Kecil-kecil, Kok Sudah Sakit Maag!
23:46 Posted In Gejala , Kecil-kecil , Kok Sudah Sakit Maag , pantangan , Pengobatan Edit This
Selasa, 27 Mei 2008 - 11:31 wib
BANYAK orangtua berpikir penyakit maag hanya bisa diderita oleh orang dewasa. Padahal, si kecil pun bisa terkena maag. Lantas, apa penyebabnya? Apakah gejala yang timbul sama seperti maag pada orang dewasa?
Pada dasarnya, menurut dr Budi Purnomo SpA, sakit maag pada anak-anak tidak terlalu berbeda dengan maag yang terjadi pada kebanyakan orang dewasa. Ia mengatakan, jika dilihat melalui mikroskop, usus itu bentuknya seperti rumput (jonjot). Nah, di dalam jonjot itu ada enzim, di mana kalau ada makanan akan ditampung dan diserap. "Pada anak tertentu produksi asam lambungnya juga meningkat. Nah, ini yang disebut semacam maag (gastritis), produksi gasnya meningkat. Yang kedua bisa disebut kembung. Ini pun produksi gasnya juga tinggi, " beber dokter yang berpraktek di RSAB Harapan Kita ini.
Kuman Sebabkan Maag
Ternyata, tak hanya pada orang dewasa, si kecil pun dapat menderita sakit maag. Hanya saja, proses terjadinya bisa berbeda-beda. Tidak semua sakit maag disebabkan kebiasaan makan yang tak teratur ataupun stres. Khususnya, di negara berkembang, sakit maag juga disebabkan adanya infeksi kuman helicobactererpylori.
Biasanya bakteri ini menular lewat makanan dan minuman. Tapi kepadatan suatu pemukiman juga bisa memengaruhi perkembangan bakteri tersebut. Menurut dr Muzal Kadim SpA(K), dari RS Cipto Mangunkusumo, masa terjangkit bakteri ini tergolong lama. Jadi bukan berarti begitu terkena bakteri akan langsung timbul gejala. Bisa juga kuman tersebut sudah masuk ke dalam tubuh sang anak tapi tidak pernah timbul gejala sama sekali. Tergantung daya tahan tubuh anak itu sendiri.
Di tempat terpisah, dr Budi yang juga berpraktek di RSIA Hermina Daan Mogot mengatakan, "Selain kuman, pada anak-anak yang tidak suka makan sayur, pertumbuhan jonjotnya juga tidak bagus. Akibatnya, makanan tidak bisa dicerna dengan baik."
BANYAK orangtua berpikir penyakit maag hanya bisa diderita oleh orang dewasa. Padahal, si kecil pun bisa terkena maag. Lantas, apa penyebabnya? Apakah gejala yang timbul sama seperti maag pada orang dewasa?
Pada dasarnya, menurut dr Budi Purnomo SpA, sakit maag pada anak-anak tidak terlalu berbeda dengan maag yang terjadi pada kebanyakan orang dewasa. Ia mengatakan, jika dilihat melalui mikroskop, usus itu bentuknya seperti rumput (jonjot). Nah, di dalam jonjot itu ada enzim, di mana kalau ada makanan akan ditampung dan diserap. "Pada anak tertentu produksi asam lambungnya juga meningkat. Nah, ini yang disebut semacam maag (gastritis), produksi gasnya meningkat. Yang kedua bisa disebut kembung. Ini pun produksi gasnya juga tinggi, " beber dokter yang berpraktek di RSAB Harapan Kita ini.
Kuman Sebabkan Maag
Ternyata, tak hanya pada orang dewasa, si kecil pun dapat menderita sakit maag. Hanya saja, proses terjadinya bisa berbeda-beda. Tidak semua sakit maag disebabkan kebiasaan makan yang tak teratur ataupun stres. Khususnya, di negara berkembang, sakit maag juga disebabkan adanya infeksi kuman helicobactererpylori.
Biasanya bakteri ini menular lewat makanan dan minuman. Tapi kepadatan suatu pemukiman juga bisa memengaruhi perkembangan bakteri tersebut. Menurut dr Muzal Kadim SpA(K), dari RS Cipto Mangunkusumo, masa terjangkit bakteri ini tergolong lama. Jadi bukan berarti begitu terkena bakteri akan langsung timbul gejala. Bisa juga kuman tersebut sudah masuk ke dalam tubuh sang anak tapi tidak pernah timbul gejala sama sekali. Tergantung daya tahan tubuh anak itu sendiri.
Di tempat terpisah, dr Budi yang juga berpraktek di RSIA Hermina Daan Mogot mengatakan, "Selain kuman, pada anak-anak yang tidak suka makan sayur, pertumbuhan jonjotnya juga tidak bagus. Akibatnya, makanan tidak bisa dicerna dengan baik."
Timbulnya Gejala
Gejala sakit maag pada anak hampir sama dengan sakit maag umumnya. Misalnya sakit sekitar ulu hati, kembung. Hanya anak yang sudah di atas lima tahun yang bisa mengutarakan rasa sakitnya. "Biasanya kalau anak yang di bawah lima tahun, yang dirasakan atau gejalanya, perutnya kembung, BAB tidak lancar, makan berkurang, sering kentut," papar dr Budi.
Tapi jangan salah, ujar dr Muzal, walaupun seorang anak menderita sakit perut, namun ketika diperiksa tidak akan ditemukan kelainan apa-apa. Inilah yang disebut sakit perut maag akibat problem psikis. Gejala seperti ini sering ditemukan pada anak-anak yang usianya lebih besar atau menginjak usia dewasa (5-15 tahun). Sedangkan untuk anak-anak yang usianya lebih kecil, biasanya para dokter melakukan endoskopi untuk memastikan ada atau tidaknya bakteri tersebut.
Kalau memang si kecil terjangkit bakteri tersebut, lanjut dr Muzal, akan ada gejala kliniknya, seperti sakit perut. Biasanya sakit perut tersebut terdapat pada ulu hati. Kadang disertai dengan muntah. Sakit perut itu tidak timbul mendadak, tapi berulang-ulang atau sakit perut kronik yang sudah berlangsung selama tiga bulan atau lebih. Bahkan pada malam hari pun si anak sering terbangun karena merasa sakit perut. Jadi kalau ada anak sakit perut sudah lebih dari tiga bulan, biasanya akan dikaitkan dengan terjadinya infeksi pada lambung. Selain itu, gejala lain yang mendukung adanya bakteri dalam tubuh anak tersebut adalah demam dan berat badan mereka tidak naik atau dalam bahasa kedokteran gagal tumbuh.
Pengobatan
Namun sekali lagi orangtua jangan khawatir berlebihan. Karena kuman sakit maag ini dapat diobati. Menurut dr Muzal, jika terjadi infeksi, biasanya dokter memberikan antibiotika dan obat yang harus diminum dua kali sehari, selama 1-2 minggu. Setelah pemberian obat selama kurun waktu tersebut, baru satu bulan kemudian anak tersebut harus dikontrol kembali oleh dokter.
Sedangkan kalau sakit maag yang diderita sudah sangat hebat dan ada pendarahan yang cukup banyak pada saluran pencernaan, biasanya akan dirawat di Rumah Sakit. Cara penanganannya pun harus diendoskopi lebih dulu. Setelah itu akan diberikan obat-obatan yang dapat mengurangi asam lambung.
Sedangkan untuk menghentikan pendarahan yang terjadi, pasien tersebut akan dipuasakan, sampai pendarahan tersebut berhenti. Biasanya satu sampai dua hari. Dan sebagai pengganti masuknya makanan, sang anak akan diimfus sebagai pengganti makanan. Dr Budi menambahkan, "Selain itu, perhatikan pula pola makannya, diatur, jangan lupa makan sayur dan jangan minum susu terlalu banyak."
Ia melanjutkan, jika produksi gasnya tinggi, maka akan diberi obat untuk mengeluarkan gasnya. Sedangkan kalau asamnya tinggi, akan diberi obat anti asamnya. Sedangkan pemberian antibiotika jarang dilakukan, kecuali ada infeksi.
Pantangan
Setelah diobati, bukan berarti maag si kecil tidak bisa kambuh. Tentunya semua ini ada pantangannya. "Misalnya makanan, si anak tidak boleh makan pedas, asam, banyak makan sayur dan buah. Mie instan jangan terlalu banyak, karena tidak bagus bagi anak-anak. Camilan yang banyak mengandung tepung pun harus dikurangi," wanti dr Budi.
Satu lagi yang harus diingat, tambah dr Muzal, saat merawat anak yang kena maag di rumah, cegah pemberian obat-obatan yang dapat merangsang bakteri tersebut. Seperti, obat penahan rasa sakit, karena itu akan mengganggu.
"Selain itu pemberian makanan yang bersifat asam seperti buah jeruk dan nenas. Minuman bersoda juga tidak diperbolehkan," akhir dr Muzal.
(Mom& Kiddie//tty)
sumber website lifestyle.okezone.com
Gejala sakit maag pada anak hampir sama dengan sakit maag umumnya. Misalnya sakit sekitar ulu hati, kembung. Hanya anak yang sudah di atas lima tahun yang bisa mengutarakan rasa sakitnya. "Biasanya kalau anak yang di bawah lima tahun, yang dirasakan atau gejalanya, perutnya kembung, BAB tidak lancar, makan berkurang, sering kentut," papar dr Budi.
Tapi jangan salah, ujar dr Muzal, walaupun seorang anak menderita sakit perut, namun ketika diperiksa tidak akan ditemukan kelainan apa-apa. Inilah yang disebut sakit perut maag akibat problem psikis. Gejala seperti ini sering ditemukan pada anak-anak yang usianya lebih besar atau menginjak usia dewasa (5-15 tahun). Sedangkan untuk anak-anak yang usianya lebih kecil, biasanya para dokter melakukan endoskopi untuk memastikan ada atau tidaknya bakteri tersebut.
Kalau memang si kecil terjangkit bakteri tersebut, lanjut dr Muzal, akan ada gejala kliniknya, seperti sakit perut. Biasanya sakit perut tersebut terdapat pada ulu hati. Kadang disertai dengan muntah. Sakit perut itu tidak timbul mendadak, tapi berulang-ulang atau sakit perut kronik yang sudah berlangsung selama tiga bulan atau lebih. Bahkan pada malam hari pun si anak sering terbangun karena merasa sakit perut. Jadi kalau ada anak sakit perut sudah lebih dari tiga bulan, biasanya akan dikaitkan dengan terjadinya infeksi pada lambung. Selain itu, gejala lain yang mendukung adanya bakteri dalam tubuh anak tersebut adalah demam dan berat badan mereka tidak naik atau dalam bahasa kedokteran gagal tumbuh.
Pengobatan
Namun sekali lagi orangtua jangan khawatir berlebihan. Karena kuman sakit maag ini dapat diobati. Menurut dr Muzal, jika terjadi infeksi, biasanya dokter memberikan antibiotika dan obat yang harus diminum dua kali sehari, selama 1-2 minggu. Setelah pemberian obat selama kurun waktu tersebut, baru satu bulan kemudian anak tersebut harus dikontrol kembali oleh dokter.
Sedangkan kalau sakit maag yang diderita sudah sangat hebat dan ada pendarahan yang cukup banyak pada saluran pencernaan, biasanya akan dirawat di Rumah Sakit. Cara penanganannya pun harus diendoskopi lebih dulu. Setelah itu akan diberikan obat-obatan yang dapat mengurangi asam lambung.
Sedangkan untuk menghentikan pendarahan yang terjadi, pasien tersebut akan dipuasakan, sampai pendarahan tersebut berhenti. Biasanya satu sampai dua hari. Dan sebagai pengganti masuknya makanan, sang anak akan diimfus sebagai pengganti makanan. Dr Budi menambahkan, "Selain itu, perhatikan pula pola makannya, diatur, jangan lupa makan sayur dan jangan minum susu terlalu banyak."
Ia melanjutkan, jika produksi gasnya tinggi, maka akan diberi obat untuk mengeluarkan gasnya. Sedangkan kalau asamnya tinggi, akan diberi obat anti asamnya. Sedangkan pemberian antibiotika jarang dilakukan, kecuali ada infeksi.
Pantangan
Setelah diobati, bukan berarti maag si kecil tidak bisa kambuh. Tentunya semua ini ada pantangannya. "Misalnya makanan, si anak tidak boleh makan pedas, asam, banyak makan sayur dan buah. Mie instan jangan terlalu banyak, karena tidak bagus bagi anak-anak. Camilan yang banyak mengandung tepung pun harus dikurangi," wanti dr Budi.
Satu lagi yang harus diingat, tambah dr Muzal, saat merawat anak yang kena maag di rumah, cegah pemberian obat-obatan yang dapat merangsang bakteri tersebut. Seperti, obat penahan rasa sakit, karena itu akan mengganggu.
"Selain itu pemberian makanan yang bersifat asam seperti buah jeruk dan nenas. Minuman bersoda juga tidak diperbolehkan," akhir dr Muzal.
(Mom& Kiddie//tty)
sumber website lifestyle.okezone.com
INDAH FASHION
SALE MATERNITY/BIG SIZE& BREASTFEEDING CLOTHES/UNDERWEAR , BABY UNTIL 5 YEARS BRANDED (CUBITUS,ETC) CLOTHES,DRESS,WOMAN JEANS PANTS NEW&REASONABLE,BRANDED WOMAN&MAN (LV,ETC), ORIFLAME
WEB , http://indahfashion.blogspot.com
e-mail:sweetye_indah@yahoo.com
Also visit, http://indahlifestyle-healthy.blogspot.com
http://indahmoney.blogspot.com
http://indaherbal.blogspot.com
http://indahcareer.blogspot.com
http://indahbrand.blogspot.com
Facebook : http://www.facebook.com/pages/Indahfashion-Shop/189310348521
Twitter, https://twitter.com/Indahfashion