit), mengejan, serta mengangkat barang berat. Misalnya, untuk menghindari batuk-batuk yang persisten, kalau ia perokok sebaiknya berhenti merokok. Jangan sampai ia harus mengejan, kalau ada kesulitan buang air kecil atau besar, sebaiknya segera berobat dan diatasi dulu. Kalau pekerjaan penderita sering menuntut dirinya mengangkat beban berat, sebaiknya ia minta dipindahtugaskan. Pada wanita yang kegemukan, dianjurkan untuk mengurangi bobot badan.

Terapi nonbedah berupa pemakaian penopang (truss) hanya bersifat menunjang, sama sekali tidak memperbaiki hernia itu, apalagi menyembuhkan. Cara ini diperuntukkan bagi penderita yang menolak operasi atau, karena keadaan yang tidak memungkinkan, tidak dapat dioperasi. Namun, untuk penderita yang menolak operasi, perlu dijelaskan bahwa keadaan penyakitnya dapat berlanjut dan akhirnya tetap diperlukan operasi. Pada keadaan lanjut itu, operasi akan menjadi lebih sulit, apalagi kalau sampai isi hernia tidak bisa dikembalikan ke tempat asalnya atau membusuk.

Jadi, dalam memandang hernia sebagai suatu penyakit, yang penting adalah penanganan secara dini dan pencegahan risiko lebih lanjut. (Intisari)

Re: [balita-anda] Paediatric Hernia

Dhinok
Wed, 09 Aug 2006 23:48:06 -0700

Mbak Ana....
Anak saya Nadhif  30 bln, saat berumur 11 bln menjalani operasi hernia. Operasi 
yang pertama karena sudah emergence (ususnya sudah terjepit dan tidak bisa 
balik lagi) sehingga memakan waktu hampir 3 jam. Saat itu ususnya sudah hampir 
membiru tetapi tidak sampai harus dipotong. Menurut DSpBA nya biasanya kalau 
hernia sebelah kiri maka yang kanan cenderung akan mengikuti. Dan belum sampai 
sebulan bener saja yang sebelah kanan juga membengkak, langsung saja kami bawa 
kerumah sakit karena takut kejadian yang pertama, tetapi ternyata ususnya balik 
lagi. Tapi kami memutuskan untuk dioperasi saja. Operasi yang kedua ini hanya 
memakan waktu 45 menit, dan bekas operasi tidak harus buka jahitan, beda dengan 
operasi yang pertama. Saat itu Nadhif operasi siang hari, sorenya udah mulai 
aktif kembali.
Mudah-mudahan membantu ya mbak Ana. 
 
Ummi NAdhif
 
** berikut aku copypaste-kan beberapa artikel tentang hernia
 
 
--------------------------------------------------------------------------------
 
06 Oktober 2004 15:55:53
 
Hernia atau turun berok atau burut selama ini lebih dikenal sebagai penyakit 
laki-laki, karena hanya kaum laki-laki-lah yang mempunyai "jeroan" khusus dalam 
rongga perut untuk mendukung fungsi alat kelaminnya tersebut. Hernia terjadi 
akibat adanya lubang di otot rongga perut, sehingga "perangkat lunak" yang ada 
di dalamnya itu keluar membentuk benjolan. 
 
Namun, hal itu tak perlu khawatirkan karena hernia bisa segera diatasi, melalui 
jalur operasi yang makin canggih untuk menambal lubang yang bolong tersebut. 
Seperti ditawarkan dokter spesialis bedah dari Marienhospital, Stutgart, 
Jerman, Prof Dr Reinhard Bittner yang dijamin tidak akan bocor dan ditanggung 
terasa nyaman di perut. 
 
Dalam program alih pengetahuan yang diselenggarakan RS Pluit Jakarta, Prof 
Bittner menjelaskan teknologi terbaru dalam mengobati hernia. Proses penjahitan 
pada penderita hernia selama ini dilakukan dari luar rongga perut dengan 
konsekuensi bisa sobek kembali dan terasa mengganjal di perut. Namun, operasi 
yang dilakukan Prof Bittner dilakukan dari dalam rongga perut dan menggunakan 
bahan seperti kain kassa yang mempunyai kekuatan untuk menahan "jeroan" untuk 
tidak keluar dari rongganya. 
 
Prof Bittner menyebut teknik itu dengan nama transabdominal preperitoneal patch 
plastic (TAPP) yang telah dikembangkan sejak tahun 1992 lalu. Operasi semacam 
itu telah dilakukannya pada sekitar 4.000 pasien setiap tahun. Dan lebih dari 
11.037 pasien mengaku lebih nyaman dengan teknik terbaru tersebut. 
 
"Proses operasinya pun sangat singkat hanya sekitar 45 menit, dengan tingkat 
kesakitan 2,4 persen. Sehingga boleh dibilang teknik ini sangat nyaman dan 
sedikit sakit," kata Prof Bittner seraya menyebutkan teknik yang dikembangkan 
itu dapat mengatasi segala macam jenis penyakit hernia. 
 
Presdir RS Pluit dr Barlian Sutedja menjelaskan kehadiran Prof Bittner dan dr 
Baladas Haridas dari RS Singapura dalam seminar teknologi laparoskopik yang 
digelar RS Pluit adalah untuk alih pengetahuan. Selain pemaparan teknik, kedua 
pakar mengadakan demontsrasi langsung di RS Pluit Jakarta. 
 
Dr Barlian Sutedja SpB menjelaskan, hernia berdasarkan terjadinya, ada hernia 
bawaan (congenital) dan hernia dapatan (akuisita). Sedangkan menurut letaknya, 
ada hernia inguinal, umbilical, femoral, diafragma dan masih banyak lagi nama 
lainnya. Hernia itu sendiri terdiri dari cincin, kantong dan isi hernia. 
 
"Ada beberapa penderita hernia yang menyatakan terkadang benjolan tersebut 
dapat hilang bila ia berbaring, didorong masuk atau bahkan dapat masuk dengan 
sendirinya. Namun ada juga yang menyatakan benjolan tersebut tidak hilang meski 
sudah didorong masuk atau berbaring. Ini merupakan hernia reponibel --bila isi 
hernia masih dapat keluar masuk dan hernia irreponibel bila isi hernia sudah 
tidak dapat dimasukkan lagi," katanya. 
 
Isi hernia adalah usus, ovarium, jaringan penyangga usus (omentum). Bila ada 
bagian yang lemah dari lapisan otot dinding perut, maka usus dapat keluar ke 
tempat yang tidak seharusnya, yakni bisa ke diafragma --batas antara perut dan 
dada, bisa di lipatan paha, dan di pusar. 
 
Umumnya, bila tidak ada kelainan lain, hernia biasanya tidak nyeri. Namun bila 
isi hernia terjepit oleh cincin hernia, baru akan terasa nyeri. Bila disertai 
gangguan kontraksi usus (pasase usus) maka disebut hernia inkarserata, dan bila 
ada gangguan pada pembuluh darah maka disebut hernia strangulata. 
 
"Karena terjadi infeksi sehingga penderita merasakan nyeri yang hebat, dan 
infeksi tersebut akhirnya menjalar kemana-mana serta meracuni seluruh tubuh. 
Jika sudah terjadi keadaan seperti ini, maka disebut gawat darurat yang harus 
segera ditangani, karena akan mengancam nyawa penderita," ujarnya. 
 
Terjepit 
 
Menurut dr Barlian Sutedja, hernia sebenarnya dapat terjadi pada semua umur, 
baik tua maupun muda. Pada anak-anak atau bayi, lebih sering disebabkan oleh 
kurang sempurnanya procesus vaginalis menutup seiring dengan turunnya testis 
(buah zakar). Biasanya yang sering terkena adalah bayi/anak laki-laki. Pada 
orang dewasa, hernia terjadi karena adanya peninggian tekanan di dalam rongga 
perut dan kelemahan otot dinding perut karena faktor usia. 
 
Tekanan dalam perut meningkat dapat disebabkan oleh batuk yang kronik (lama), 
susah buang air besar sehingga harus mengejan, adanya pembesaran prostat pada 
pria dan asites. Selain itu penderita yang rawan adalah seseorang yang sering 
melakukan angkat-angkat barang berat. 
 
Penyakit hernia akan semakin meningkat sesuai dengan penambahan umur yang 
semakin tua. Hal ini mungkin disebabkan oleh melemahnya jaringan penyangga 
ataupun karena ada penyakit yang menyebabkan tekanan dalam perut meningkat. 
 
Sebenarnya sudah banyak yang tahu tentang gejala awal penyakit ini, namun 
seringkali tidak menyadarinya. Pada awalnya, gejala yang dirasakan oleh 
penderita adanya keluhan benjolan di lipatan paha. Biasanya akan timbul bila 
berdiri, batuk, bersin, mengejan atau mengangkat barang-barang berat. Benjolan 
itu akan hilang bila penderita berbaring. Tidak ada keluhan nyeri. 
 
"Nyeri akan terasa bila isi hernia terjepit oleh cincin hernia yang 
mengakibatkan pembuluh darah disekitarnya terjepit," tuturnya. 
 
Jepitan tersebut akan memberikan rasa nyeri yang pada akhirnya akan menyebabkan 
kematian pembuluh darah tersebut. Pada bayi dan anak-anak, adanya benjolan yang 
hilang-timbul itu akan sering terlihat bila bayi/anak menangis. Bila bayi 
tampak gelisah, sering menangis dengan perut kembung, harus dipikirkan 
kemungkinan hernia strangulata (isi hernia terjepit sehingga menyebabkan 
gangguan peredaran darah). 
 
Hernia dapat berbahaya bila sudah terjadi jepitan isi hernia oleh cincin hernia 
yang menyebabkan gangguan perfusi jaringan isi hernia. Lama-lama pembuluh darah 
di daerah tersebut akan mati dan akan terjadi penimbunan racun. Jika dibiarkan 
terus, maka racun tersebut akan menyebar ke seluruh daerah perut, sehingga akan 
menyebabkan terjadinya infeksi dalam tubuh. 
 
Sebenarnya tidak semua hernia harus dioperasi. Bila masih dapat dimasukkan 
kembali, maka tindakannya menggunakan penyangga/penunjang/korset untuk 
mempertahankan isi hernia yang telah direposisi. Pada anak-anak/bayi, reposisi 
spontan dapat terjadi karena cincin hernia pada anak lebih elastis. Bila sudah 
tidak dapat direposisi, maka satu-satunya tindakan yang harus dilakukan adalah 
dengan operasi. 
 
Sumber : Suara Karya
 
 
------------------------------------------------------------------------
 
    Hernia pada Bayi dan Anak 
 
      HERNIA pada bayi dan anak dapat terjadi pada beberapa bagian tubuhnya, 
antara lain di pelipatan paha, umbilikus atau pusar, sekat rongga dada, dan 
perut (disebut diafragma) serta bagian-bagian lainnya. Yang umum terlihat 
langsung adalah hernia pada umbilikus atau pusar, serta pada pelipatan paha 
karena dapat langsung ke kantung buah pelir. 
 
      Pada dasarnya, hernia pada bayi dan anak-anak terdapat perbedaan cara 
terjadinya dengan hernia orang dewasa dan orang tua. Pada bayi dan anak, hernia 
terjadi karena tidak tertutupnya beberapa lubang yang pernah ada semasa bayi 
dalam kandungan. Sebelum atau sesudah bayi lahir seharusnya lubang-lubang 
tersebut menutup, namun pada bayi dan anak yang mengalami hernia hal ini tidak 
terjadi. 
 
      Hernia pada bayi dan anak seringkali tidak memberikan keluhan sebelum 
terjadi komplikasi. Umumnya, adanya benjolan di tempat-tempat tersebut 
seringkali tidak mendapatkan perhatian dari orang tua bayi dan anak karena 
tidak menimbulkan keluhan dan masalah untuk bayi dan anak tersebut, kecuali 
orang tua yang sangat sensitif dan sangat perhatian pada bayi dan anaknya. 
 
      Keluhan yang paling sering, para orang tua pasien melihat dan meraba 
adanya benjolan pada umbilikus (pusar) atau pelipatan paha maupun kantong buah 
pelir pada anak laki-laki. Hernia pada pelipatan paha umumnya diketahui orang 
tua pasien setelah benjolannya besar dan memberikan rasa sakit pada bayi dan 
anak tersebut. Gejala lainnya timbul berupa sakit atau nyeri pada daerah 
terjadinya hernia akibat terjepitnya isi kantong hernia tersebut. Jika yang 
terjepit usus, maka gejala yang terlihat lebih hebat berupa muntah, perut 
kembung, gangguan berak dan lain-lainnya. Pada bayi dan anak wanita, seringkali 
yang terjepit di dalam kantung hernia adalah indung telur sehingga bayi dan 
atau anak tampak kesakitan bahkan dapat mengalami syok karena rasa sakit. 
 
      Hernia umbilikus yang tanpa komplikasi umumnya dapat tertutup sendiri 
pada usia anak lebih besar, sekitar usia 2-5 tahun, namun selama itu pusar atau 
umbilikus akan kelihatan menonjol besar sehingga secara kosmetis orang tua 
pasien menganggap itu suatu masalah. Pengobatan pada hernia umbilikalis dengan 
pembedahan diperlukan jika lubang yang terjadi ukurannya 2 cm atau lebih, 
karena tidak mungkin akan menutup sendiri. Atau, jika hernia sampai anak usia 
sekolah, maka dapat dilakukan pembedahan berencana. 
 
      Pembedahan
      Pada hernia pelipatan paha, pembedahan merupakan terapi yang terbaik, 
begitu hernia ini telah ditegakkan diagnosisnya. Kalau hernia ini mengalami 
komplikasi, terjadi tanda-tanda terjepitnya isi kantong hernia, maka pembedahan 
harus dilakukan segera dengan persiapan minimal untuk menyelamatkan organ yang 
terjepit dalam kantong hernia. 
 
      Risiko pembedahan segera ini cukup tinggi, baik risiko dari segi 
pembedahan maupun pembiusan. Dengan demikian, jika terdapat hernia pada 
pelipatan paha bayi dan anak-anak, pembedahan berencana sudah harus 
dipersiapkan tanpa memperhatikan usia dan berat badan bayi dan atau anak. 
Karena, pembedahannya sendiri merupakan tindakan untuk memutus hubungan rongga 
perut dengan kantong hernia. 
 
      Yang menjadi pertimbangan, apakah pembiusan umum dapat dilakukan terhadap 
bayi dan anak tersebut. Pada hernia pelipatan paha anak dengan usia lebih dari 
satu tahun -- jika kondisi pasien dan fasilitas rumah sakit memungkinkan -- 
dapat dilakukan pembedahan tanpa rawat inap. 
 
      Pembedahan hernia pada bayi dan anak-anak sekarang ini telah dapat 
dilakukan karena fasilitas dan tenaga untuk pembedahan dan pembiusan umum telah 
tersedia. Pembedahan pun dapat dilakukan pada usia yang lebih dini dengan tetap 
memperhatikan dan mempertimbangkan syarat-syarat pembedahan dengan pembiusan 
umum. Keterlambatan atau penundaan pembedahan akan memberikan risiko teknis 
pembedahan menjadi lebih sulit dan kemungkinan terjadi komplikasi. Komplikasi 
ini terutama pada hernia pelipatan paha dan hernia kantung buah pelir pada bayi 
dan anak laki-laki, berupa terjepitnya isi kantong hernia dengan segala 
konsekwensinya. 
 
      Beberapa kasus hernia pelipatan paha sering dikelirukan dengan hidrokel 
suatu benjolan di daerah pelipatan paha atau kantong buah pelir akibat 
penumpukan cairan yang dapat berasal dari rongga perut. Hidrokel ini, karena 
isinya cairan, umumnya akan diserap secara perlahan sehingga benjolan di daerah 
itu menghilang pada usia tertentu. Jika hidrokel ini menetap atau membesar 
dengan cepat, maka tindakan pembedahan untuk memutus hubungan antara rongga 
perut dengan kantong hidrokel harus dilakukan agar tidak terjadi pengaruh lain 
terhadap perkembangan buah pelir bayi dan anak. 
 
      Dengan demikian, jika bayi dan anak Anda terlihat atau teraba ada 
benjolan di daerah pusar dan dilipatan pahanya, sebaiknya dikonsultasikan ke 
tempat pelayanan kesehatan terdekat untuk mendapatkan penilaian dan penjelasan 
lebih lanjut. Hal ini bisa mencegah keterlambatan dalam penanganan dan 
terjadinya komplikasi. 
 
      dr. I Nyoman Sukerena,
      Spesialis Bedah Anak 
     
 
Sumber : balipost edisi minggu
 
 
 
----- Original Message ----- 
From: "ptpdu" <[EMAIL PROTECTED]>
To: 
Sent: Monday, August 07, 2006 9:04 AM
Subject: [balita-anda] Paediatric Hernia
 
 
Dear Dokter and Parents,
 
Saya mohon bantuan info mengenai Inguinal Hernia dan sharing parents yang 
mungkin kebetulan punya pengalaman tentang hernia ini.
 
 Anak kami, laki-laki, 22 bln, bb 14 kg, tb  93cm. Sejak umur 4 bln diketahui 
mempunyai Inguinal Hernia disebelah kiri oleh DSA nya, cuman waktu itu 
disarankan observasi dulu, seberapa sering terlihat tonjolan itu dan dijelaskan 
keadaan/situasi dimana kami harus membawanya ke RS. memang sering juga terlihat 
kalo sedang menangis keras. sampai saat ini kami mengusahakan tidak terlalu 
banyak menangis keras, bab tidak terlalu keras/susah (agar tidak menekan perut).
 
Lama kami tidak konsultasi kembali mengenai hernia tersebut, sampai bulan lalu 
setelah kami melengkapi semua immunisasi boosternya, DSAnya menanyakan nya 
kembali. kami sampaikan sekarang sudah agak jarang terlihat, tetapi DSA nya 
menyarankan untuk operasi. Saya agak terkejut juga, karena saya pikir anak kami 
masih terlalu kecil, kami punya rencana jika sampai dengan umur 3 th rongga tsb 
belum belum menutup sempurna, pada umur 3th baru kami akan operasi (cmiiw).
 
Yang ingin saya tanyakan:
1. Bisakah Inguinal Hernia sembuh tanpa operasi? (mungkin rongga tersebut bisa 
menutup dengan sendirinya?)
2. Jika memang tidak bisa sembuh tanpa operasi, umur berapakah yang terbaik 
untuk melakukan prosedur tersebut? DSAnya menyarankan operasi saja, dari pada 
nanti terlanjur "stuck", dimana operasinya menjadi lebih rumit, dibanding kan 
jika sekarang cuma menutup rongga tersebut saja.
3. Mohon share jika ada parents yang pernah mempunyai masalah seperti kami, 
atau mungkin sudah menjalani operasi untuk Inguinal Hernia untuk putranya?
 
Thanks before,
Ana
 

Herbal : Operasi Hernia

Assalamu alaikum warahmatullahi wabarakatuh,

Bapak pengelola rubrik herbal dan akupuntur yang baik, Saya, Nasrul, usia 41 tahun saat ini hasil pemeriksaan dokter ada hernia di bagian kanan dan disarankan untuk operasi. Pertanyaan saya apakah dapat disembuhkan tanpa operasi seperti dengan herbal dan akupuntur.

Terimakasih.

Nasrul, Bandung

Jawaban

Walaikumsallam wr wb, Sdr Nasrul

Dalam kasus tertentu memang sebaiknya dilakukan tindakan operasi menurut saran dokter . Akan tetapi seyogianya dirundingkan dengan dokter tersebut mengenai kemungkinan kesembuhan apabila diterapi dengan obat – obatan konvensional maupun herbal . Apabila memang tidak terlalu parah dapat diobati dengan beberapa obat herbal yang mengandung :

• Melilotus officinalis

M. Officinalis mengandung rangkaian dari Coumarins yang berfungsi efektif pada pengobatan symptomatic kegagalan fungsi vena/venous-lymphatic dan sebagai anti radang .

• dll

Pemberian salah jenis herbal diatas adalah untuk mengurangi radang / edema di dalam tubuh . Akupunktur hanya mengembalikan keseimbangan dan metabolisme organ – organ dalam tubuh menjadi normal bekerja sesuai fungsinya. Dengan normalnya fungsi orga – organ maka semua keluhan penyakit ikut menghilang.

Beberapa keluhan pasien mulai berkurang setelah diterapi dan minum obat – obatan herbal selama 3 bulan . Sesuai fungsinya herbal bekerja perlahan tetapi pasti menunjukkan kemajuan .

Untuk info herbal dan artikel bisa di peroleh di situs www.persadaindo.com bagian herbal dan artikel .

Insyallah informasi ini dapat bermanfaat .

Wasallam,

M Ferry Wong

Hernia Jangan Dianggap Sepele

  • Oleh:Pusdalin-IDI
  • Tanggal: 11/Agus/08

Info IDI

Hernia Jangan Dianggap Sepele
Hernia merupakan penyakit yang sering ditemukan dimasyarakat. Penyakit ini ditandai dengan adanya penonjolan isi perut melalui bagian dinding perut yang lemah, kelainan ini terutama ditemukan di daerah lipat paha. Hernia bisa terjadi disemua umur, juga banyak pada usia produkif, sehingga mempunyai dampak sosial ekonomi yang cukup signifikan, oleh karena iu penanganan penyakit hernia yang efektif dan efisien sangat diperlukan. Demikian dikatakan Dr. Barlian Sutedja, SpB Direktur Utama RS Gading Pluit kepada wartawan pada acara Scientific Symposium and Live Demonstration Recent Advances in Hernia Management” yang diselenggarakan di RS Gading Pluit Jakarta belum lama ini (19 Juli).
Turut bicara dalam acara tersebut Dr. Andy Maleachi, Sp.B-KBD, dan acara ini didukung oleh pakar-pakar dari luar negeri untuk membagi pengalaman mereka kepada dokter-dokter di Indonesia yaitu Afred Allen E. Buenafe MD dari Philippine dan Davide Lomanto, MD, Ph.D dari Singapore.
Dr. Barlian mengatakan, untuk menyediakan forum professional untuk penukaran informasi, pendidikan dan pelatihan bagi dokter-dokter bedah Indonesia yang menangani penyakit hernia, maka didirikan organisasi seminat dokter-dokter bedah yang disebut Perhimpunan Hernia Indonesia. Hal ini bertujuan untuk pengembangan pelayanan bedah pada umumnya dan bedah hernia khususnya kepada masyarakat luas sesuai dengan program pemerintah acara symposium dan live demo dengan tema “Recent Advances in Hernia Manageent” yang diadakan di RS Gading Pluit. Ini adalah merupakan kegiatan pertama dari Perhimpunan Hernia Indonesia, bekerjasama dengan RS Gading Pluit dalam rangka hari Ulang Tahun RS Gading Pluit ke-3.
Sementara itu Dr. Errawan B Wiradisuria, Sp.B-KBD Spesialis Bedah Konsultan Bedah Digestrif menambahkan, bahwa berdirinya Perhimpunan Hernia Indonesia, karena selama ini hernia dianggap sepele hanya kecil saja, tetapi ternyata setelah digali lebih dalam lebih banyak masalah, dan pengembangannnya masih dimungkinkan lebih luas lagi.
Oleh karena itu menurut Errawan, pertama, perlu dipikirkan bersama bagaimana pengembangan secara teknologi dan menjadi suatu pelayanan yang baik dan cukup ekonomis bagi masyarakat. “Jadi ada dua sisi seperti pisau bermata dua, satu pihak bagaimana cara melayani pasien lebih baik dengan teknologi yang lebih canggih dan sederhana tetapi ekonomis,” ujar Errawan.
Kedua, kata Errawan, bagaimana mengembangkan dari segi keilmuan, yaitu mengikuti teknologi yang sudah maju baik di dalam dan luar negeri. “Saya kira kita harus terus mengikuti keilmuan supaya tidak seperti katak dibawah tempurung. Oleh karena itu seorang ahli bedah mengikuti keilmuan terus menerus berkesinambungan,” ujar Dr. Errawan Wiradisuria,
Dr. Errawan mengatakan, nama penyakit ini berasal dari bahasa Latin, herniae, yang berarti penonjolan isi suatu rongga melalui jaringan ikat tipis yang lemah (defek) pada dinding rongga itu. Dinding rongga yang lemah itu membentuk suatu kantong dengan pintu berupa cincin. Gangguan ini sering terjadi di daerah perut dengan isi yang keluar berupa bagian dari usus.
Hernia dibedakan atas beberapa jenis. Penamaannya disesuaikan menurut letaknya. Hernia inguinalis adalah hernia yang terjadi di lipat paha. Jenis ini merupakan yang tersering dan dikenal dengan istilah turun berok atau burut. Bila terjadi di paha disebut hernia femoralis, di pusar dinamai hernia umbilikalis, dan di sekat rongga badan dijuluki hernia diafragmatika.
Selain itu, ada jenis hernia insisional, yakni yang terjadi setelah suatu pembedahan. Karena setelah pembedahan biasanya kekuatan jaringan tidak seratus persen kembali seperti semula, daerah itu kemudian menjadi lemah dan dapat mengalami hernia.
Menurut Dr. H Hermansyur Kartowisastro, Sp.BD, masyarakat awam menyangka, hernia merupakan gangguan kesehatan hanya pada kalangan setengah tua atau usia lanjut.
Padahal, sebenarnya hernia dapat juga terjadi pada anak-anak. Ia juga lebih sering dialami laki-laki ketimbang perempuan. Ini terjadi karena adanya perbedaan proses perkembangan alat reproduksi pria dan wanita semasa janin. Pada janin laki-laki, testis (buah pelir) turun dari rongga perut menuju skrotum (kantung kemaluan) pada bulan ketujuh hingga kedelapan usia kehamilan. Lubang yang berupa saluran itu akan menutup menjelang kelahiran atau sebelum anak mencapai usia satu tahun. Ketika dewasa, daerah itu dapat menjadi titik lemah yang potensial mengalami hernia.
Penderitanya sering mengeluhkan adanya benjolan yang tidak nyeri namun cukup mengganggu. Seberapa jauh mengganggunya, tergantung seberapa besar penonjolannya. Penonjolan muncul karena adanya kelemahan anatomis pada otot dinding perut menimbulkan penonjolan di tempat yang lemah tadi. Kondisi menjadi lebih parah bila ada dorongan akibat peningkatan tekanan di dalam rongga perut. Misalnya, akibat mengejan ketika buang air, batuk-batuk, atau mengangkat beban berat.
“Di Indonesia pasien hernia sering kali datang dalam keadaan terlambat, karena banyak orang tidak mengetahui, mungkin juga biayanya mahal. Padahal itu merupakan yang upnormal saja. Upnormal bukan karena suatu organic disease tetapi suatu kelainan anatomi, bukan organ yang upnormal, tetapi anatomi ada lobang yang besar, sehingga dia menonjol. Oleh karena adanya perubahan anatomi ditubuh maka salah satunya jalan harus dilakukan pengobatan dengan bedah,” ujar Dr. Hermansyur.
Menurut Dr. Berlian Sutedja, DSB, bahwa Hernia pada orang dewasa sebaiknya ditangani sedini mungkin. Bila didiamkan dan bertambah parah, nyawa bisa jadi taruhannya.
"Terapinya tak ada jalan lain, kecuali operasi," Dr. Barlian menegaskan. Tidak ada obat yang dapat menyembuhkan. Karena penyebabnya keadaan anatomi yang melemah atau mengalami kelainan, pembedahan memang menjadi satu-satunya terapi.
Pembedahan untuk menangani hernia ini termasuk tindakan bedah yang sering dilakukan. "Operasi penderita hernia merupakan tindakan bedah kedua tersering setelah operasi usus buntu (apendisitis)," ujar Dr. Barlian.
Pada orang dewasa, pembedahan dilakukan untuk menutup lubang dan memperkuat bagian yang lemah. Otot perut dirapatkan menutupi lubang yang ada. Pada zaman baheula, operasi dilakukan dengan menempatkan penderita dalam "posisi Trendelenburg" (kepala di bawah) agar isi hernia masuk kembali ke rongga perut oleh gaya gravitasi Bumi.
Pembedahan dapat dilakukan terencana, tidak harus segera. Khusus untuk hernia inkarserata dan strangulata, tindakan operasi harus segera dilakukan. Bila tidak, bagian isi hernia yang terjepit lalu membusuk dan bisa menjadi sumber infeksi ke seluruh dinding usus (peritonitis). Akibat yang lebih buruk adalah kematian bagi penderitanya.
Setelah operasi, semuanya jadi beres? Belum tentu. Penderita biasanya masih mengeluh soal lain. Setelah operasi ia merasakan bagian yang dioperasi seperti tertarik dan nyeri.
Untuk mengatasi keluhan tadi, kini tersedia jala sintetis yang dikenal dengan mesh. Penggunaannya menguntungkan bagi penderita pascaoperasi, karena otot perutnya tidak lagi ditarik, sehingga penderita tidak akan merasa nyeri.
Selain tindakan bedah konvensional, kini juga ada terapi dengan teknik bedah laparoskopi. Keuntungan teknik ini antara lain, luka operasinya kecil sehingga penyembuhannya pun lebih cepat. Namun, teknik ini lebih rumit dan lebih mahal. Celakanya, hasil yang diperoleh dinilai tidak begitu maksimal, sehingga para dokter lebih memilih teknik biasa.
Jala Sintesis itu bermacam-macam. Dari jala yang keras, tebal terus berkembang sekarang menjadi jala yang kecil dan tipis tetapi sama-sama kuatnya, dan sekarang berkembang lagi jalanya itu bisa nempel sendiri. Tidak perlu dijahit, kalau dijahit kadang-kadang saraf ikut terjahit jadinya sakit setelah operasi, atau kesemutan, tidak ada rasa.
“Mesh yang sekarang sedang diproduksi dan dipasarkan, dalam waktu singkat di Indonesia juga akan dapat., bisa nempel sendiri. Jadi kalau sudah dipasang tidak berubah. Kenapa itu kita butuh, karena sering kali timbul ulangnya suatu hernia, karena pasangnya mesh situ yang tidak tepat.
Jadi lubangnya disini, nanti kalau pasiennya bangun dari operasi tau-tau karena batuk, sehingga bergeser sedikit, maka timbullah dipinggirnya itu. Makanya alat itu sangat berarti bagi kita, hal-hal dalam perkembangan demikian, apapun yang bisa mengurangai rasa sakit, apa pun yang bisa mengurangi kekambuhan, itu akan mengurangi pengeluaran orang tersebut di keluarga. Kita lihat saja angka kejadian di dunia ini sangat tinggi, perbandingannya 1 diantara 3000 orang, dalam seumur hidupnya kemungkinan bisa terjadi hernia.
Faktor-faktor risiko bagi penyakit hernia adalah keadaan yang boleh menyebabkan tekanan dalam rongga badan bertambah dan kelemahan otot dinding rongga. Diantaranya, obesitas, usia yang lanjut di mana otot dinding rongga menjadi lemah disebabkan proses degenerasi, hernia Umbilical pada orang dewasa wanita yang beranak ramai, orang yang menghidapsirosis hati, Ascites dan penyakit paru-paru seperti lelah, mngalami kesusahan untuk membuang air besar atau konstipasi, batuk kronik dan mengangkat berat dan memberikan tekanan pada rongga abdomen yang lemah seperti pada daerah trigonom hekselba serta sejarah keluarga bagi hernia merupakan faktor-faktor yang sering meninggikan risiko menghidapi penyakit hernia.
Pencegahan, berhenti merokok, jika sukar membuang air, segera berobat, menurunkan berat badan, mengangkat beban berat dengan teknik yang betul, banyak makanan yang mengandungi serat tinggi seperti sayur-sayuran dan bersenam

Lebih Jauh Tentang Hernia

Reference : www.cyberforums.us/

Hernia terjadi akibat adanya lubang pada otot rongga perut, sehingga bagian lunak yang ada di dalamnya akan keluar membentuk suatu benjolan. Hal itu tidak perlu dikhawatirkan karena hernia dapat segera diatasi melalui jalur operasi yang semakin canggih.

Hernia atau turun berok selama ini lebih dikenal sebagai penyakit pria, karena hanya kaum pria yang mempunyai bagian khusus dalam rongga perut untuk mendukung fungsi alat kelaminnya. Berdasarkan penyebab terjadinya, hernia dapat dibedakan menjadi hernia bawaan (congenital) dan hernia dapatan (akuisita). Sedangkan menurut letaknya, hernia dibedakan menjadi hernia inguinal, umbilical, femoral, diafragma dan masih banyak lagi nama lainnya.

Bagian hernia terdiri dari cincin, kantong, dan isi hernia itu sendiri. Isi hernia yaitu usus, ovarium, dan jaringan penyangga usus (omentum). Bila ada bagian yang lemah dari lapisan otot dinding perut, maka usus dapat keluar ke tempat yang tidak seharusnya, yakni bisa ke diafragma (batas antara perut dan dada), bisa di lipatan paha, atau di pusar. Umumnya hernia tidak menyebabkan nyeri. Namun, akan terasa nyeri bila isi hernia terjepit oleh cincin hernia. Infeksi akibat hernia menyebabkan penderita merasakan nyeri yang hebat, dan infeksi tersebut akhirnya menjalar dan meracuni seluruh tubuh. Jika sudah terjadi keadaan seperti itu, maka harus segera ditangani oleh dokter karena dapat mengancam nyawa penderita.

Hernia dapat terjadi pada semua umur, baik tua maupun muda. Pada anak-anak atau bayi, lebih sering disebabkan oleh kurang sempurnanya procesus vaginalis untuk menutup seiring dengan turunnya testis atau buah zakar. Biasanya yang sering terkena hernia adalah bayi atau anak laki-laki. Pada orang dewasa, hernia terjadi karena adanya tekanan yang tinggi dalam rongga perut dan kelemahan otot dinding perut karena faktor usia.

Tekanan dalam perut yang meningkat dapat disebabkan oleh batuk yang kronik, susah buang air besar, adanya pembesaran prostat pada pria, serta orang yang sering mengangkut barang-barang berat.

Penyakit hernia akan meningkat sesuai dengan penambahan umur. Hal tersebut dapat disebabkan oleh melemahnya jaringan penyangga usus atau karena adanya penyakit yang menyebabkan tekanan di dalam perut meningkat.

Sebenarnya sudah banyak masyarakat yang tahu tentang gejala awal penyakit hernia, namun seringkali tidak menyadarinya. Pada awalnya, gejala yang dirasakan oleh penderita adalah berupa keluhan benjolan di lipatan paha. Biasanya akan timbul bila berdiri, batuk, bersin, mengejan atau mengangkat barang-barang berat. Benjolan dan keluhan nyeri itu akan hilang bila penderita berbaring.

Hernia dapat berbahaya bila sudah terjadi jepitan isi hernia oleh cincin hernia. Pembuluh darah di daerah tersebut lama-kelamaan akan mati dan akan terjadi penimbunan racun. Jika dibiarkan terus, maka racun tersebut akan menyebar ke seluruh daerah perut sehingga dapat menyebabkan terjadinya infeksi di dalam tubuh.

Sebenarnya tidak semua hernia harus dioperasi. Bila jaringan hernia masih dapat dimasukkan kembali, maka tindakannya adalah hanya menggunakan penyangga atau korset untuk mempertahankan isi hernia yang telah direposisi. Pada anak-anak atau bayi, reposisi spontan dapat terjadi karena cincin hernia pada anak lebih elastis. Bila sudah tidak dapat direposisi, maka satu-satunya tindakan yang harus dilakukan adalah melalui operasi.

Waspadai Benjolan Di Lipat Paha Dan Pusar


WASPADAI BENJOLAN DI LIPAT PAHA DAN PUSAR

Reference : www.cyberforums.us/
Munculnya benjolan tersebut bisa saja menjadi tanda bahwa bayi menderita hernia.


Banyak masyarakat yang masih menyangka kalau hernia hanya menyerang orang dewasa terutama manula. Padahal si kecil yang masih bayi bisa juga mengalaminya. Kasus bayi hernia bahkan tercatat cukup banyak. Dikatakan pula oleh dr. Cosmas Gora Triaswhoro, Sp.B., meski namanya terkesan cukup indah, hernia ternyata dapat menimbulkan bahaya. Bila terus didiamkan tanpa penanganan tepat, bahkan dapat menimbulkan komplikasi yang berat sampai kematian.

Selanjutnya, spesialis bedah dari RS Mitra International Jakarta ini menambahkan, hernia merupakan bentuk penonjolan isi suatu rongga melalui defek atau suatu bagian yang lemah dari dinding rongga yang bersangkutan. Bila terjadi di perut, isi perut dapat menonjol melalui bagian yang lemah. Kebanyakan organ yang menonjol adalah usus.

Hernia bukanlah penyakit turunan. Proses terjadinya hernia pada bayi berbeda dengan hernia pada orang dewasa yang biasanya terjadi karena kelemahan otot dinding perut. Sedangkan pada bayi, hernia yang terjadi di daerah perut akibat penyakit bawaan atau kongenital.

Secara umum ada dua jenis hernia, yaitu internal dan eksternal.

* Hernia internal berada dalam tubuh dan tidak bisa dilihat secara kasat mata. Contohnya hernia diafragmatika dimana hernia terjadi akibat adanya celah di diafragma (otot pemisah antara bagian perut dengan dada) karena pembentukan diafragma yang tidak sempurna. Contoh lainnya adalah hernia hiatal esofagus, yaitu hernia terjadi melalui celah masuknya esofagus yang masuk dari rongga dada, serta banyak lagi jenis lainnya.

* Hernia eksternal. Dari jenis hernia ini yang paling sering dijumpai adalah hernia inguinalis yang muncul di lipat paha dan hernia umbilikalis yang muncul di daerah pusar. Bayi umumnya mengalami hernia eksternal yang bisa dideteksi secara kasat mata karena terlihat secara langsung.

Proses terjadinya hernia eksternal pada bayi umumnya disebabkan penyakit kongenital, yakni penyakit yang muncul ketika bayi dalam kandungan dan umumnya tidak diketahui penyebabnya. Secara umum bayi laki-laki lebih sering mengalami hernia dibandingkan perempuan karena proses penurunan testis/buah pelir yang merupakan organ reproduksinya berlangsung lebih kompleks.

Hernia pun lebih sering terjadi pada bayi prematur, sebab pada saat kelahirannya proses penurunan testis dan pembentukan ligamen belum sempurna.

Hernia inguinalis:

* Pada bayi laki-laki terjadi karena kegagalan proses penutupan kantung yang menutupi testis. Ketika di dalam kandungan, testis turun dari bagian perut ke bawah dan berhenti sesampainya di skrotum (kantung pelir). Proses penurunan ini dimulai waktu bayi masih berada dalam kandungan. Ketika turun, testis akan membawa selaput dari perut ke bawah sehingga membentuk kantung. Ketika lahir cukup bulan, umumnya proses perpindahan testis ini sudah selesai. Namun pada beberapa bayi, proses penutupan hingga menjadi ligamentum (jaringan ikat) tidak berjalan sempurna yang akhirnya menyisakan lubang. Nah, lubang inilah yang nantinya bisa menimbulkan herniasi. Bila hanya berisi cairan saja disebut hidrocele. "Pada hernia inguinalis, paling sering ditemukan di sebelah kanan, sekitar 67 persen, sisanya sebelah kiri," jelas Cosmas.

* Pada bayi perempuan hernia terjadi melalui proses seperti ini: seperti halnya bayi laki-laki, bayi perempuan pun mengalami proses pembentukan organ tubuh bagian bawah yang hampir sama. Namun, bila laki-laki mengalami proses penurunan testis, maka perempuan tidak.

Hernia umbilikus:

Pada bayi laki-laki dan perempuan hernia umbilikus terjadi bila penutupan umbilikus (bekas tali pusar) tidak sempurna. Seharusnya, bila penutupan membuat umbilikalis tetap terbuka. Bila hal ini terjadi, tentu akan menyisakan lubang sehingga usus bisa keluar masuk ke daerah tersebut.

CARA MENDETEKSI

* Merasakan tonjolan

Yang perlu diketahui, awam hanya dapat mendeteksi hernia eksternal, karena hernia internal terjadi dalam tubuh dan sulit dideteksi. Mendeteksi keberadaan hernia pada orang dewasa juga jelas lebih mudah ketimbang pada bayi. Ketika buang air misalnya, orang dewasa bisa merasakan adanya tonjolan di bagian perut yang umumnya lebih terasa. Namun pada bayi, meskipun terasa ada yang tidak nyaman pada tubuhnya, ia tidak bisa mengungkapkannya dengan jelas.

Itulah mengapa hernia pada bayi lebih sulit dideteksi sehingga memerlukan ketelitian orang tua. Walaupun sulit, lihat dan rabalah bagian lipat paha atau pusar si bayi. Hernia eksternal umumnya akan diketahui dari munculnya benjolan di bagian tersebut.

* Mengamati gejala

Gejala klinis yang biasa muncul tak berbeda jauh dari penyakit-penyakit pada umumnya, seperti mual muntah, susah makan, dan tubuh demam. Lantaran itulah, Cosmas mengimbau orang tua agar segera membawa bayinya ke dokter saat melihat gejala-gejala tadi, agar diagnosa penyakit si kecil dapat segera ditegakkan.

Gejala khususnya muncul berdasarkan berat-ringan hernia:

1. Reponible: Benjolan di daerah lipat paha atau umbilikus tampak keluar masuk (kadang-kadang terlihat menonjol, kadang-kadang tidak). Benjolan ini membedakan hernia dari tumor yang umumnya menetap. Ini adalah tanda yang paling sederhana dan ringan yang bisa dilihat dari hernia eksternal. Bisa dilihat secara kasat mata dan diraba, bagian lipat paha dan umbilikus akan terasa besar sebelah. Sedangkan pada bayi wanita, seringkali ditemukan bahwa labianya besar sebelah. Labia adalah bagian terluar dari alat kelamin perempuan.

2. Irreponible: benjolan yang ada sudah menetap, baik di lipat paha maupun di daerah pusat. Pada hernia inguinalis misalnya, air atau usus atau omentum (penggantungan usus) masuk ke dalam rongga yang terbuka kemudian terjepit dan tidak bisa keluar lagi. Di fase ini, meskipun benjolan sudah lebih menetap tapi belum ada tanda-tanda perubahan klinis pada anak.

3. Incarcerata, benjolan sudah semakin menetap karena sudah terjadi sumbatan pada saluran makanan sudah terjadi di bagian tersebut. Tak hanya benjolan, keadaan klinis bayi pun mulai berubah dengan munculnya mual, muntah, perut kembung, tidak bisa buang air besar, dan tidak mau makan.

4. Strangulata, ini adalah tingkatan hernia yang paling parah karena pembuluh darah sudah terjepit. Selain benjolan dan gejala klinis pada tingkatan incarcerata, gejala lain juga muncul, seperti demam dan dehidrasi. Bila terus didiamkan lama-lama pembuluh darah di daerah tersebut akan mati dan akan terjadi penimbunan racun yang kemudian akan menyebar ke pembuluh darah. Sebagai akibatnya, akan terjadi sepsis yaitu beredarnya kuman dan toxin di dalam darah yang dapat mengancam nyawa si bayi. Sangat mungkin bayi tidak akan bisa tenang karena merasakan nyeri yang luar biasa.

MENANGANI HERNIA

Berhubung proses peningkatan dari satu fase ke fase berikutnya terjadi cukup cepat, Cosmas menyarankan, bawalah segera bayi Anda ke dokter begitu terlihat gejala awal hernia. Bila memang positif, meskipun masih sangat ringan, bayi harus segera dioperasi untuk mencegah tahap gangguan yang lebih berat. "Operasi yang biasa dilakukan adalah herniotomi untuk memotong kantung hernia kemudian diikat," kata Cosmas.

Namun sebelumnya, saat pemeriksaan, dokter akan melakukan palpasi atau meraba isi hernia dengan ujung jarinya, apakah masih dapat dimasukkan kembali ke dalam perut atau tidak.

Meskipun kejadiannya jarang, setelah operasi sebaiknya waspadai kemungkinan kambuhnya hernia. Bila kekambuhan terjadi dalam beberapa bulan atau setahun, hal ini mungkin merupakan akibat dari pembedahan yang dilakukan. Namun kemungkinan kambuhan akibat kesalahan teknis sangat kecil.

HERNIA PADA ANAK


Agak sulit mencegahnya. Dan sulit pula mengenali gejala awalnya. Tahu-tahu dokter menyarankan untuk operasi. Aduh, bahaya enggak, sih ?
Adi, bocah berumur 4 tahun, suatu siang menjerit-jerit kesakitan tanpa sebab. Setelah ditanya, ia mengaku merasa sakit di daerah selangkangan pahanya. Ketika ibu Adi mencoba meraba ternyata terdapat benjolan di sekitar daerah itu. Kemudian, hasil pemeriksaan dokter menunjukkan bahwa Adi mengalami hernia.
Benarkah hernia bisa juga dialami oleh anak sekecil Adi? Kendati jarang, menurut Dr.dr.H. Muljono Wirjodiarjo, SpA(K), mungkin saja kasus hernia terjadi pada anak. Pengertian umum hernia sendiri, kata dokter dari RS Internasional Bintaro ini, adalah perpindahan isi suatu ruangan ke ruangan lain melewati dinding pemisah. "Biasanya dari ruangan yang tekanannya tinggi ke ruangan yang tekanannya rendah."
Pada tubuh manusia, hernia terjadi pada rongga-rongga yang rawan terjadi seperti itu. Misalnya, hernia pada otak karena tumor di satu bagian otak yang kemudian mendesak ke ruangan lain. Bisa juga terjadi pada rongga dada. "Hernia akan terjadi jika muncul penyakit yang menyebabkan sumbatan sehingga rongga paru-paru di sebelah lebih besar dari rongga lain." Antara rongga dada dan rongga perut terdapat sekat yang disebut diafragma. Bisa terjadi, karena tekanannya tinggi, isi perut kemudian mendesak ke rongga dada sehingga mendesak paru-paru.
Nah, antara rongga perut dan rongga kemaluan juga terdapat rongga. Biasanya, karena tekanan di rongga perut tinggi, maka isi rongga perut turun ke rongga kemaluan. Hernia inilah yang umum dikenal masyarakat. "Ini biasa disebut hernia inguinal dan populer terjadi pada anak." Dulu, terang Muljono, penyakit ini biasanya tidak segera ditangani, sehingga akan berlanjut sampai dewasa. "Tetapi ada juga hernia yang menyerang orang dewasa yang biasa mengangkat beban-beban berat. Istilahnya turun berok atau burut," lanjut Muljono.
DI BAWAH SATU TAHUN
Jadi, jelaslah kini bagi kita bahwa hernia inguinal terjadi di daerah selangkangan. Hal ini terjadi karena dinding pembatasnya lemah, sehingga isi perut bisa menembus ke rongga buah zakar (scrotum). Biasanya, lanjut Muljono, awalnya hanya berupa benjolan di atas paha bagian dalam. Benjolan ini keras, seringkali berwarna biru, dan jika disentuh terasa sakit. Gejalanya, anak tiba-tiba menjerit kesakitan tanpa sebab, meski ada juga yang tidak terasa sakit. "Seringkali ini muncul di paha sebelah kanan
dan lebih banyak terjadi pada anak laki-laki."
Benjolan ini biasanya baru muncul saat isi perut belum mencapai scrotum. Tetapi, bisa saja karena tekanan tinggi atau dinding lemah, isi perut masuk ke dalam scrotum. "Saat masuk, terasa sakit. Tetapi saat anak tenang, kadang-kadang hilang lagi." Lama-lama, usus akan masuk atau berpindah tempat ke scrotum. "Jika ini yang terjadi, akan sulit untuk kembali dan gejala yang timbul akan lebih sakit."
Munculnya benjolan ini bisa saja merupakan bawaan sejak lahir. Ada juga yang muncul dua tiga minggu, atau beberapa bulan setelah lahir. Jika ringan, munculnya benjolan biasanya agak lambat. "Biasanya muncul muncul di bawah usia setahun. Jika setelah satu tahun enggak muncul, maka biasanya nggak terjadi seterusnya," terang Muljono.
Pada anak yang masih belum bisa berjalan, barangkali kemungkinan hernia tidak begitu menonjol, meskipun ada. Aktifitas fisik sangat mempengaruhi. Semakin besar anak, tenaganya pun semakin kuat, sehingga tekanan dalam rongga perut lebih besar. "Jadi, hilang munculnya hernia ini karena perbedaan tekanan yang muncul," ujar Muljono.
Karena itu, orang tua harus lebih rajin memperhatikan anak berusia setahun atau yang sudah mulai berjalan. "Misalnya, sehabis lari-lari tiba-tiba anak menangis. Perhatikan apakah ada benjolan. Ada lagi kejadian, anak terkena flu dan batuk keras kemudian hernianya muncul. Dengan batuk, tekanan dalam perut menguat. Sehingga, hernia yang selama ini tidak muncul, tiba-tiba muncul," jelas Muljono.
Selama benjolan itu masih bisa bolak-balik, lanjutnya, tak akan terlalu menimbulkan masalah. Tetapi, bila sudah masuk ke rongga scrotum, maka akan menjadi masalah. Seringkali, karena melewati lubang kecil pada dinding pembatas, sehingga usus seperti tercekik. Akibatnya, darah tidak bisa kembali dan akan makin membesar. "Ini yang sangat berbahaya dan bisa menimbulkan kematian jika tidak ditangani dengan baik."
BUAH ZAKAR TERLAMBAT TURUN
Yang harus diperhatikan, lanjut Muljono, ada keadaan mirip seperti hernia yang sangat perlu diketahui oleh orang tua. Benjolan yang muncul di lipatan antara paha dan perut seringkali bukan hernia. "Ini adalah buah zakar yang terlambat turun. Seringkali pada bayi memang ada keadaan dimana salah satu buah zakar turun dan salah satunya belum, atau kadang-kadang keduanya belum turun (retensio testis). Nah, seringkali orang keliru dan dianggap sebagai hernia."
Oleh karena itu, dalam keadaan demikian sebaiknya orang tua lebih teliti lagi terhadap anak. "Kantung buah zakar anak harus diperiksa, apakah buah zakar sudah ada atau belum. Kalau belum ada berarti memang belum turun," ujar Muljono.
Yang tak kalah pentingnya untuk diketahui, daerah sekitar antara perut dan paha merupakan daerah yang gampang terinfeksi. Apalagi pada anak yang gemuk. Mungkin sehabis pipis atau buang air besar, popok atau celananya tidak diganti, sehingga kemudian terjadi bisul atau abses yang pada awalnya seperti hernia. "Bisul ini kalau diraba terasa sakit. Meski jarang terjadi, tetapi harus hati-hati." Bisul ini biasanya nyerinya bukan main dan setiap hari semakin besar dan merah. "Pada umumnya kalau dipegang juga terasa agak hangat. Anak juga nangis terus-terusan," lanjut Muljono.
SEGERA DITANGANI DOKTER
Dulu, jika masih berupa benjolan kecil, seringkali ditunggu karena diharapkan akan sembuh sendiri. "Tetapi sekarang tidak lagi. Biasanya akan segera ditangani, karena operasinya pun bukan operasi berat. Begitu muncul, dokter sering menganjurkan supaya dioperasi saja, apalagi kalau sampai anak kesakitan."
Sebaiknya, begitu curiga, anak segera dibawa ke dokter. "Kita lihat benjolan di batas perut dan paha. Kemudian yang juga dilihat adalah kantung scrotum. Biasanya jika isi perut sudah turun, kantung buah zakar akan menjadi besar, berwarna biru dan keras." Biasanya dokter yang sudah terlatih akan dengan mudah mengembalikan isi perut dari kantung buah zakar ke atas. "Tetapi ini memerlukan teknik khusus. Kalau tidak justru akan berbahaya, karena kalau dipijit-pijit terus akan semakin membengkak. "Jadi, orang awam sebaiknya tidak segera memasukkan sendiri," ujar Muljono.
Tetapi, ingat Muljono, orang tua perlu pula hati-hati dalam mengenali scrotum yang membesar, karena ada juga keadaan lain dimana buah zakar membesar sebelah karena berisi air. "Ini terjadi jika buah zakar mengandung air, sehingga salah satunya akan membesar karena berisi air yang dikenal dengan hidrocel testis."
Kadang-kadang, kalau tidak berpengalaman, sulit membedakan antara hernia dengan hidrocel testis. "Tetapi, biasanya ini akan mengecil sendiri. Jadi, jangan coba-coba misalnya untuk menyedot cairan selama tidak terlalu besar. Sebab, kadang-kadang, disangka hidrocel testis kemudian ditusuk, ternyata hernia. Jadi, harus betul-batul hati-hati dalam membedakan antara hernia dengan keadaan lain tadi."
Nah, hidrocel testis inilah yang berkaitan dengan kesuburan seorang pria kelak. Penyebabnya, hernia yang didiamkan akan membuat buah zakar tergencet dan membuat fungsinya buruk. "Tetapi secara umum, tidak akan terjadi, kok, jika ditangani dengan baik."
PERAN ORANG TUA
Karena bersifat kongenital, penyebab hernia tidak bisa diketahui dengan pasti. Tetapi, untuk tindakan pencegahan, para orang tua kita dulu sering menggunakan popok khusus untuk bayinya agar menekan bagian yang lemah supaya tidak dilewati isi perut. "Tetapi, kenyataannya tidak begitu efektif. Sekarang, biasanya akan dioperasi oleh ahli bedah anak. Operasinya tidak begitu berat, kok."
Seringkali, jika hernia ditemukan di sebelah kiri, dokter akan memperbaiki sekaligus kedua-duanya, baik yang sebelah kiri maupun sebelah kanan. "Menurut pengalaman, kalau di sebelah kiri muncul maka di sebelah kanan pun pasti akan muncul lagi. Jadi sekaligus saja dibetulkan. Tetapi kalau yang kanan muncul duluan, jarang diikuti oleh yang sebelah kiri," ujar Muljono.
Operasi bisa dilakukan secepat mungkin, begitu diketahui. "Tetapi, tentu menunggu sampai kondisi yang terbaik. Bahkan kalau diketahui setelah lahir, sebelum pulang pun ada yang langsung dioperasi."
Agar segera terdeteksi, secara umum, orang tua harus concern terhadap tubuh anak. Jadi, pada saat memandikan atau menggantikan popok, orang tua harus waspada, apakah ada benjolan atau tidak di daerah antara paha dan perut. Seringkali, ada orang tua yang tidak begitu perhatian dan tidak tahu terjadi perubahan pada tubuh anaknya. "Tahu-tahu sudah berat. Padahal, menurut pengalaman, gejala hernia sudah akan muncul sejak awal," ujar Muljono.
Nah, mulai sekarang, bukan cuma tingkah laku si kecil saja yang harus diamati, tetapi juga dengan perubahan tubuhnya.

Bagaimana cara mengobati penyakit hernia/turun berok secara cepat dan tepat tanpa operasi?

Jawaban Terbaik - Dipilih oleh Suara Terbanyak

Hernia harus di operasi, tidak ada obat tradisionil (alternatip) atau pijatan-pijatan 'sakti' yang bisa mengembalikan otot2 yang sudah kendor. Saya sarankan, sebelum bertambah parah, segera di operasi saja. Cari Urolog kalau anda khawatir dengan dokter bedah biasa.

Jawaban Lain

tipsnya sangat sederhana tapi harus dilakukan rutin setiap bangun pagi, caranya :
1. Tidur terlentang
2. Angkat kaki letakkan di dinding atau tempat yang lebih tinggi
3. Urut secara perlahan bagian bawah perut Anda ke arah dada menggunakan ujung jari-jari dengan sedikit menekan
4.lakukan selama 3-5 menit setiap pagi setelah bangun tidur sebelum beraktivitas
5. Jika dalam waktu 1 minggu tidak ada perubahan yang berarti, temui dokter aja deh
6. Bagi yang muslim jangan lupa baca BASMALAH bagi yang beragama lain silahkan di sesuaikan, tujuannya meminta pertolongan Yang Maha Kuasa karena kesembuhan datangnya dari DIA, tips, trik dan obat-obatan hanyalah media penyembuhan.
semoga bermanfaat..

jawaban lain

jangan angkat2 berat dulu ya...

jawaban lain:

gunakan kedua tangan untuk mengangkat perut dibawah pusar jika sedang mandi pakai busa sabun .obatnya adas,inggu,pule pandak,jarak materi referensi: Shinse Akin Sanjaya

jawaban lain :

coba aja pengobatan homeopati ! pengobatan dengan bahan alami tanpa efek samping. info selengkapnya baca di www.homeopatiindonesia.com

materi referensi:

http://www.homeopatiindonesia.com

Reference : id.answers.yahoo.com

Senin, 2009 Maret 30

Turun Berok atau bahasa kedokterannya hernia adalah penyakit yang cukup membahayakan apabila tidak kita atasi sejak dini, kenapa ? karena bisa mengakibatkan kita susah jalan dan apabila sudah parah solusinya harus dioperasi. Bagi kalangan orang kaya yang punya cukup duit mungkin tidak masalah, tapi bagi kita yang kurang duit untuk melakukan operasi kita pasti akan bingung, sedangkan pinjam duit sekarang siapa yang akan kasih...

Nah sebelum itu terjadi ada baiknya kita atasi sejak dini saja apabila ada gejalanya sebelum menjadi parah. Saya ada beberapa tips baik dari pengalaman pribadi dan juga info dari teman-teman mengenai mengatasi turun berok sejak dini.

Caranya :

- Makan yang teratur, dan perbanyak makan buah dan sayuran.
- Kurangi merokok
- Perbanyak minum air putih

Apabila sudah ada gejalanya seperti sakit dibawah pusar coba tahapan berikut :
- Nggak ada salahnya pergi ke urut atau pijat tradisional yang berpengalaman ( jangan Pijat plus plus )
- Kurangi angkat yang berat-berat tapi seandainya memang sudah kerjaan, ketika mengangkat barang usahakan lutut ikut ditekuk dan kita angkat dari bawah ( seperti lifter atau atlit angkat besi ).
- Biasakan memakai cangcut atau segitiga pengaman atau sempaque.
- Biasakan setiap pagi ( sebelum sarapan ) kaki diangkat keatas dan pantat menempel di dinding sambil perut diurut kearah dada sekitar 5 - 10 menit
- Sebelum sarapan coba masukkan jari ke mulut ( agar seperti mau muntah ) agar kita seperti mau muntah dan ketika kita akan seperti mau muntah, bagian dalam perut kita terutama usus akan tertarik keatas dengan sendirinya ( coba saja ).

Tips diatas khusus hanya untuk menghindari dan mengatasi sejak dini serta baru gejala dan apabila sudah parah, lebih amannya langsung kedokter.
Semoga kita terhindar dari segala penyakit dan diberikan kesehatan dari Allah SWT....amin

Salam blogger.....

Reference : sehat-secara-alami.blogspot.com


INDAH FASHION

ONLINE&OFFLINE SHOP
SALE MATERNITY/BIG SIZE& BREASTFEEDING CLOTHES/UNDERWEAR ,

BABY UNTIL 5 YEARS BRANDED (CUBITUS,ETC) CLOTHES
DRESS,WOMAN JEANS PANTS NEW&REASONABLE

SHIPPING AROUND THE WORLD
WEB , http://indahfashion.blogspot.com
e-mail:sweetye_indah@yahoo.com

Also visit, http://indahlifestyle-healthy.blogspot.com

http://indahmoney.blogspot.com

http://indaherbal.blogspot.com

http://indahcareer.blogspot.com

Custom Search

PUT INDAH FASHION BANNER

FEED BURNER

growurl

GrowUrl.com - growing your website