Without supervision, the label "kosher" will further develop their producers comply taste. Whereas the provisions of halal-haram is crucial issue for consumers.
That's the most important homework is done by LP garus POM-MUI, including thinking about the possibility of making their own testing laboratory - which so far still Nebeng at Bogor Agricultural University (IPB). Not only that, there are other chores for LPPOM. From a survey conducted at the institution Jabotabek area and other major cities in Java, found no fewer than 69 products that state that is not permitted on the recommendation of both MOH and the MUI. Most of these products are candy products that use gelatin. It could be other products as well as ... ...
On the other hand, there are also new companies get halal certification for some types of direct products claiming all halal products. There is also the first products certified halal MUI (the validity period for two years) but after not been extended again. While halal certification was never revoked again. If the production system used was the same, maybe not a problem. but if you then change the system, either in part or in whole kehalaln affecting the products, then consumers are harmed. This information is to be bridged by LPPOM MUI in order to reach consumers through their site-www.halal MUI.com, or sites that are official working with them, for example web.halalguide.info, and other media.
Finally, if you are a manufacturer of food products / beverages are keen to see the market will, immediately take care of your products kosher certified. Muslim consumers are guaranteed a principled way on the family account will be your loyal customers. And their number in Indonesia is about 160 million loh!
Consumers today increasingly critical. They are not just demanding hygienic products and guaranteed nutritious, but for the Muslim, one who so they are also concerned kehalalannya. And, the label had become a key halal in deciding to buy or not a product.
"Bi ... kok ga ada label cake halalnya?" Said one little girl who is still sitting in class V SD cake while watching packaged rolls from Malaysia which is still widely circulated here. Account as his father, who came all the way from Jakarta with a snack, not too surprised. Because he had understood correctly, Jamilah his little girl would not eat it immediately, though nge-fans kind of heavy with fruit snacks brought hand was. He had thought his son who was known about the critical questions the halal label Kehalalan brought snacks. "Jamilah can not eat it because the packaging is not no label halalnya," said Jamilah later. But he eventually ate the cake straight away which was good, after account showed a small kosher label version of JAKIM (Malaysia him LPPOM MUI) at the back of the package. Jamilah smile and even expand "Delicious, bi ..." he said. Account retorted "God willing and halal."
According to Jamilah, kosher label him a necessity. Any interesting food, if the packaging does not list label halal, then it is better for him to forget it. Jamilah statement this young diaminkan also by his brother Abdul Karim was puberty, miraculously they both enforce the 'law' that when choosing a place to eat. Hence, even though people say Japan X Restaurant food taste delicious (they both take the name of a famous restaurant-red), Jamilah and Abdul Karim was not interested in trying kehalalannya not guaranteed.
The same is done also by the account, their father was a former manager of an Islamic magazine. According to him, the first thing done when shopping for food products will be given to family-is the label. From the label, which was first seen Kehalalan food security. And this principle is transmitted to their children so that they are critical as Jamilah and Abdul Karim.
Just label halal (read: official halal label LP-POM MUI) is not enough. According to the account, which is also important is the registration number of the Ministry of Health or BPOM. "City or BPOM MOH is also an important requirement in addition to label halal (official-ed)," he said. Also according to account, many producers who put the writing on the packaging, kosher, even though the product is not guaranteed kehalalannya. Because the label is not accompanied by halalnya halal certificate number issued by the LP-POM MUI .. "Also if no registration number or from BPOM MOH, it means the product sold is not necessarily the product thoyyib and safe to consume," he added.
Consumers will demand halal products is growing recently. Recognized or not, Muslim consumers are more critical now. They are not just demanding hygienic products and guaranteed nutritious, but also kehalalannya. Cases that had spread like Ajinomoto seasoning so much interesting public reaction is one example.
On the other hand, interest-mensertifikat producers for their products halalkan also higher. LP POM MUI officials in one of his site states there is almost no time without the test for researchers in LPPOM MUI. Moreover, since the Directorate of Drug and Food (now POM) Kehalalan leave this matter entirely to LPPOM MUI.
Previously, there were two models are certified kosher, the MUI and the Directorate of POM. However, recently, has been fully devolved BPOM kosher certification is the MUI Fatwa Commission. Based on this MUI, BPOM will give approval for the inclusion of the halal label certified halal, or refusal to provide a halal certificate is not pocketed. Cooperation is clearly Kehalalan guarantee for Muslim consumers in using the product consumed.
Cooperation Department of Health and LPPOM MUI has reached the level of guarantee of a halal products and Thoyib. Thus religion in terms of safety and health terms too. For consumers and producers, one door halal certification is indeed beneficial. At least not many tables to go, so save money that would ordinarily be charged to the consumer.
Feel there's very 'spirit' will demand kosher certification in the midst of consumers, mainly Moslems. But so far, there has been no certain figures to measure the level of consumer awareness of the Muslims is halal products. Because there is still no official agency conducting a survey about it.
In fact, the interest in halal certification is not only consumers but also producers. For the people of Indonesia are increasing the level of intellect and more critical, halal products becomes imperative. Halal certification would not want to be one prerequisite to winning the market competition.
It's just that it should be noted, because the ordinary people see only the label Kehalalan course, then there must be institutions that guarantee that the product is certified kosher really always kosher. This means that there is a mechanism should be very strict oversight to monitor post-certification.
Konsumen saat ini semakin kritis. Mereka tidak sekadar menuntut produk yang higienis dan terjamin kandungan gizinya, tetapi bagi yang Muslim, salah satu yang jadi concern mereka adalah juga kehalalannya. Dan, label halal pun menjadi kunci dalam memutuskan membeli atau tidak suatu produk.
”Bi… kok kuenya ga ada label halalnya?” ujar seorang gadis kecil yang saat ini masih duduk di kelas V SD seraya mengamati kemasan cake gulung asal Malaysia yang masih belum luas beredar di sini. Akun sebagai ayahnya, yang jauh-jauh datang dari Jakarta sambil membawa snack itu, tidak terlalu terkejut. Karena dia sudah mengerti benar, Jamilah gadis kecilnya itu tidak akan langsung memakannya, walaupun nge-fans berat dengan snack semacam buah tangan yang dibawanya itu. Ia sudah menyangka anaknya yang memang dikenal kritis soal label halal akan mempertanyakan kehalalan snack yang dibawanya.
”Jamilah nggak bisa makan ini karena bungkusnya nggak ada label halalnya,” kata Jamilah kemudian. Tapi ia akhirnya langsung menyantap cake gulung yang enak itu, setelah Akun menunjukkan label halal kecil versi Jakim (LPPOM MUI nya Malaysia) di bagian belakang kemasan. Dan senyum Jamilah pun mengembang “Enak, bi… “ katanya. Akun menukas “dan halal insyaallah.”
Menurut Jamilah, label halal baginya merupakan keharusan. Semenarik apapun makanan itu, jika pada kemasannya tidak mencantumkan label halal, maka lebih baik baginya untuk melupakannya. Pernyataan Jamilah yang masih kecil ini yang juga diaminkan oleh Abdul Karim kakaknya yang sedang puber, secara menakjubkan mereka berdua memberlakukan ‘hukum’ itu saat memilih tempat makan. Makanya, walaupun kata orang-orang makanan Restoran Jepang X lezat rasanya (mereka berdua menyebut nama sebuah restoran terkenal-red), Jamilah dan Abdul Karim tak tertarik mencoba karena tidak terjamin kehalalannya.
Hal yang sama dilakukan juga oleh Akun, ayah mereka yang mantan pengelola sebuah majalah Islam. Menurutnya, hal pertama yang dilakukan -jika berbelanja produk makanan yang akan diberikan kepada keluarganya- adalah labelnya. Dari label, yang dilihat pertama kali adalah jaminan kehalalan makanan itu. Dan prinsip inilah yang ditularkan ke anak-anaknya sehingga mereka kritis seperti Jamilah dan Abdul Karim.
Sekadar label halal (baca: label halal resmi dari LP POM-MUI) tidaklah cukup. Menurut Akun, yang juga penting adalah nomor registrasi dari Departemen Kesehatan atau BPOM. ”Ijin Depkes atau BPOM adalah syarat penting juga selain label halal (resmi-red),” tandasnya. Selainitu menurut Akun, banyak produsen yang mencantumkan tulisan halal pada kemasannya, padahal produknya belum terjamin kehalalannya. Karena label halalnya tidak disertai dengan Nomor sertifikat halal yang dikeluarkan oleh LP POM-MUI.. ”Selain itu kalau tak ada nomor registrasi Depkes atau dari BPOM, itu artinya produk yang dijual adalah produk yang belum tentu thoyyib dan aman dikonsumsi,” imbuhnya.
Tuntutan konsumen akan produk halal belakangan memang semakin besar. Diakui atau tidak, konsumen Muslim saat ini makin kritis. Mereka tidak sekedar menuntut produk yang higienis dan terjamin kandungan gizinya, tetapi juga kehalalannya. Kasus yang pernah merebak semacam bumbu masak Ajinomoto yang begitu besar menarik reaksi publik adalah satu contohnya.
Di sisi lain, animo produsen untuk mensertifikat-halalkan produknya juga semakin tinggi. Pejabat LP POM MUI dalam salah satu situs nya menyatakan hampir tidak ada waktu tanpa pengujian bagi para peneliti di LPPOM MUI. Apalagi, sejak Direktorat Pengawasan Obat dan Makanan (sekarang Badan POM) menyerahkan sepenuhnya urusan kehalalan ini kepada LPPOM MUI.
Sebelumnya, memang ada dua model sertifikasi halal, dari MUI dan Direktorat POM. Namun belakangan, BPOM telah menyerahkan sepenuhnya sertifikasi halal ini kepada Komisi Fatwa MUI. Berdasar fatwa MUI ini, BPOM akan memberi persetujuan pencantuman label halal bagi yang memperoleh sertifikat halal, atau memberi penolakan bagi yang tidak mengantongi sertifikat halal. Kerjasama itu jelas memberikan jaminan kehalalan bagi konsumen muslim dalam menggunakan produk yang dikonsumsinya.
Kerjasama Depkes dan LPPOM MUI sudah sampai pada taraf menjamin suatu produk halal dan thoyib. Sehingga dari segi agama aman dan dari segi kesehatan pun demikian. Bagi konsumen dan produsen, satu pintu sertifikasi halal ini memang menguntungkan. Setidaknya tidak banyak meja yang harus dilalui, sehingga menghemat biaya yang biasanya akan dibebankan kepada konsumen.
Amat dirasakan adanya ’semangat’ akan tuntutan sertifikasi halal di tengah-tengah konsumen, utamanya yang beragama Islam. Namun sejauh ini, belum ada angka pasti untuk mengukur tingkat kepedulian konsumen Muslim terhadap produk halal ini. Karena masih belum ada lembaga resmi yang mengadakan survei tentang hal ini.
Sebenarnya, yang berkepentingan terhadap sertifikat halal itu bukan hanya konsumen saja, tetapi juga produsen. Bagi masyarakat Indonesia yang tingkat intelektualitasnya semakin meningkat dan makin kritis, produk halal menjadi keharusan. Sertifikasi halal mau tidak mau menjadi salah satu prasyarat untuk memenangkan kompetisi pasar.
Hanya saja perlu dicatat, karena masyarakat awam melihat kehalalan hanya dari labelnya saja, maka harus ada lembaga yang menjamin bahwa produk bersertifikat halal itu benar-benar selalu halal. Artinya mestinya ada mekanisme pengawasan yang sangat ketat untuk mengawasi pasca pemberian sertifikat.
Tanpa pengawasan, maka label “halal” selanjutnya akan berkembang menuruti selera produsennya. Padahal ketentuan halal-haram adalah masalah krusial bagi konsumen.
Itu pe-er terpenting yang garus dikerjakan oleh LP POM -MUI, Termasuk memikirkan kemungkinan membuat laboratorium pengujian sendiri – yang selama ini masih nebeng pada Institut Pertanian Bogor (IPB). Bukan itu saja, ada pekerjaan rumah yang lain bagi LPPOM. Dari survei yang dilakukan lembaga itu di wilayah Jabotabek dan kota besar lainnya di Jawa, ditemukan tak kurang dari 69 produk yangmencantumkan label halal bukan atas rekomendasi baik Depkes maupun MUI. Produk tersebut sebagian besar adalah produk permen yang menggunakan gelatin. Jangan-jangan produk lainnya juga begitu……
Di sisi lain, ada juga perusahaan yang baru mendapat sertifikat halal untuk beberapa jenis produk langsung mengklaim semua produknya halal. Ada juga produk yang awalnya telah mendapat sertifikat halal MUI (masa berlakunya selama dua tahun) namun setelah habis tidak diperpanjang lagi. Sementara sertifikat halal itu juga tidak pernah dicabut lagi. Jika sistem produksi yang digunakan masih sama, barangkali bukan masalah. tapi jika lantas mengubah sistem, baik sebagian atau secara keseluruhan yang berpengaruh terhadap kehalaln produk, maka konsumenlah yang dirugikan. Informasi ini yang akan dijembatani oleh LPPOM MUI agar bisa sampai ke tangan konsumen melalui situs mereka www.halal-MUI.com, atau situs yang bekerja sama secara official dengan mereka, misalnya web.halalguide.info, serta media lainnya.
Akhirnya, bila Anda adalah produsen dari produk makanan/minuman yang jeli melihat kemauan pasar, segeralah urus sertifikasi halal produk Anda. Dijamin konsumen muslim yang berprinsip seperti keluarga Akun di atas akan jadi pelanggan setia Anda. Dan jumlah mereka di Indonesia ini sekitar 160 juta loh!
Nadia Felicia No need to be a makeup artist to be able to change the makeup ordinary becomes extraordinary. The key; want to try new colors. Wednesday, 21/10/2009 | 10:27 WIB
KOMPAS.com - The experienced makeup artist uses colors to create the illusion of a person's face, make a "canvas", is also changing something that "normal" to be extraordinary. Here are brief tips that will have a major impact on your appearance.
* Try to keep experimenting. Makeup is not a permanent tattoo. Do not be afraid to try new things, provided no damage to your skin. To change the color pale looks more fresh, use a spreader-shaped cheek cream, and applied with the fingers (Brigitte Reiss-Andersen, New York City)
* In order for makeup does not wear off, do the following; over dressed, take powder puff (pads to apply the powder), dip into the water, wring it out, and in damp conditions, tap-tap on the face. This will make your powder settled on the face (Laura Geller, New York City)
* To make an impression eyes look bigger, try the following trick: After applying mascara on the lashes, take a small comb used to straighten the eye brows, apply a little mascara on the feather shaft, then fill the gap between the growth of lashes with a comb it. The result will give effect to use false eyelashes (Laura Geller, New York City)
* To add color to your makeup, try to buy a matte lipstick with a light color, then mix with the occasional lipstick you already have. You can create new colors with the impression that you want, and add gloss to the impression cheerful during the day. So as not to seem too "menor", simply apply lipstick with a finger earlier (Organized dressing for Revlon, Gucci Westman, New York City)
* Want to make your nails look look neat and looked long? Try to apply nail color with not too close to the edge of the cuticle or nail. Just three times in the middle of the nail brush. Let the sides of the nail near the skin coloring teroles not. This way, you do not have to bother to clean traces of dye accidentally nails dirty skin. By doing this, your nails will also look longer (Elisa Ferri, New York City)
Tak perlu menjadi penata rias untuk bisa mengubah dandanan
biasa menjadi luar biasa. Kuncinya; mau berusaha mencoba warna baru.
Rabu, 21/10/2009 | 10:27 WIB
KOMPAS.com - Para penata rias sudah berpengalaman menggunakan warna-warna untuk menciptakan ilusi pada wajah seseorang, membuat “kanvas”, juga mengubah sesuatu yang “biasa” menjadi luar biasa. Berikut tip-tip singkat yang akan berdampak besar pada penampilan Anda.
* Usahakan untuk terus bereksperimen. Makeup bukanlah tato yang permanen. Jangan takut untuk mencoba hal-hal baru, asalkan tidak merusak kulit Anda. Untuk mengubah rona yang pucat terlihat lebih segar, gunakan pemulas pipi yang berbentuk krim, dan aplikasikan dengan jari (Brigitte Reiss-Andersen, New York City)
* Agar makeup tidak luntur, lakukan hal berikut; usai berdandan, ambil powder puff (bantalan untuk mengaplikasikan bedak), celupkan ke air, peras, lalu dalam keadaan lembap, tekan-tekan pada wajah. Ini akan membuat bedak Anda menetap pada wajah (Laura Geller, New York City)
* Untuk membuat kesan mata terlihat lebih besar, coba lakukan trik berikut: Setelah mengaplikasikan maskara pada bulu mata, ambil sisir kecil yang biasa digunakan untuk merapikan alis mata, oleskan sedikit pada bulu tangkai maskara, lalu isi jeda di antara tempat tumbuhnya bulu mata dengan sisir tersebut. Hasilnya akan memberikan efek seperti menggunakan bulu mata palsu (Laura Geller, New York City)
* Untuk menambah warna pada riasan Anda, coba beli lipstik matte dengan warna yang menyala, lalu campurkan sesekali dengan lipstik yang sudah Anda miliki. Anda bisa menciptakan warna-warna baru dengan kesan yang Anda mau, dan tambahkan gloss untuk kesan ceria di siang hari. Supaya tak terlihat terlalu “menor”, cukup aplikasikan lipstik tadi dengan jari (Penata rias untuk Revlon, Gucci Westman, New York City)
* Mau membuat tampilan kuku Anda terlihat rapi dan tampak panjang? Coba aplikasikan pewarna kuku dengan tidak terlalu dekat dengan kutikula atau pinggir kuku. Cukup tiga kali oles di tengah kuku. Biarkan sisi-sisi kuku yang dekat dengan kulit tidak teroles pewarna. Dengan begini, Anda tak perlu repot membersihkan bekas-bekas pewarna kuku yang tak sengaja mengotori kulit. Dengan melakukan ini, kuku Anda juga akan terlihat lebih panjang (Elisa Ferri, New York City)
I just saw the arrogant . That's why I write this article.
In everyday life we may be dealing with a lot of people proud. This is an example of arrogance. A freshman who had entered university I had met and told me that he was rebuked and lectured by a professor because he did not call the teacher to call the 'Professor' - because as a freshman he was not familiar with the professors teach. The 'Professor' to tell that a degree is very difficult.
How to deal with arrogant people? The best way to deal with arrogant people is to understand why he was arrogant. People who are always proud to think that they are right, they think that they are better than most ordinary people.
Causes of arrogance
Arrogance is a defense mechanism used by the subconscious mind (subconcious mind) to prevent people criticize us. If anyone has past experience has been hurt by someone else, he would be arrogant to prevent someone else hurt her. This arrogance will usually be successful as a shield because he will treat those who criticize are those who are not useful and should not be taken into account.
Pride is also caused because someone feels ignored. If a person feels he does not get attention and neglect, are not aware he would be proud to attract the attention of the people who did not notice it.
Arrogance is no more than a shield to cover the inner emptiness and a mechanism to cover up low self-esteem.
How to cope with the arrogant
Faced with arrogant people is easy. Treat them as if the they are not great or more than anyone else - think of them like most other people. Actually only arrogant people who ask for attention. So, if we do not notice it, he will gradually forget the 'greatness'.
Saya baru saja sebel melihat orang sombong. Oleh karena itulah tulisan ini saya tulis.
Dalam kehidupan sehari-hari kita mungkin banyak berhadapan dengan orang sombong. Ini contoh kesombongan. Seorang mahasiswa tingkat satu yang baru masuk Universitas pernah menjumpai saya dan menceritakan kepada saya bahwa dia dimarahi dan diceramahi oleh seorang dosen karena dia tidak memanggil dosen tersebut dengan panggilan ‘Profesor’ — karena sebagai mahasiswa baru dia masih belum kenal dengan dosen-dosen yang mengajarnya. Sang ‘Profesor’ sampai bercerita bahwa mendapatkan gelar itu sangatlah susah.
Bagaimana menghadapi orang sombong? Cara terbaik untuk berurusan dengan orang yang sombong adalah dengan memahami mengapa dia sombong. Orang yang sombong biasanya selalu berpikir bahwa mereka benar, mereka berpikir bahwa bahwa mereka lebih baik daripada kebanyakan orang biasa.
Penyebab kesombongan
Kesombongan adalah mekanisme pertahanan yang digunakan oleh pikiran bawah sadar (subconcious mind) untuk mencegah orang mengkritik kita. Jika seseorang memiliki pengalaman masa silam pernah disakiti oleh orang lain, dia akan menjadi sombong untuk mencegah orang lain menyakiti hatinya. Kesombongan ini biasanya akan berhasil sebagai perisai karena dia akan menganggap orang yang mengkritiknya adalah orang yang tidak berguna dan tidak perlu diperhitungkan.
Kesombongan juga diakibatkan karena seseorang merasa diabaikan. Jika seseorang tersebut merasa dirinya tidak mendapat perhatian dan diabaikan, secara tidak sadar dia akan menjadi sombong untuk menarik perhatian dari orang-orang yang tidak memperhatikannya.
Kesombongan juga tidak lebih dari sebuah perisai untuk menutupi kekosongan batin dan mekanisme untuk menutupi rasa rendah diri.
Cara mengatasi orang yang sombong
Berhadapan dengan orang yang sombong adalah mudah. Perlakukan mereka seolah-oleh mereka tidak hebat atau lebih dari orang lain — anggap mereka seperti orang kebanyakan yang lain. Sebenarnya orang yang sombong hanyalah orang yang meminta perhatian. Jadi, jika kita tidak memperhatikannya, lambat laun dia akan melupakan ‘kehebatannya’.
JAKARTA, KOMPAS.com - Still imprint on our memories of events of mass panic when thousands of people in Jakarta earthquake rocked Tasikmalaya (2 / 9) and.Especially those who were in the buildings of skyscrapers.
An earthquake measuring 7.3 on the Richter Scale, based in southwest Tasikmalaya made buildings sway in Jakarta, thousands of people suddenly struggling to escape crowded out of the building via the fire escape. The parents and the thousands of women rushed down the stairs. Can imagine a lot of energy being drained to make a pass. There are also a number of pregnant women who fainted and was rushed to hospital with stomach cramps.
. It turned out that once ran down the stairs outside the building when the earthquake was not the right action. Panic does not have to happen if we know the standard procedure escape when an earthquake happens.
The following practical standards such as the rescue quake released the Federal Emergency Management Agency (FEMA) a body which became part of the U.S. Regional Security Department (DHS) through their site.
Survive as safe as possible during the earthquake took place. Be aware that this is the beginning of the earthquake.Aftershocks greater may occur. Minimal movement only to a safe place near you and stay indoors until the shaking stops and you are sure out safely.
If in the room:
Immediately ducked to the floor.Take cover under a sturdy table and stay there until the earthquake shaking stops. If you are not near a table, protect the face and head with his arm as he crouched near the corner of the room.
Stay away from glass objects, windows, doors and outer walls and anything that could fall like a lamp or furniture items.
. If you're lying in bed, still survive. Protect your head with a pillow or if under a heavy light, quickly moved to the nearest safe point.
To stay inside until shaking stops and make sure that you are safe to exit. Research shows that most injuries occur when people inside buildings or dense panic to get out of the building.
When down the buildings do not use the elevator or escalator.
If the Outdoor:
Persist
Stay away from buildings, street lights, or any buildings or trees near you.
Remain outside until the shaking stops.A total of 120 casualties from the earthquake that occurred since the year 1933 proved, they died because of falling debris and the wall collapsed rubble.Ground movement during an earthquake is rarely the direct cause of death or injury.Most of the victims of the earthquake killed or injured due to collapsed walls crushed, broken glass, or other heavy object falling.
If you are driving:
Stop immediately and stay in the car. Avoid stopping near or under buildings, trees, overpasses, or electrical or cable installation.
Proceed with caution after the earthquake stopped.Avoid roads, bridges, ramps or areas that may have been damaged by the earthquake.
Jika terperangkap di bawah puing:If trapped under debris:
Do not light a fire.
Do not move or kick the dust. This can also create a worse crash.
Protect your mouth with a handkerchief or cloth shirt.
Gently press the wall so that rescuers can find you. Use a whistle if available.Shout only as a last option. Shouting can cause you danger of inhaling dust.
Action on the practical.Ask and discuss other measures to those who have followed the earthquake disaster rescue training.Please note, only a few companies in Indonesia which is based in tall buildings has trained its employees to act in case of special emergency earthquake.
Menyelamatkan Diri Lewat Tangga Darurat Bukan Tindakan Terbaik
Kamis, 3 September 2009 | 22:37 WIB
JAKARTA, KOMPAS.com - Masih membekas di ingatan kita peristiwa kepanikan massal ketika ribuan orang di Jakarta digoyang gempa Tasikmalaya (2/9) lalu. Terlebih mereka yang sedang berada di gedung-gedung pencakar langit.
Gempa berkekuatan 7,3 Skala Richter yang berpusat di barat daya Tasikmalaya membuat gedung-gedung di Jakarta bergoyang, ribuan orang seketika berjejal menyelamatkan diri berjuang turun dari gedung melalui tangga darurat.
Para orang tua dan wanita bergegas menuruni ribuan anak tangga. Bisa dibayangkan banyak tenaga yang terkuras hingga membuat pingsan. Ada pula sejumlah ibu hamil yang pingsan dan dilarikan ke rumah sakit karena kejang perut.
Ternyata lari seketika menuruni anak tangga menuju luar gedung saat gempa bukan tindakan tepat. Kepanikan tidak harus terjadi jika kita tahu prosedur standar penyelamatan diri saat terjadi gempa.
Berikut standar praktis penyelamatan gempa seperti dirilis Federal Emergency Management Agency (FEMA) sebuah badan yang menjadi bagian dari Departemen Keamanan Daerah AS (DHS) melalui situs mereka.
Bertahan seaman mungkin selama gempa berlangsung. Sadarilah bahwa ini adalah gempa permulaan. Gempa susulan yang lebih besar mungkin terjadi. Gerakan minimal hanya ke tempat yang aman di dekat Anda dan tetap tinggal di dalam ruangan hingga goncangan berhenti dan Anda yakin keluar dengan aman.
Jika di dalam ruangan:
Segera merunduk ke lantai. Berlindung ke bawah meja yang kokoh dan jangan keluar sampai goncangan gempa berhenti. Jika di dekat Anda tidak ada meja, lindungi wajah dan kepala dengan lengan sambil berjongkok di dekat sudut ruangan.
Jauhi benda kaca, jendela, pintu dan dinding luar dan apapun yang bisa jatuh seperti lampu atau benda-benda furnitur.
Jika sedang tiduran di kasur, tetaplah bertahan. Lindungi kepala Anda dengan bantal atau jika berada di bawah lampu yang berat, segera pindah ke sudut aman yang terdekat.
Tinggal di dalam sampai goncangan berhenti lalu yakinkan bahwa Anda aman untuk keluar. Penelitian menunjukkan bahwa kebanyakan luka-luka terjadi ketika orang-orang di dalam bangunan panik atau berjejal untuk segera keluar gedung.
Saat menuruni gedung jangan gunakan lift atau tangga berjalan.
Jika di Luar Rungan:
Tetap bertahan
Menjauhlah dari bangunan, lampu jalanan, atau apapun bangunan atau pohon yang ada di dekat Anda.
Tetap bertahan di luar sampai guncangan berhenti. Sebanyak 120 korban jiwa dari gempa yang terjadi sejak tahun 1933 membuktikan, mereka tewas karena tertimpa puing reruntuhan dan dinding runtuh. Gerakan tanah selama gempa jarang menjadi penyebab langsung kematian atau cedera. Sebagian besar korban gempa meninggal atau cedera karena tertimpa dinding runtuh, pecahan kaca, atau tertimpa benda berat lainnya.
Jika sedang berkendara:
Berhenti secepatnya dan tinggal di dalam mobil. Hindari berhenti di dekat atau di bawah bangunan, pohon, jalan layang, atau instalasi listrik atau kabel.
Lanjutkan dengan hati-hati setelah gempa berhenti. Hindari jalan, jembatan, atau areal landai yang mungkin telah rusak akibat gempa.
Jika terperangkap di bawah puing:
Jangan nyalakan api.
Jangan bergerak atau menendang debu. Tindakan ini juga bisa membuat runtuhan semakin parah.
Lindungi mulut anda dengan sapu tangan atau kain baju.
Tekan perlahan dinding sehingga penyelamat dapat menemukan Anda. Gunakan peluit jika tersedia. Berteriak hanya sebagai pilihan terakhir. Berteriak dapat mengakibatkan bahaya Anda menghirup debu.
Tindakan di atas bersifat praktis. Tanya dan diskusikanlah tindakan lainnya kepada orang yang pernah mengikuti pelatihan penyelamatan bencana gempa. Perlu diketahui, hanya sedikit perusahaan di Indonesia yang berkantor di gedung tinggi telah melatih karyawannya bertindak darurat khusus jika terjadi gempa bumi.