MANGATASI KETAKUTAN BALITA

22:50 Posted In , , Edit This
"BU, AKU TAKUT!"

Rasa takut mulai tumbuh subur di usia prasekolah. Kadang porsinya tampak berlebihan, lantas harus bagaimana?

Keberanian tanpa rasa takut adalah kebodohan. Ia ada dalam diri setiap orang sebagai rem pelindung. Lihat saja, anak batita sering kali berlaku nekat karena rasa takutnya masih minim. Barulah di atas usia 3 tahun, rasa takut tumbuh dengan sendirinya. Ada juga yang tumbuh subur karena rangsangan lingkungan. Jika tak terkendali, mungkin dapat menghambat aktivitas dan tumbuh kembangnya. Simaklah cara menetralisasinya agar tak sampai merugikan.

A. TAKUT YANG UMUM

1. TAKUT GELAP

Ini ketakutan khas prasekolah. Kalau lampu tiba-tiba padam, si kecil langsung menangis atau menahan napas saking tegangnya. "Aku kan tadi lagi nonton teve kok sekarang mataku enggak bisa lihat apa-apa ya?" Perubahan dari terang ke gelap seperti ini bagi si prasekolah merupakan kondisi ekstrem yang menakutkan.

CARA MENGATASI:

Menenangkan si kecil agar ia merasa aman dan nyaman merupakan langkah yang disarankan. Jelaskan padanya bahwa kondisi gelap tersebut hanya sementara. Ajak anak mengatasi gelap dengan mencari senter, lampu darurat, atau lilin. Cara itu disamping membuat anak tidak larut dalam ketakutan mencekam, juga membuatnya tahu, ada cara agar keadaan bisa terang kembali.

2. TAKUT HANTU

Wah, apalagi setelah ia nonton tayangan-tayangan mistis di teve, pasti deh ia jadi enggak berani ke kamar mandi sendiri, tidur pun minta ditemani. Ketakutan ini masih wajar karena imajinasi dan rasa ingin tahu anak usia ini sangat besar.

CARA MENGATASI:

- Carilah sumber ketakutan si kecil. Kalau nyalinya selalu menciut sehabis menyaksikan film horor, ya, minta ia menghentikan kebiasaannya nonton yang seram-seram.

- Yakinkan anak bahwa si jahat sudah pergi dengan menemani anak melihat tempat-tempat yang dikhawatirkannya sebagai tempat persembunyian monster atau hantu untuk memastikan bahwa tempat tersebut "aman".

- Lakukan pendekatan spiritual. Jelaskan rasa takut terhadap makhluk gaib dapat "diusir" dengan banyak berdoa kepada Tuhan sebelum tidur.

- Bantu anak menyelesaikan cerita tersebut dengan pesan moral bahwa pihak yang baik akan menang. Misalkan ia bercerita tentang binatang buas yang jahat, orangtua dapat mengusulkan adanya tokoh anak kecil pemberani yang berhasil menjinakkan binatang buas tersebut atas pertolongan Yang Maha Kuasa. Dengan demikian orang tua tidak menghambat daya imajinasi anak, tapi juga tidak mendorong anak menjadi penakut.

- Alihkan perhatian anak dari bayangan seram dengan membacakan cerita yang lebih netral sebelum tidur.

- Jika anak suka musik, perdengarkan musik instrumental yang lembut untuk mengiringi tidurnya sehingga ia tidak merasa sendirian.

3. TAKUT BENDA BESAR

Umpamanya, si kecil selalu menangis setiap melihat truk tronton. Ketakutan ini bisa disebabkan beberapa hal. Salah satunya anak belum pernah melihat kendaraan itu sebelumnya. Ia memang sering melihat mobil atau kendaraan roda empat lain, atau bahkan memiliki truk mainan di rumahnya, tapi tidak menyangka kalau ukuran realnya sangat besar. Itulah mengapa, ia akan terkaget-kaget dan ketakutan begitu ada kendaraan aneh dan besar itu.

CARA MENGATASI:

Biasanya lewat proses pengenalan dan pembiasaan, ketakutan anak berangsur-angsur akan menghilang. Hal pertama yang perlu dilakukan adalah menenangkan anak, umpamanya, dengan mendekapnya, lalu kenalkan objek besar tadi. "Tadi itu namanya truk tronton. Ukurannya besar karena bagian belakangnya harus bisa menampung barang-barang termasuk mainan Adek dalam jumlah banyak."

Dalam berbagai kesempatan, secara perlahan biasakan anak melihatnya, misal, mengajaknya jalan-jalan untuk melihat truk-truk besar itu. Setelah terbiasa, bukan tidak mungkin anak justru tergila-gila pada kendaraan besar itu.

4. TAKUT SUARA KERAS

Suara kereta api, klakson mobil, bahkan blender bisa menjadi sumber ketakutan anak sebab dia belum pernah mendengar suara keras tadi sebelumnya. Mungkin anak memang jarang keluar rumah dan kondisi lingkungan rumahnya sangat sepi. Atau bisa juga segala peralatan superbising itu tidak ada di rumahnya.

CARA MENGATASI:

Hampiri anak dan usap-usap pundaknya. "Kakak tadi takut sama suara keras dari klakson mobil, ya? Klakson berbunyi untuk memperingatkan Bunda agar tidak menyeberang dahulu karena mobil itu mau lewat." Setelah diberi penjelasan atau terbiasa, ketakutan anak akan menghilang dengan sendirinya.

PENGECUALIAN:

Takut pada suara petir adalah wajar. Jangankan balita, anak usia sekolah bahkan orang dewasa pun takut mendengarnya. Penjelasan orangtua tidak akan mampu menghilangkan ketakutan. Jadi, tetap tenangkan anak saat suara itu bergelegar.

WASPADAI JIKA.

Bila anak terlalu berlebihan merespons suara-suara keras. Penjelasan, pengenalan, dan pembiasaan orangtua terlihat tidak ada gunanya. Ketakutan itu terlihat menetap pada diri anak. Dia tetap lari terbirit-birit atau menjerit begitu suara yang sebenarnya tidak asing lagi didengarnya. Ada kemungkinan anak mengalami hipersensitif pada suara. Perlu terapi yang tepat untuk menghilangkannya.

5. TAKUT BADUT

Bagi sebagian anak sosok badut bukannya lucu tapi justru menakutkan. Pernah terjadi, badut yang beraksi saat pesta sekolah membuat beberapa anak TK ketakutan. Mereka berlari dan bersembunyi di kolong meja. Setelah ditelusuri, ternyata anak itu memang anak rumahan. Mereka hanya kenal 'makhluk-makhluk' di dalam rumah." Baginya, wajah badut tidak lucu lagi, tapi berganti menjadi wajah aneh. Posturnya yang besar dan gerak-geriknya kaku juga kerap membuat takut. Namun, dengan pengenalan dan pembiasaan anak tidak akan takut lagi.

Bagaimana cara pembiasaannya? Banyak badut "berkeliaran" di mal atau pesta-pesta ulang tahun, jadi sesekali ajak anak datang untuk melihat atraksinya. Terangkan di dalam kostum badut tersebut adalah manusia biasa seperti dia. Untuk meyakinkannya, tidak ada salahnya jika orangtua memperlihatkan saat pak badut sedang berdandan untuk menjalankan tugasnya.

HINDARI MENGANCAM

Hindari menakut-nakuti anak dengan sosok badut. Misal, "Kalau enggak mau makan nanti Adek diculik sama badut lo." Cara itu selain tidak menyelesaikan sulit makan, juga membuat anak menjadikan badut sebagai sosok mengerikan. Untuk mengatasi ketakutan ini pun perlu waktu lama.

B. TAKUT KARENA "FAKTOR BAWAAN"

Berikut ini ketakutan-ketakutan yang sudah muncul di usia batita tapi masih terjadi di usia prasekolah. Atau, ada ketakutan-ketakutan yang merupakan faktor bawaan, juga pengaruh lingkungan, diantaranya adalah:

1. TAKUT AIR

Biasanya karena trauma pernah tenggelam atau memang ia memiliki bawaan takut pada air. Ciri-cirinya penolakan anak pada objek air sangat kuat. Jangankan bersentuhan, melihat air saja sudah membuatnya menangis dan berteriak. Ketakutan ini yang biasanya muncul di usia batita ini umumnya sulit dihilangkan dalam waktu relatif singkat. Namun dengan penanganan yang tepat, dengan memberi penjelasan dan anak dibiasakan bersentuhan dengan air, ketakutan ini akan bisa diatasi.

CARA MENGATASI:

Jelaskan tentang air dan sifat-sifatnya. Sebagai awal, biarkan ia belajar menyentuh air. Setelah "akrab" ajak si kecil bermain-main hingga berani masuk ke dalam air. Mengajari anak berenang juga sangat bermanfaat karena selain dapat membuatnya makin terbiasa dengan air, si kecil pun dapat terampil meluncur di kolam tanpa perlu khawatir tenggelam.

2. TAKUT KETINGGIAN

Jika anak lain senang memanjat-manjat atau menaiki sesuatu, nah anak ini justru tidak berani meniti satu tangga pun. Mereka umumnya mengalami sensitivitas pada sensori maupun keseimbangannya. Karenanya, ada kemungkinan selain takut ketinggian anak ini juga mengalami hambatan dalam keterampilan motorik halusnya, misal, tidak bisa menulis dengan baik.

CARA MENGATASI:

Anak tidak hanya perlu penjelasan dan pembiasaan, tapi juga terapi yang tepat agar rasa takutnya bisa berkurang bahkan menghilang.

3. TAKUT BINATANG KECIL

Ada anak yang takut pada binatang-binatang kecil di rumah semacam semut, cecak, kucing, kecoa, dan lain-lain. Umumnya, ketakutan anak ini diturunkan orang terdekatnya, entah pengasuh maupun orangtuanya. Jadi, orangtua yang takut pada kecoa akan melahirkan anak yang takut pada serangga yang sama. Ingin bukti? Lihat saja bayi, apakah takut saat melihat kecoa untuk pertama kali, pasti tidak kan?

CARA MENGATASI:

Kalau ketakutan anak dikarenakan "ikut-ikutan" orangtua, maka orangtualah yang pertama harus dapat mengendalikan rasa takutnya. Setelah itu baru bisa mengatasi ketakutan anak. Jika tidak memungkinkan, cari sosok lain yang lebih berani. Ajarkan binatang kecil itu tidak berbahaya, tapi juga tidak layak untuk dijadikan mainan.

Ipoel, Uttiek. Ilustrator Pugoeh

Konsultan ahli:

Fitriani F. Syahrul, Psi., M.Si

dari Yayasan Pendidikan Insan Kami


SUMBER: WEB NAKITA



INDAH FASHION

ONLINE&OFFLINE SHOP
SALE MATERNITY/BIG SIZE& BREASTFEEDING CLOTHES/UNDERWEAR , BABY UNTIL 5 YEARS BRANDED (CUBITUS,ETC) CLOTHES,DRESS,WOMAN JEANS PANTS NEW&REASONABLE,BRANDED WOMAN&MAN WEB (LV,ETC), http://indahfashion.blogspot.com
e-mail:sweetye_indah@yahoo.com

Also visit, http://indahlifestyle-healthy.blogspot.com

http://indahmoney.blogspot.com

http://indaherbal.blogspot.com

http://indahcareer.blogspot.com

http://indahbrand.blogspot.com


Custom Search

PUT INDAH FASHION BANNER

FEED BURNER

growurl

GrowUrl.com - growing your website